Evolusi Otak Primates
T. Jacob T. Jacob(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Otak adalah rekaman evolusi yang terbaik, karena is merupakan alat pengintegrasi dalam tubuh hewan. Dari bentuk luar otak bcberapa struktur dan ciri-ciri mempunyai makna evolusioner, yang akan kita ringkaskan sebagai berikut:
1. index prosencephalon. Ia memperlibatkan pertambahan yang tetap dan berangsur-angsur dari wauwau ke manusia, baik menurut isi maupun berat. Index tersebut menunjukkan derajat kernahiran tangan.
2. index diametricus. Makin bertambah dari wauwau ke Pan karena merosotnya rhinencephalon, pembesaran daerah parietal dan kelambatan dalam perkembangan lobus frontalis. Kurangnya kecenderungan untuk brakykefalisasi pada gorilla dan manusia disebabkan oleh pembesaran lobus frontalis yang menyolok.
3. sulci cerebri. Pola sulci semakin komplex dan jclas. Pada wauwau fissurasi yang terjelas terdapat di dacrah parietotemporal; pada mawas pola di daerah occipital dan frontal mulai bertambah rumit dan mencapai puncaknya pada manusia. Mulai dari mawas sulcus centralis lebih jelas dan sulcus lateralis cerebri lebih horizontal. Pada manusia sulcus ini hampir horizontal dan sulcus simiarum lenyap.
4. lobi cerebri. Cerebrum makin lama makin lebih kuadrilobuler bentuknya dan pembesaran lobus frontalis semakin menyolok.
5. pola konvolusi. Bertambah komplexitasnya karena bertambahnya sal-sal otak. Lobus frontalis mernpunyai pola terkaya pada manusia.
6. concavitas orbitalis dan segi interorbital. Yang disebut pertama semakin kurang nyata, disebabkan oleh pembesaran hemispherium cerebri. Pada gorilla berkurangnya nyata sekali. Demikian pula halnya dengan segi interorbital yang kurang nyata pada Pan dan lenyap selurubnya pada manusia.
7. concavitas cerebellaris dan pembesaran cerebellum. Concavitas cerebellaris, yang masih nyata pada Pongo dan Pan, mulai tak nyata pada gorilla dan hampir sama sekali lenyap pada manusia. Pada kera-kera anthropoid permukaan tentorial cerebellum mernperlihatkan kecenderungan untuk kehilangan cristanya dan vallecula menjadi lebih nyata, sedangkan verniis relatif menjadi Iebih kecil. Pada Homo sapiens permukaan tentorialnya. hampir datar, valleculanya makin dalam dan vermis inferiornya sangat tidak nyata.
8. truncus cerebri. Pyramis, pons dan pedunculi cerebri mengalami pembesaran yang menyolok, terutama karena differensiasi tangan. Clava dan cuneus rnemperlihatkan pembesaran yang berangsur-angsur dan hubungan yang berubah; clava mengecil dibandingkan dengan cuneus.
9. perkembangan indera. Kita saksikan mengccilnya rhinencephalon dan colliculi mesencephalon, serta pembesaran cortex cerebri, berturutturut akibat mundurnya indera pembau serta pemindahan funksi penglihatan dan pendengaran ke tingkat yang lebih tinggi.
1. index prosencephalon. Ia memperlibatkan pertambahan yang tetap dan berangsur-angsur dari wauwau ke manusia, baik menurut isi maupun berat. Index tersebut menunjukkan derajat kernahiran tangan.
2. index diametricus. Makin bertambah dari wauwau ke Pan karena merosotnya rhinencephalon, pembesaran daerah parietal dan kelambatan dalam perkembangan lobus frontalis. Kurangnya kecenderungan untuk brakykefalisasi pada gorilla dan manusia disebabkan oleh pembesaran lobus frontalis yang menyolok.
3. sulci cerebri. Pola sulci semakin komplex dan jclas. Pada wauwau fissurasi yang terjelas terdapat di dacrah parietotemporal; pada mawas pola di daerah occipital dan frontal mulai bertambah rumit dan mencapai puncaknya pada manusia. Mulai dari mawas sulcus centralis lebih jelas dan sulcus lateralis cerebri lebih horizontal. Pada manusia sulcus ini hampir horizontal dan sulcus simiarum lenyap.
4. lobi cerebri. Cerebrum makin lama makin lebih kuadrilobuler bentuknya dan pembesaran lobus frontalis semakin menyolok.
5. pola konvolusi. Bertambah komplexitasnya karena bertambahnya sal-sal otak. Lobus frontalis mernpunyai pola terkaya pada manusia.
6. concavitas orbitalis dan segi interorbital. Yang disebut pertama semakin kurang nyata, disebabkan oleh pembesaran hemispherium cerebri. Pada gorilla berkurangnya nyata sekali. Demikian pula halnya dengan segi interorbital yang kurang nyata pada Pan dan lenyap selurubnya pada manusia.
7. concavitas cerebellaris dan pembesaran cerebellum. Concavitas cerebellaris, yang masih nyata pada Pongo dan Pan, mulai tak nyata pada gorilla dan hampir sama sekali lenyap pada manusia. Pada kera-kera anthropoid permukaan tentorial cerebellum mernperlihatkan kecenderungan untuk kehilangan cristanya dan vallecula menjadi lebih nyata, sedangkan verniis relatif menjadi Iebih kecil. Pada Homo sapiens permukaan tentorialnya. hampir datar, valleculanya makin dalam dan vermis inferiornya sangat tidak nyata.
8. truncus cerebri. Pyramis, pons dan pedunculi cerebri mengalami pembesaran yang menyolok, terutama karena differensiasi tangan. Clava dan cuneus rnemperlihatkan pembesaran yang berangsur-angsur dan hubungan yang berubah; clava mengecil dibandingkan dengan cuneus.
9. perkembangan indera. Kita saksikan mengccilnya rhinencephalon dan colliculi mesencephalon, serta pembesaran cortex cerebri, berturutturut akibat mundurnya indera pembau serta pemindahan funksi penglihatan dan pendengaran ke tingkat yang lebih tinggi.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Article Metrics
Abstract views : 4233 | views : 2986Copyright (c) 2015 T. Jacob T. Jacob
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.