DAMPAK PENERAPAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR TERHADAP KELESTARIAN KESUBURAN TANAH DALAM MENUNJANG KELESTARIAN PENGELOLAAN HUTAN ALAM (The Impact of Selective Cutting and Strip Planting System Implementation Toward Sustainability of Soil)
Widiyatno Widiyatno(1*), Soekotjo Soekotjo(2), Hatma Suryatmojo(3), Haryono Supriyo(4), Susilo Purnomo(5), Jatmoko Jatmoko(6)
(1) Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta
(2) Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta
(3) Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta
(4) Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta
(5) Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta
(6) Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Tebang pilih merupakan salah satu sistem silvikultur yang dikembangkan untuk mengelola hutan hujan tropis di Indonesia. Sistem ini didasarkan pada limit diameter, jumlah tegakan tinggal untuk rotasi berikutnya dan keberhasilan permudaan alam maupaun penanaman pengkayaan. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik silvikultur intensif (SILIN) diintrodusir pada tahun 2005 untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas Logged Over Area (LOA) hujan hujan tropis dengan pola penanaman pengkayaan jalur. Pelaksanaan TPTJ dimungkinkan akan mempengaruhi stabilitas tanah karena tanah pada hutan hujan tropis sangat sensitif terhadap perubahan akibat pelaksanaan TPTJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi status kesuburan tanah LOA (1 dan 5 tahun setelah penanaman) pada hutan hujan tropis yang dikelola dengan sistem TPTJ dengan teknik SILIN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah pada lokasi penelitian bersifat sangat asam (pH H2O: 3.97-4.50 dan pH KCl: 3,57-4,07). Nilai pH tersebut mengindikasikan bahwa tingkat konsentrasi kandungan nutsisi Ca, Mg dan K dalam kategori rendah sebab tanah tersebut masuk dalam ordo Ultisols. Kandungan nutrisi pada areal 1 dan 5 tahun setelah penanaman tidak berbeda nyata pada uji T dengan taraf kepercayaan 5%. Pada umumnya, kandungan nutrisi orda Horizon A mempunyai nilai C-organik yang lebih tinggi dibandingkan lapisan di bawahnya karena keberadaan akumulasi dari bahan organik dan nilai ini mempunyai korelasi yang positif terhadap Kapasitas Tukar Kation (R2= 0.946) sehingga keberadaannya akan menyediakan unsur hara dalam mendukung pertumbuhan tanaman dipterocarps pada sistem penanaman jalur.
ABSTRACT
Selective cutting is one of the silviculture system developed to manage the tropical rain forest in Indonesia. This system is based on diameter limit, the number of trees left (residual stand) for the next harvesting and successfully regeneration natural of residual stand or enrichment planting. In 2005, selective cutting and strip planting with intensive sillviculture was being applied to rehabilitate and to improve the productivity of Logged Over Area (LOA) of tropical rain forest with enrichment planting in strip planting system. TPTJ system might stimulate the soil stability of tropical rain forest damaged because it was sensitive of changing. The objective of this research was to investigate the soil fertility status on LOA (1 and 5 years old after planting) of tropical rain forest in selective cutting and strip planting with intensive sillviculture. The result showed that soil at the reseach sites were very acid it was about pH H2O 3.97-4.50 and pH KCl 3,57-4,07. This pH values indicated that nutrient concentrations especially Ca, Mg and K were very low because the soil included on Ultisols. Nutrient concentration at 1 and 5 years old after planting of area was not significant in T test with 5% confident level. In general, nutrient concentrations in A, horizon was organic matter accumulation on the top soil would increase C-organic content and this value had positive correlation with cation exchangeable capacity (CEC) that value of correlation coefficient (R2) was 0.946, so it could provide nutrient to support growth of dipterocarps in the strip planting system.
Keywords
Full Text:
Artikel lengkap (PDF) (Bahasa Indonesia)References
Alkasuma. 1994. Beberapa Sifat Kimia Tanah Seri Sanggauledo (Anionic Acroperoc) Kalimantan Barat. Risalah Hasil Penelitian Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Pengembangan Sawah Irigasi di Kalimantan dan Sulawesi, Puslittanak. Deptan, pp. 43-55. Anonim. 2001. Inpres No. 5 tahun 2001: Tentang Pemberantasan Kayu Illegal (Illegal Logging) dan Peredaran Hasil Hutan Illegal di Kawasan Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Tanjung Puting, Jakarta. Buckman, H. dan Brady.N.C. 1982. The Nature and Properties of Soils, Soegiman (Terjemahan), PT Bharata Karya Aksara, Jakarta Departemen Kehutanan. 1997. SK Dirjen Pengusahaan hutan No. 220/KPTS/IV-BPH/ 1997 tentang Pedoman Pelaksanaan Hutan Tanaman Industri dengan Sistem Tebang dan Tanam Jalur, Departemen Kehutanan, Jakarta. Departemen Kehutanan. 1998. SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 625/KPTS-II/1998 tentang : Sistem Silvikultur Tebang Pilih dan Tanam Jalur (TPTJ) Dalam Pengelolaan Hutan Produksi Alam, Departemen Kehutanan, Jakarta. Departemen Kehutanan. 2005. SK Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan SK No: SK.226/VI-BPHA/2005 tentang: Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII), Departemen Kehutanan, Jakarta. Departemen Kehutanan. 2009a. Peraturan Menteri Kehutanan No: P. 11/Menhut-II/2009 tentang: Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi. Departemen Kehutanan, Jakarta Departemen Kehutanan. 2009b. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No: P.9/VI/BPHA/2009 tentang: Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi. Departemen Kehutanan, Jakarta FAO. 2007. Brief On National Forest Inventory (NFI) Indonesia. Forestry Department-Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome. Foth, H.D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hardiwinoto, S. dan Okimori, Y. 1996. Litter Production of Logged Over Forest in The Tropical Rain Forest of Jambi, Sumatera. Prosiding Ecological Approach for Productifity and Sustainability of Dipterocarps Forest, Fak. Kehutanan UGM dan KEEC-Kyoto. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah, PT Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Hidayat, A. 2002. Karakteristik dan Genesis Tanah Oxsisols dari Bahan Oerganik Induk Ultra Basik di Pelihari Kalimantan Selatan. Di dalam Sumber Daya Lahan, Prosiding Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat-Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Deptan. Kikuchi, J. 1996. The Growth and Mycorhiza Formation on Naturally Regeneration Dipterocarps Seedling In The Logged Over Forest in Jambi, Sumatra. Prosiding Ecological Approach for Productifity and Sustainability of Dipterocarps Forest, Fak. Kehutanan UGM dan KEEC-Kyoto. Munawar, A. 2005. Status Hara Tanah pada Tegakan Hutan Alam dengan Sistem Tebang Pilih Jalur. Prosiding Peningkatan Produktifitas Hutan, Fakultas Kehutanan UGM dan International Timber Trade Organization. Yogyakarta. Na’iem, M. dan E. Faridah, 2006. Model im Intensive Enrichment Plating (TPTII). In A.Rimbawanto (ed): Silviculture System Of Indonesia’s Dipterocarps Forest Management: A Lesson Learned, Faculty of Forestry GMU and International Tropical Timber Organization. Indonesia, pp. 25-36. Nussbaum, R. dan Hoe, A.L.. 1996. Rehabilitation of Degraded Sites In Logged-Over Forest Using Dipterocarps. Dalam: A. Schulte dan D. Schone (ed): Dipterocarpas Forets Ecocystem, Towards Sustainable Management. World Scientific Publishing, Singapura, pp.446-463. Nussbaum, R., J. Anderson dan T. Spencer. 1996. Planting Dipterocarps For Rehabilitation of Log Landings and Skid Trails in Sabah, Malaysia. Proceedings of The Fifth Round-Table Conference on Dipterocarps, Chiang Mai. Rahayu, Suraminto, Martani dan Supriyadi. 2005. Pengaruh pemberian Herbisida Paraquat, Pemupukan NPK dan Kapur Terhadap Pengembangan Porositas, Kandungan Abu di Tanah Gambut Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Nasional: Inovasi Teknologi Pengelolaan Lahan Rawa dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Banjarbari-Kalimantan Tengah. Soekotjo dan A. Subiakto. 2005. Petunjuk Teknis Dipterpcarpa. Fakultas Kehutanan UGM and International Tropical Timber Organization, Yogyakarta. Subardja. 2007. Karakteristik dan Pengelolaan Tanah Masam dari Batuan Vulkanik untuk Pengembangan Jagung di Sukabumi Jawa Barat, Jurnal Tanah dan Iklim, 25:59-68. Suharta. 2007. Sifat dan Karakteristik Tanah dari Batuan Sedimen Masam di Provinsi Kalimantan Barat Serta Implikasinya Terhadap Pengelolaan Lahan, Jurnal Tanah dan Iklim, 25:11-26. Supriyo, H. 1996. Chemical and Physical Characteristic of Major Factor Soils Under Dipterocarps Forest in PT Silva Gama, Jambi, Sumatera. Proceeding of Seminar Ecology and Reforestation of Dipterocarp Forest. Fak Kehutanan UGM dan Kansai Environmental Engineering Centre (KEEC), Yogyakarta,. Suryatmaja, H dan Widiyatno. 2009. Pengaruh Teknologi Silvikultur Intensif Terhadap Tata Air dan Keanekaragaman Hayati Pada Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII)/Laporan Penelitian Hibah Bersaing XVII, Fak Kehutanan UGM, Yogyakarta. Whitmore, T.C. 1993. An Introduction To Tropical Rain Forest. Oxford University Press, New York. Whitmore, T.H., dan C.P. Burnham. 1984. Tropical Rain Forest of The Far East. Clarendon Press, Oxford. Widodo, M.A., C.A.D. Kuncoro dan A. Bale. 2002. Carbon Stock in Several Land Uses In Tropical Region. Proceedings of Seminar Dipterocarp Resforestation. Fak Kehutanan UGM, Kansai Environmental Engineering Center Kansai dan Kanso-Japan. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18511
Article Metrics
Abstract views : 38545 | views : 12270Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats