Kesuksesan program vaksin rubella di sekolah menurut perspektif stakeholder: studi kasus implementasi program rubella di kabupaten Nias
Firman Firman(1*), Hermansyah Hermansyah(2)
(1) Universitas Ahmad Dahlan
(2) District Consultant MR SIA (supplementery immunization activities) KEMENKES-WHO
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Pemerintah merilis sekitar 60 ribuan kasus pada kelompok usia dibawah 15 tahun. Sehingga, salah satu fokus sasaran pemerintah dalam pelaksanaan program introduksi vaksin rubella adalah sekolah (PAUD, TK, SD hingga SMP/sederajat). Dalam program ini, sekolah merupakan pos pelayanan imunisasi yang dilaksanakan Puskesmas. Khusus di Kabupaten Nias, program vaksin di Sekolah masih berlangsung hingga saat ini dan telah ditetapkan sebagai daerah yang melebihi target cakupan imunisasi 95%. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi faktor kesuksesan program nasional ini berdasarkan pandangan dari stakeholder atau pelaku dilapangan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpukan melalui wawancara mendalam kepada beberapa informan seperti petugas kesehatan puskesmas, pihak sekolah. Pada kasus ini, informan kunci adalah konsultan program yang bertuga melakukan pendampingan dan monitoring program selama 6 bulan. Analisis data menggunakan content analysis untuk mengeksplorasi pikiran dan perspektif informan terhadap masalah. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang memiliki peran penting terhadap keberhasilan program imunisasi di sekolah. Faktor institusi, sekolah dan puskesmas memiliki koordinasi yang baik selama pelaksanaan program. Sebagai contoh, pada waktu introduksi vaksin di salah satu sekolah dasar bulan agustus hanya 5 yang berhasil dari 133 siswa, kemudian setelah petugas puskesmas melakukan kunjungan ulang, diproleh 127 siswa melakukan imunisasi. Kejadian seperti ini juga ditemukan di beberapa sekolah di Kabupaten Nias. Adapun faktor lain adalah figur seperti tenaga konsultan dan tenaga kesehatan yang memiliki wawasan/keahlian terkait program ini. Kehadiran figur sangat efektif memberikan pemahaman terhadap sekolah yang awalnya menolak melaksanakan program. Petugas puskesmas juga mengakui kehadiran konsultan saat di lapangan mendorong kepercayaan diri mereka ketika mengalami hambatan dengan pihak sekolah, karena kecenderungan sekolah dan masyarakat lebih percaya jika ada figur luar yang dilibatkan. Kesimpulan: Hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjamin keberhasilan dan kelanjutan program imunisasi rubella adalah koordinasi antara puskesmas dan sekolah, mulai dari sosialisasi hingga pelibatan sekolah, pelatihan guru dalam program ini.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
- KEMENKES, RI. (2017) Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (Mr). Jakarta.
- Pramitasari, D. A., & Puteri, I. R. P. (2017). Hubungan pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan Dalam Mengikuti Imunisasi Measles-Rubella (MR) Massal di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Nganglik II Kabupaten Sleman Yogyakarta. The shine cahaya dunia d-iii keperawatan, 2(2).
- Candrasari, A. (2018). Hubungan Pengetahuan Tentang Vaksin MR (Measles Rubella) dan Pendidikan Ibu Terhadap Minat Keikutsertaan Vaksinasi MR di Puskesmas Kartasura (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
- Yulianti, D., & Achadi, A. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Petugas terhadap SOP Imunisasi pada Penanganan Vaksin Campak. Kesmas: National Public Health Journal, 4(4), 180-185.
- Faccio, E., Iudici, A., Turco, F., Mazzucato, M., & Castelnuovo, G. (2017). What Works for Promoting Health at School: Improving Programs against the Substance Abuse. Frontiers in psychology, 8, 1743.
- Faccio, E., Costa, N., Losasso, C., Cappa, V., Mantovani, C., Cibin, V., et al. (2013). What programs work to promote health for children? Exploring beliefs on microorganisms and on food safety control behavior in primary schools. Food Control 33, 320–329. doi: 10.1016/j.foodcont.2013.03.005.
- Iudici, A. (2015). Health Promotion in School: Theory, Practice and Clinical Implications. New York: Nova.
- Lindley, M. C., Boyer-Chu, L., Fishbein, D. B., Kolasa, M., Middleman, A. B., Wilson, T., ... & Wooley, S. (2008). The role of schools in strengthening delivery of new adolescent vaccinations. Pediatrics, 121(Supplement 1), S46-S54.
- Gilmore, D., Robinson, E. T., Gilmour, W. H., & Urquhart, G. E. (1982). Effect of rubella vaccination programme in schools on rubella immunity in a general practice population. Br Med J (Clin Res Ed), 284(6316), 628-630.
- Paunio, M., Virtanen, M., Peltola, H., Cantell, K., Paunio, P., Valle, M., ... & Heinonen, O. P. (1991). Increase of vaccination coverage by mass media and individual approach: intensified measles, mumps, and rubella prevention program in Finland. American journal of epidemiology, 133(11), 1152-1160.
- Nicholl, S., Seale, H., Sheppeard, V., & Campbell-Lloyd, S. (2016). Measles prevention in adolescents: lessons learnt from implementing a high school catch-up vaccination programme in New South Wales, Australia, 2014–2015. Western Pacific surveillance and response journal: WPSAR, 7(3), 29.
- Oyo‐Ita, A., Wiysonge, C. S., Oringanje, C., Nwachukwu, C. E., Oduwole, O., & Meremikwu, M. M. (2016). Interventions for improving coverage of childhood immunisation in low‐and middle‐income countries. Cochrane Database of Systematic Reviews, (7).
- Eskola, J., Duclos, P., Schuster, M., & MacDonald, N. E. (2015). How to deal with vaccine hesitancy?. Vaccine, 33(34), 4215-4217.
- Jarrett, C., Wilson, R., O’Leary, M., Eckersberger, E., & Larson, H. J. (2015). Strategies for addressing vaccine hesitancy–A systematic review. Vaccine, 33(34), 4180-4190.
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.40636
Article Metrics
Abstract views : 3227 | views : 2043Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).