Eksistensi Perempuan dalam Tari Masa Mangkunegera IX Bercermin pada Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Bedhaya Suryasumirat
Abstract
Mangkunegara IX mempunyai peran yang sangat besar pada kaum perempuan karena memberi ruang dalam berkesenian. Bedhaya Anglir Mendhung dan Bedhaya Suryasumirat menjadi tarian yang ditampilkan pada acara-acara sakral kerajaan yang diperankan oleh perempuan. Kedua tari tersebut menggambarkan pandangan hidup orang Jawa terhadap sikap ideal perempuan Jawa.
Pengambaran Perempuan Jawa harus mampu ditampilkan dalam karakter tari yang dibawakan. Kajian historis pada Bedhaya Anglir Mendhung dan Bedhaya Suryasumirat menunjukkan bahwa perempuan Jawa digambarkan bertutur kata halus, tenang, diam, tidak suka konflik, mementingkan harmoni, menjunjung tinggi nilai keluarga, mampu mengerti dan memahami orang lain, sopan, pengendalian diri, memegang peranan ekonomi, dan setia. Perempuan Jawa digambarkan sebagai perempuan yang tata dan semeleh.
Melalui tari yang telah diciptakan dan dibawakan tersebut perempuan Jawa mampu mengerahkan potensi dan kecerdasannya dalam mengekpresikan budaya Jawa yang sangat komplek melalui etika, religi dan rasa.
Copyright (c) 2020 Jurnal Wanita dan Keluarga
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.