Analisa volumetri merupakan salah satu metode analisa kwantitatif, yang sangat penting penggunaannya dalam menentukan konsentrasi zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan analisa volumetri ini sangat ditentukan oleh adanya indikator yang tepat sehingga mampu menunjukkan titik akhir titrasi yang tepat. Kurkumin, zat warna yang terkandung dalam umbi tanaman kunyit (Curcuma domestica val.) ternyata mampu berfungsi sebagai indikator karena terjadinya perubahan warna dari kuning muda coklat menjadi coklat pada pH sekitar 4,5 – 9,9. Untuk mengambil kurkumin dari umbinya, dilakukan dengan cara ekstraksi. Hasil ekstraksi disebut oleoresin. Dalam hal ekstraksi oleoresin, peranan pelarut, lama ekstraksi, suhu ekstraksi, dan kehalusan partikel sangat penting. Pada pengambilan zat warna kurkumin, kunyit yang sudah dihaluskan dikenakan proses ekstraksi dengan variasi suhu operasi, lama ekstraksi, dan kehalusan serbuk kunyit. Solven yang digunakan adalah etanol. Hasil ekstraksi kemudian didistilasi dan ditimbang . Kurkumin yang diperoleh pada kondisi optimum diuji kadarnya menggunakan TLC Scanner. Pemanfaatan kurkumin sebagai indikator dalam analisa volumetri dilakukan dengan cara titrasi menggunakan beberapa sampel asam basa dan membandingkannya dengan titrasi menggunakan indikator pp dan mo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pengambilan kurkumin adalah pada suhu 70°C, ukuran partikel kunyit 100 mesh selama 120 menit menggunakan pelarut alcohol. Kurkumin yang dihasilkan memiliki kadar 5,158 mg/mL. Kurkumin yang akan digunakan sebagai indikator titik akhir pada analisa volumetri harus diencerkan terlebih dahulu menjadi 5% volume sebanyak 4 tetes.