Nyamplung (Callophylum inophyllum) mengandung minyak sebesar 40-73% dalam bijinya dan belakangan ini diakui sebagai sumber potensial untuk pembuatan biofuel. Proses perolehan minyak nabati dari biji nyamplung pada umumnya dilakukan menggunakan ekstraksi kimia dengan pelarut. Akan tetapi, metode ini cenderung berbiaya tinggi serta memiliki isu berkaitan dengan keselamatan proses dan dampak lingkungan berkaitan dengan penggunaan pelarut. Oleh karena itu, metode ekstraksi mekanis banyak dikembangkan sebagai alternatif metode ekstraksi minyak. Dalam penelitian ini, hasil perolehan minyak nyamplung melalui penekanan hidrolik dibandingkan dengan hasil dari ekstraksi Soxhlet. Ekstraksi Soxhlet dilakukan dengan pelarut n-heksana pada suhu 70 oC selama 5 jam. Sebelum proses ekstraksi, biji nyamplung mengalami perlakuan awal terlebih dahulu dengan cara digiling untuk mengurangi ukuran biji dan dipanaskan untuk mengurangi kadar air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa yield minyak dari ektraksi mekanik sebesar 58% sementara yield dari ekstraksi Soxhlet adalah 65%. Karakteristik minyak yang dihasilkan melalui kedua metode ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal nilai saponifikasi, nilai asam, dan nilai iodine. Analisis komposisi asam lemak dari kedua minyak yang dihasilkan menunjukkan bahwa minyak yang diperoleh dari ekstraksi kimia mengandung asam oleat dengan persentase yang lebih tinggi sementara minyak dari hasil ekstraksi mekanik memiliki persentase asam palmitat yang lebih tinggi.