Makna profesi pustakawan: studi fenomenologi tentang profesi pustakawan lulusan diklat calon pustakawan tingkat ahli (CPTA)
Niar Eka Oktaviani(1), Andri Yanto(2*), Tine Silvana Rachmawati(3)
(1) Perpustakaan 400 Kota Cirebon
(2) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung
(3) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung
(*) Corresponding Author
Abstract
Introduction. Librarians build their librarianship concept based on self understanding of interpretation of the reality from their professional activities in the workplace. This research is very important as the study of a concept of librarian profession from CPTA is limited in Indonesia.
Data Collection Method. The research method used is qualitative with phenomenology approach. Five librarians participated in the IPDN Library.
Results and Discussions. The results show the three meanings of librarian were as a valuable profession, as a promising profession and as an information service provider. The self-concept found in this study has been seen from three aspects: psychological aspects include a sense of confusion, a sense of comfort, a sense of pride and professional. Further, the social aspects involve being underestimated, harmonious relationships, respecting each other, creating intense competition and having good relationship. Physical aspects include being clean and neat, smart, versatile, attractive as a modern librarian. The motivation to become a librarian is salary and other incomes, competition, and opportunity to improve.
Conclusions. The paper shows that librarians interpret themselves as a profession that has a value from the material perspective because it has benefits and allowances related to their work performance. Further research is needed to study a comparison between librarians formal education and librarians from CPTA related to their motivation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aristya, D. N. & Rahayu, A. (2018). Hubungan dukungan sosial dan konsep diri de ngan penyesuaian diri remaja kelas x SMA Angkasa I Jakarta. Ikraith-Humaniora, 2(2), 75-81.
Hasbiansyah, O. (2008). Pendekatan fenomenologi: Pengantar praktik penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. MediaTor (Jurnal Komunikasi), 9(1), 163-180.
Heriyanto, H., Yusup, P., & Rusmana, A. (2013). Makna dan penghayatan profesi pustakawan. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 1(2), 147-156.
Ikatan Pustakawan Indonesia. (2015). Kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia
ISIPII (2017). Organisasi perpustakaan dan kepustakawanan di Indonesia beraudiensi dengan DPR RI. Source: https://www.isipii.org/berita/organisasi-perpustakaan-dan-kepustakawanan-di-indonesia-beraudiensi-dengan-dpr-ri
Moleong, L. J. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustika, P. (2017). Profesionalisme pustakawan. Bulletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, 57(3), 27–35.
Nurtyasrini, S., & Hafiar, H. (2016). Pengalaman komunikasi pemulung tentang pemeliharaan kesehatan diri dan lingkungan di TPA BANTAR GEBANG. Jurnal Kajian Komunikasi, 4(2), 219-228.
Pradipta, C.V., & Fatmawati, E. (2012). Pengaruh konsep diri dalam komunikasi interpersonal pustakawan hubungannya terhadap kepuasan pemustaka di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Cirebon. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 1(1), 1-36.
Rakhmat, J. (2009). Psikologi komunikasi. Bandung: Rosda
Risparyanto, A. (2017). Pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kualitas layanan Republik Indonesia (2014). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Republik Indonesia (2007). Undang–Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Republik Indonesia (2014). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Republik Indonesia (2014). Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Republik Indonesia (2016). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 26 Tahun 2016 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Melalui Penyesuaian/Inpassing. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Republik Indonesia (2015). Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No. 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI
Risparyanto, A. (2017). Pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kualitas layanan pustakawan. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 13(1), 1-11.
Santi, T. (2014). Membangun citra pustakawan IAIN-SU Medan. Jurnal Iqra', 8(1). 75-80
Siregar, M. R. A. (2015). Kompetensi yang harus di miiliki seorang pustakawan (pengelola perpustaakaan). Jurnal Iqra’, 9(2), 211-222.
Universitas Warmadewa. (2016). Seputar Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional PNS. Retrieved from https://warmadewa.ac.id/index.php/baca-berita/202/Seputar-Jabatan-Struktural-dan-Jabatan-Fungsional-PNS.html
Sugiyono (2015). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sukirno. (2017). Strategi pustakawan sukses uji sertifikasi. Bulletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, 57(3), 1–9.
Surna, I. N. & Pandeirot, O. D. (2014). Psikologi pendidikan 1. Jakarta: Erlangga
Uno, H. B. (2008). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
DOI: https://doi.org/10.22146/bip.33434
Article Metrics
Abstract views : 5510 | views : 4565Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.