https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jntt/issue/feedJurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT)2022-06-21T15:11:00+07:00Wakhidatik Nurfaidawakhidatik@ugm.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT) </strong> merupakan jurnal yang dikelola oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. JNTT <span class="JsGRdQ">menerbitkan artikel penelitian dalam aspek ilmu terapan, meliputi bidang agroindustri, veteriner, pengelolaan hutan, teknik sipil, teknik elektro, teknik geomatika, teknik elektro, penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. JNTT pertama kali terbit (Vol.1 no. 1) pada tahun 2017 (November). Jurnal Nasional Teknologi Terapan diakui sebagai jurnal ilmiah nasional yang saat ini tersedia dalam edisi cetak dengan <strong>ISSN 2613-9235 (print)</strong> dan dalam edisi online dengan <strong>ISSN 2615-5877 (online)</strong>. Karena Jurnal Nasional Teknologi Terapan tersedia secara online, penulis, peneliti, dan pembaca dapat dengan mudah mengakses hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Selain itu, pengiriman artikel penelitian ke Jurnal Nasional Teknologi Terapan <strong>hanya dapat dilakukan melalui sistem online (online submission)</strong>.</span></p>https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jntt/article/view/4691PERBANDINGAN PENGUKURAN TDT ORDE 4 MENGGUNAKAN GNSS METODE RTK NTRIP DAN RADIO2022-06-21T15:11:00+07:00Gani Mahendraganimahendra99@mail.ugm.ac.idHidayat Panuntunhidayat.panuntun@ugm.ac.id<p>RTK <em>(Real Time Kinematic)</em> merupakan salah satu metode pengukuran dengan menggunakan GNSS yang saat ini sering digunakan di Indonesia. Berdasarkan pengiriman koreksinya RTK dibagi menjadi dua yaitu RTK NTRIP dan Radio. RTK NTRIP memanfaatkan koneksi internet dalam pengiriman koreksinya. RTK Radio memanfaatkan gelombang radio dalam pengiriman koreksinya. Berdasarkan perbedaan tersebut RTK NTRIP dan Radio memiliki keunggulan dan kekurangan saat digunakan untuk pengukuran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui metode terbaik yang dapat digunakan untuk pengukuran di lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran pada TDT orde 4 di desa Banyuraden kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinat TDT orde 4 yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan metode RTK NTRIP dan Radio kemudian dibandingkan dan diuji apakah secara statistik perbedaan hasil antara kedua metode tersebut signifikan. Selain itu, standar deviasi hasil pengukuran dengan metode RTK NTRIP dan Radio digunakan untuk evaluasi pengukuran manakah yang memberikan presisi dan akurasi yang paling tinggi. Hasil standar deviasi menunjukkan bahwa metode RTK Radio memiliki tingkat presisi yang paling tinggi daripada metode RTK NTRIP. Selain melihat nilai standar deviasi, selisih antara buku tugu dan kedua metode menunjukkan bahwa hasil selisih RTK Radio yang mendekati nilai koordinat yang ada di buku tugu. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa RTK Radio baik digunakan pada daerah yang rapat seperti di desa Banyuraden, kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.</p>2022-05-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2022 Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT)https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jntt/article/view/4800PREDIKSI PERFORMANSI FLUIDA MAGNET-REOLOGI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION2022-06-21T15:10:54+07:00Irfan Bahiuddinjntt.sv@ugm.ac.idAhmad Nur Faizinjntt.sv@ugm.ac.idMetsen M A Hakikijntt.sv@ugm.ac.idAndhi Akhmad Ismailjntt.sv@ugm.ac.idFitrian Imaduddinjntt.sv@ugm.ac.idNadia Syifa Atikasarijntt.sv@ugm.ac.id<p>Fluida magnet-reologi (MR) adalah suatu material cerdas yang bisa dikontrol kekerasannya direpresentasikan oleh tegangan luluh dan viskositas yang bisa diubah. Kedua parameter tersebut diperoleh dengan membandingkan data eksperimen dengan persamaan Bingham plastik. Pemilihan data eksperimen yang tepat adalah kunci keakuratan prediksi tegangan luluh dan viskositas. Pemilihan data eksperimen umumnya dilakukan dengan metode coba-coba. Parameter yang diprediksi bisa mempunyai nilai yang berbeda meskipun materialnya sama. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang bisa memprediksi secara sistematik kedua parameter tersebut secara optimum. Penelitian ini mengusulkan suatu metode untuk memilih data secara otomatis dan menghasilkan prediksi. Metode yang digunakan adalah <em>particle swarm optimization</em> (PSO). Fungsi objektif untuk proses optimasi dikembangkan berdasarkan model biplastic Bingham. Set parameter yang diprediksi ada dua grup, yaitu grup untuk aplikasi kecepatan rendah dan tinggi. Setelah dievaluasi, parameter yang diprediksi menunjukkan kesesuaian yang baik ketika dibandingkan dengan eksperimen. Kemudian, parameter diterapkan di suatu katup ‘berliku-liku’ yang menerapkan fluida MR untuk menghitung performansi. Performansi sebagai fungsi tegangan luluh dan viskositas juga telah berhasil disimulasikan dengan baik.</p>2022-06-13T11:15:00+07:00Copyright (c) 2022 Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT)https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jntt/article/view/4801KAJIAN KUAT TEKAN DAN GESER INTERFACE PADA BETON SCC DENGAN PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN2022-06-21T15:10:50+07:00Edi Kurniadijntt.sv@ugm.ac.idAgus Kurniawanjntt.sv@ugm.ac.id<p>Teknologi bidang konstruksi terus berkembang. Beton <em>Self Compacting Concrete</em> (SCC) merupakan beton dengan kinerja tinggi yang mempunyai kemampuan mengalir dengan sendirinya, durabilitas baik, dan mempunyai kekuatan tinggi. Penggunaan beton SCC dapat menghemat tenaga kerja dan penggunaan alat pemadatan, namun jumlah semen yang digunakan lebih banyak daripada beton normal. Pada konsep bangunan hijau (<em>green building</em>) yang ramah lingkungan mensyaratkan bahwa pembangunan dalam bidang konstruksi menggunakan material-material yang ramah lingkungan. Penggunaan semen walaupun dalam beton digunakan sekitar 7%-15%, ternyata untuk menghasilkan semen digunakan energi yang cukup besar dan kurang ramah lingkungan. Penggunaan fly-ash merupakan cara untuk penerapan green building. Penelitian ini memanfaatkan fly ash sebagai bahan substitusi semen, substitusi ini akan mengurangi penggunaan semen yang akan mengakibatkan penurunan performa dari kekuatan beton SCC. Pada penelitian ini mengkaji kuat tekan dan geser <em>interface</em> pada beton Self Compacting Concrete (SCC) dengan pemanfaatan penggunaan fly ash yang akan di substitusikan dengan semen. Substitusi fly-ash tersebut sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan dengan menggunakan <em>chemical admixture type</em> F (sika viscocrete 1003). Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan benda uji berupa silinder beton ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm sesuai standar SNI sedang untuk pengujian kuat geser menggunakan benda uji kubus beton dengan ukuran 150 mm × 150 mm × 150 mm mengacu pada metode bi-surface shear test. Hasil workability beton SCC meliputi pengujian filling ability menggunakan slump flow test didapatkan nilai yang lebih besar dari persyaratan minimum 55 cm, pengujian <em>passing-ability</em> menggunakan L-Box test didapatkan nilai rasio h2/h1 yang lebih besar dari persyaratan minimum 0,8 dan viskositas/segregasi menggunakan V-funnel didapatkan nilai waktu kurang dari persyaratan maksimum 12 detik, dari ketiga pengujian tersebut maka beton tersebut termasuk dalam kriteria sebagai beton SCC. Kuat tekan beton SCC pada umur 7 hari 14 hari dan 28 hari menunjukkan dengan substitusi fly-ash sampai 20% ada peningkatan kuat tekan beton sampai 21 persen selanjutnya pada substitusi fly-ash 30% terjadi penurunan kuat tekan.</p>2022-06-13T13:31:18+07:00Copyright (c) 2022 Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT)https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jntt/article/view/4804DETEKSI KADAR SATURASI OKSIGEN DARAH (SpO2) DAN DETAK JANTUNG SECARA NON-INVASIF DENGAN SENSOR CHIP MAX301002022-06-21T15:08:05+07:00Kemalasarijntt.sv@ugm.ac.idMochammad Rochmadjntt.sv@ugm.ac.id<p>The level of oxygen saturation in the blood (SpO<sub>2</sub>) and heart rate is one of an importent variables to determine the health of the body. The purpose of this research is to design and implement a non-invasive tool to measure the level of SpO<sub>2</sub> and heart rate, so that the measurement of them becomes easier. To measure the level of SpO<sub>2</sub> and heart rate is used the MAX30100 chip sensor, which consists of infrared led, red led and photo diode, and that are integrated with arduino uno and PC. By attach the left index fingertip on the MAX30100 chip sensor, then the sensor will transmit infrared and red lights through the fingertips and the blood molecules will absorption the lights, while the photodioda will detect the absorption of light by the physical properties of the blood molecules, so the level of SpO<sub>2</sub> and heart rate per minute can be detected. Data connection between the MAX30100 chip sensor and Arduino nano is connected by I2C (Inter Integrated Circuit) which has a serial data path (SDL) and a serial clock path (SCL), and RS232 is used for connection to a PC. On the PC, the level of the SpO<sub>2</sub>, the value of heart rate and its signal will be displayed on the GUI so the results of measurement can be monitored and used to analyze body health. The test of tool was carried out on 20 people with range of age are 18 to 50 years by comparing the results of the tool that designed with an Elitech pulse oximeter tool, where the value of an average error of SpO<sub>2</sub> is 0.84 % and heart rate is 1.6 %.</p>2022-06-13T14:03:57+07:00Copyright (c) 2022 Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT)https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jntt/article/view/4805KASUS SCALY FACE PADA KAKATUA PUTIH (Cacatua alba) DI TAMAN KONSERVASI MADIUN UMBUL SQUARE2022-06-21T15:08:01+07:00Henny Endah Anggraenijntt.sv@ugm.ac.idMiftakhul Sulistianjntt.sv@ugm.ac.idWinantika Apriliajntt.sv@ugm.ac.id<p>Scaly face is an infestation by burrowing mites Knemidocoptes pilae. It is frequently encountered in birds, where the mite affects featherless tracts, most commonly the beak, and eyelids. Losses due to ectoparasite infestation in birds was decreased appetite, hair loss, hyperkeratosis, alopecia, itching and death. The purpose of writing a case study is provides information about the management of the scaly face in the white parrot (Cacatua alba) in the Madiun Umbul Square Conservation Park. East Java, Indonesia, on 20 July - 20 August 2020. Observations were directly, by assisting in handling and treatment in isolation cages. A white parrot weighs 600 grams, from Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) showed hair loss and keratosis around the eyes and. Handling bird placement in isolation cages, skin scraping examination, found Knemidocoptes pilae, treatment with 0.02 ml of 1% ivermectin and 0.1 ml of Vetadryl® subcutaneously 3 times on 30 July, 10 and 17 August 2020. The results of treatment show healing such as appetite increases, keratosis disappears, and fine hairs grow around the eyes.</p>2022-06-13T14:20:07+07:00Copyright (c) 2022 Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT)