<div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display: none;"> </div><div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display: none;"> </div>

AKTIVITAS MIKROBA PADA BEBERAPA LAGUN ANAEROBIK PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN BABI (MICROBIAL ACTIVITY ALONG A SPECTRUM OF ANAEROBIC SWINE LAGOONS)

https://doi.org/10.22146/jml.18665

Cynthia Henny(1*), Melanie R. Mormille(2)

(1) Puslit Limnology-LIPI, Jl. Jakarta-Bogor Km. 46, Cibinong 16119
(2) Department of Biological Sciences, University of Missouri-Rolla, Rolla, MO
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

 

Laguna anaerobik pengolahan limbah peternakan babi bergantung pada keseimbangan pada aktivitas mikroba dari fermentasi sampai metanogenesis. Keseimbangan produksi dan konsumsi produk intermediate, seperti hidrogen dan asam lemak selama perombakan limbah organik kompleks, merupakan kunci utamaberfungsinya lagun anaerobik. Ketidakseimbangan aktivitas mikroba akan menyebabkan timbulnya bau yang berasal dari kelebihan produksi asam lemak dan asam lemak serta hidrogen sulfide yang dihasilkan dari aktivitas bakteri pereduksi sulfat. Pada penelitian ini aktivitas mikroba di beberapa lagun dari yang berfungsi baik sampai yang tidak berfungsi diteliti untuk mendeterminasi faktor0faktor yang mempengaruhi kinerja lagun anaerobic agar berfungsi baik. Konsentrasi hidrogen lebih rendah pada lagun dengan rasio metan/COD dan MPN bakteri penghasil metan yang tinggi, dibandingkan konsentrasi hidrogen pada lagun dengan rasio metan/COD yang rendah. Bakteri pereduksi sulfat cukup tinggi pada lagun yang menerima beban masukan yang mengandung sulfat yang tinggi. bakteri fototrofik ungu dapat mengkonsumsi hidrogen sulfide dan asam lemak. MPN bakteri fototrofik tinggi pada lagun dengan konduktivitas kandungan COD, sulfat, ammonia dan padatan yang rendah. Selain mengontrol bau, bakteri fototrofik pada lagun yang berfungsi baik juga meningkatkan kerja lagun. Kandungan sulfat, COD dan padatan merupakan faktor yang menyebabkan aktivitas bakteri sangat bervariasi di lagun anaerobik peternakan babi dan yng menentukan lagun berfungsi baik.

 

 

ABSTRACT

 

Anaerobic lagoons treating swine waste rely upon balanced microbial activity from fermentation to methanogenesis. A balance of production and consumption of intermediate products, such as hydrogen and volatile fatty acids (VFAs), during the degradation of complex organic wastes is crucial for proper functioning of anaerobic lagoons. If activity is not balanced, odors can result from VFAs and ammonia accumulation. Additional odors may be due to H2S produced by sulfate reducing bacteria (SRB). In this study, microbial activity was monitored in a spectrum of lagoons, ranging from well functioning to dysfunctioning, to determine what affects the functionality of these systems. Hydrogen concentrations were lower and achieved an apparent steady state earlier in lagoon microcosms with higher ratio methane/COD than those with lower ratio methane/COD as well as having higher MPN values of methanogens. Not surprising, SRB were more prevalent when sulfate input was higher, suggesting sulfate input contributes to odors. Phototropic purple bacteria can reduce odor by consuming H2S and VFA. phototropic bacteria MPNs were high in lagoons with low conductivity, concentrations of COD, sulfate, ammonia and solids. Phototropic bacteria in the functional lagoons may not only help in controlling offensive odors by consuming H2S but also in consuming excessive VFA thereby improving the lagoon’s performance. Sulfate, COD, and solids concentrations are factors that can cause high variability of the microbial activity in anaerobic swine lagoons and furthermore determine the lagoon’s functionality.

  




DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18665

Article Metrics

Abstract views : 4421 | views : 1706

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats