Jurnal Inovasi Akademik https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jinovak <p><span style="font-weight: 400;"><strong>JINOVAK</strong> is a platform for disseminating creative ideas and research on the academic transformation carried out by teachers, lecturers, researchers, and practitioners. This journal publishes original research papers, review articles, and case studies on curriculum, learning and teaching methods, assessment and evaluation, educational theory, and policy.</span></p> Direktorat Kajian dan Inovasi Akademik - Universitas Gadjah Mada en-US Jurnal Inovasi Akademik Inovasi Blended Learning: Transformasi Pembelajaran Kardiologi melalui Essential Cardiology Course dan GAMA AR-CPR 2.0 https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jinovak/article/view/13091 <p><em>Blended learning</em> (BL) merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan antara daring dan luring. Metode ini mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi informatika yang pesat. Metode BL semakin meningkat sejak adanya pandemi COVID-19. Inovasi pengembangan modul berjudul <em>Essential Cardiology Course</em> (ECC) dan aplikasi Gadjah Mada <em>Augmented Reality</em> <em>Cardio-Pulmonary Resuscitation</em> (GAMA AR-CPR 2.0) bertujuan untuk memberikan kemudahan akses materi bidang kardiologi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam melakukan tatalaksana kelainan kardiologi. Modul ECC dan aplikasi GAMA AR-CPR 2.0 merupakan inovasi terbarukan yang dikembangkan oleh Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM. Kedua produk ini ditujukan terutama untuk PPDS, mahasiswa Sarjana kedokteran, keperawatan, profesi dokter, dokter umum. Modul ECC dikembangkan sejak tahun 2023. Modul ECC generasi pertama ini difokuskan pada pemeriksaan penunjang yang menopang diagnosis kelainan jantung, seperti pemeriksaan EKG dan ekokardiografi. ECC generasi pertama juga dilengkapi dengan topik pembahasan tentang aterosklerosis dan beberapa panduan terkini tentang kegawatdaruratan jantung. Sedangkan GAMA AR-CPR 2.0 pertama kali dikembangkan pada tahun 2022. Aplikasi ini membawa nilai keterbaruan yang substansial dengan merancang media <em>Augmented Reality</em> (AR) yang inovatif dan terbaru dalam sebuah aplikasi <em>mobile phone</em> yang memberikan peserta didik eksposur yang lebih luas terhadap kasus kegawatan kardiologi, sesuai dengan standar kompetensi, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam pengelolaan keadaan darurat di bidang kardiologi.</p> Vita Yanti Anggraeni Vina Yanti Susanti Prenali Dwisthi Sattwika Dhite Bayu Nugrono Andhika Widyaningsih Yosi Duwita Arinda Kelvin Wahana Anugrah Manurung Imam Manggalya Adhikara Copyright (c) 2024 Jurnal Inovasi Akademik 2024-06-30 2024-06-30 2 1 1 17 Pengaruh Pengetahuan Pharmapreneur dalam Meningkatkan Minat Kewirausahaan Mahasiswa Program Studi Farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jinovak/article/view/12748 <p>Tingkat pengetahuan dan minat kewirausahaan tidak lepas dari peran perguruan tinggi yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan dan kemampuan kewirausahaan kepada mahasiswa termasuk mahasiswa program studi farmasi. Mata Kuliah Pilihan (MKP) <em>Pharmapreneur</em> dapat memberikan pendidikan berupa pengetahuan dan praktek dalam dunia kewirausahaan di bidang kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengetahuan farmapreneur terhadap minat kewirausahaan mahasiswa program studi farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif menggunakan <em>post-test design </em>dengan metode <em>active and participatory learning. </em>Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji t, Uji F, dan Uji Koefisien Determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pengetahuan farmapreneur berpengaruh signifikan dalam menumbuhkan minat terhadap kewirausahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai &nbsp;5,707 &gt;&nbsp; 2,002 dengan nilai signifikan pada tabel sebesar 0,000. Serta berdasarkan hasil nilai koefisien determinasi diperoleh nilai (&nbsp;sebesar 0,360 atau 36% yang menunjukkan besarnya pengaruh pengetahuan terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Sehingga, MKP <em>Pharmapreneur</em> sangat penting diadakan di setiap perguruan tinggi untuk mahasiswa program studi farmasi.</p> Novia Maulina Fitriyani Imas Putri Amelia Mochammad Yazid Al Bustomi Copyright (c) 2024 Jurnal Inovasi Akademik 2024-06-30 2024-06-30 2 1 18 27 Korelasi Mata Kuliah Pengantar Pembangunan Wilayah terhadap Efektivitas Pelaksanaan KKL II Tahun 2023 https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jinovak/article/view/12744 <p><span style="font-weight: 400;">Kuliah Kerja Lapangan merupakan penerapan studi lanjutan dari mata kuliah pengantar yang dibuat untuk mengukur seberapa jauh pemahaman teori mahasiswa melalui adanya kuliah lapangan. Keduanya menjadi isu strategis untuk dikaji efektivitas melalui hubungannya, khususnya beberapa mata kuliah pengantar yang terkait. Pengembangan penelitian ini berangkat dari adanya tujuan untuk mengukur dan mendeskripsikan hubungan yang terjadi dari keberhasilan mata kuliah pengantar terhadap efektivitas pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan II. Melalui adanya pendekatan metode kuantitatif korelasi </span><em><span style="font-weight: 400;">spearman</span></em><span style="font-weight: 400;">, penelitian ini mampu mengukur seberapa jauh hubungan keduanya saling terbentuk dan dampaknya. Hasil kajian dari pengolahan data menunjukkan bahwa mata kuliah Geografi Regional Indonesia adalah satu-satunya mata kuliah pengantar yang memiliki hubungan signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II. Meskipun demikian, hubungan tersebut tidak linier dan menunjukkan kekuatan yang lemah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keterampilan mengajar dan substansi materi pada mata kuliah Geografi Regional Indonesia sehingga mata kuliah tersebut dapat diaplikasikan untuk kepentingan pelaksanaan KKL II secara optimal. Adapun mata kuliah yang lainnya, seperti Teori Pembangunan, Teori Keruangan, Ilmu Wilayah, Pengantar Perencanaan Pembangunan Wilayah, Teknik Analisis Regional, Studi Perkotaan, serta Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir perlu ditingkatkan dalam hal substansi atau diciptakan sebuah mata kuliah baru yang lebih dapat mengakomodasi keperluan pelaksanaan KKL di Departemen Geografi Pembangunan.</span></p> Noverienda Elsya Kirana Ridhwan Adnan Saputro Copyright (c) 2024 Jurnal Inovasi Akademik 2024-06-30 2024-06-30 2 1 28 42 Efektivitas e-Learning pada Pendidikan Tinggi Dengan Menggunakan Learning Management System (Moodle dan Google Classroom) https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jinovak/article/view/11719 <p>Dunia mengalami perubahan yang begitu pesat diakibatkan adanya virus COVID-19. Tidak hanya perubahan dalam dunia kesehatan saja tetapi hal ini berdampak pada dunia pendidikan. Virus COVID-19 yang mengharuskan kebiasaan baru yaitu menjaga jarak atau <em>social distancing</em>. Dimana hal ini mengakibatkan sekolah atau perguruan tinggi melakukan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh membutuhkan sebuah media yang membantu proses pembelajaran supaya tetap efektif salah satunya adalah <em>moodle</em> dan <em>google classroom</em>. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi faktor keberhasilan pada saat melakukan pembelajaran jarak jauh ketika menggunakan <em>Learning Management System</em> (LMS) berbasis <em>Moodle</em> dan <em>Google Classroom</em>. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu para mahasiswa, pendidikan dan juga pendidikan tinggi untuk mendapatkan dan melakukan pembelajaran yang efektif meskipun dilakukan secara jarak jauh. Penelitian ini menerapkan literature review dari beberapa sumber dan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini membuktikan bahwa <em>Moodle</em> dan <em>Google Classroom</em> memiliki peran penting dalam mensukseskan pembelajaran online (<em>e-learning</em>). Kualitas <em>e-learning</em> dikatakan baik jika ditunjang oleh infrastruktur pembelajaran yang berkualitas. <em>Moodle</em> dan <em>Google Classroom</em> sebagai LMS, dikatakan memberikan kesan positif dalam penggunaanya di perguruan tinggi dengan melihat hasil dari masing-masing kriteria efektivitasnya. Dari kriteria-kriteria yang diberikan, terdapat beberapa persamaan terkait kemudahaan dan kepuasaan penggunaan dimana mampu meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar. Selain itu, karena memiliki fitur tutupnya ruang tugas atau ujian untuk penilaian ketika sudah mencapai waktu yang ditentukan, akan menjadi salah satu standar yang membantu dosen dalam memberikan penilaian.</p> Melynda Martha Auliasari Affri Dian Pratama Copyright (c) 2024 Jurnal Inovasi Akademik 2024-06-30 2024-06-30 2 1 43 53 Implementing Programmatic Assessment in the Two-year clerkship of Medical Education Moving Toward Competency-based education: A Case and solution https://dev.journal.ugm.ac.id/v3/jinovak/article/view/12746 <p>Last October 2022, our medicine school was audited by external assessors of the National Accreditation Agency.&nbsp; According to the National Accreditation Agency's assessment, one area that needs improvement is the performance evaluation standard. The agency emphasized that the assessments in the clerkship program were still subjective. Based on the assessor’s report, we tried to reform our assessment in our clerkship program. <strong>Methods</strong>. One month after the assessors' report, our dean established a team consisting of the vice dean of academics and several staff members. The team searched for literature about programmatic assessment in clinical rotation or clerkship programs in Scopus or PubMed databases. The vice dean of academics performed the analyses and the solution. This analysis was presented in front of the dean and another team member. <strong>Results</strong>. There were seven points that we needed to establish in our design, which are implementing programmatic assessments that also cover high-stakes examinations, interacted courses, and prioritizing the being of students. <strong>Conclusion</strong>. Several items need to be prepared thoroughly to implement programmatic assessment. Digital technology and other infrastructure should be fulfilled to implement many assessments that support the programmatic assessment concept. However, those means are possible because the benefits outweigh the disadvantages.</p> feda makkiyah Copyright (c) 2024 Jurnal Inovasi Akademik 2024-06-30 2024-06-30 2 1 54 64