Kopi wine adalah kopi hasil fermentasi yang memiliki rasa seduhan kopi yang khas menyerupai aroma dan rasa wine. Aroma dan rasa wine pada kopi wine dihasilkan oleh adanya perombakan senyawa pektin dan gula akibat metabolisme mikroorganisme selama proses fermentasi. Fermentasi biji kopi Arabika dilakukan dengan metode fermentasi basah, semi anarerob dalam reaktor sederhana menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) tapai singkong. dengan waktu fermentasi 54 jam. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu operasi terhadap perubahan kadar kafein , kadar etanol dan nilai pH biji kopi Arabika hasil fermentasi. Data hasil penelitian diolah menggunakan metode Anova Two-Factor Without Replications, dengan taraf signifikansi P < 5%. Penelitian ini menunjukkan bahwa suhu operasi berpengaruh signifikan terhadap kadar kafein dan etanol tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pH. Pengupasan berpengaruh signifikan terhadap kadar kafein, nilai pH, dan kadar etanol biji kopi Arabika hasil fermentasi. Biji kopi Arabika hasil fermentasi mengalami penurunan kadar kafein yaitu 86,4%, kenaikan kadar etanol 2,5 kali lebih tinggi dan kenaikan nilai pH dari 4,34 menjadi 5,33 pada suhu fermentasi 30°C. Fermentor skala pilot plant dibandingkan dengan fermentor skala lab memberikan pengaruh yang sama pada proses fermentasi kopi Arabika