Pelarutan emas dari konsentrat hasil roasting bijih emas tambang Lengkukai menggunakan reagen pelindi kalium tiosianat dengan penambahan ferric chloride sebagai oksidator telah diteliti. Partikel bijih emas dengan ukuran di bawah 53 µm di-roasting pada berbagai temperatur kemudian dipisahkan menggunakan pemisah magnetik basah dan akhirnya dilindi. Hasil analisis X-ray diffraction (XRD) menunjukkan adanya perubahan fase setelah roasting dengan munculnya fase-fase baru yaitu hematit, pirohitit dan almandin. Pelindian konsentrat emas hasil roasting dan pemisahan magnetik menunjukan emas berada pada konsentrat non magnet temperatur roasting 950 oC dengan pelarutan emas paling tinggi sebesar 0,95 mg/L, berbeda dengan konsentrat magnet yang sama sekali tidak ada. Percobaan dengan penambahan oksidator ion Fe3+ selama rentang 24 jam tidak memberikan efek yang signifikan terhadap pelarutan emas. Dari penelitian ini didapatkan konsentrasi emas tertinggi sebesar 2,29 mg/L pada 12 jam dengan konsentrasi FeCl3 0,1 M. Sedangkan penambahan konsentrasi reagen tiosianat, yang menunjukan hubungan linier terhadap pelarutan emas, menghasilkan konsentrasi besar hingga 2,25 mg/L selama 12 jam pada konsentrasi KSCN 0,3 M.