BERTAHAN PADA MASA RAWAN: INDUSTRI SUSU SAPI DI MALANG PADA MASA DEPRESI 1930-AN
Abstract
Abstract
The Great Depression 1930 caused a shock to the economy of the colonial Indonesia. Indonesian exports were hitting hard due to the downward trend in global prices and demand. Large plantations experienced a shrinking revenue and were forced to cut down on factors of production. However, apart from exports, which were the main source of colonial income, the country's small industries also struggled during the depression. The dairy industry, for example, relied solely on the regional demand of the people living nearby. In Malang, the Malaise crisis led to a massive drop in sales and milk surpluses. The issue is interesting to explore since research on the impact of the Malaise on regionally-based industries is lacking. The research is based on contemporaneous newspapers and archives. This resulted in a new arrangement of the dairy industry in Malang as a response to the 1930's economic depression.
Abstrak
Depresi Ekonomi 1930 menyebabkan guncangan pada perekonomian Indonesia masa kolonial. Ekspor Indonesia sangat terpukul karena tren harga dan permintaan global yang menurun. Perkebunan-perkebunan besar mengalami penyusutan pendapatan dan terpaksa mengurangi faktor-faktor produksi. Akan tetapi, terlepas dari ekspor yang menjadi sumber pendapatan utama kolonial, industri-industri kecil dalam negeri juga tidak kalah sulitnya dalam menghadapi masa depresi. Industri susu, misalnya, mereka hanya mengandalkan permintaan regional penduduk di sekitarnya. Di Malang, krisis Malaise menyebabkan penurunan penjualan dan surplus susu besar-besaran. Permasalahan tersebut menjadi menarik untuk dikaji karena penelitian mengenai dampak Malaise terhadap industri berbasis regional masih jarang ditemukan. Berdasarkan surat kabar dan arsip yang sezaman, penelitian ini menemukan adanya pengaturan baru dalam industri susu sapi di Malang sebagai respons atas Depresi ekonomi 1930-an.
References
De Indische Courant, 27 Maret 1926.
De Indische Courant, 9 Juni 1939.
De Indische Courant, 15 Oktober 1928.
De Indische Courant, 2 Desember 1932.
De Indische Courant, 4 Februari 1935.
De Indische Courant, 25 April 1935.
De Indische Courant, 13 Juni 1935.
De Indische Courant, 22 Januari 1937.
De Indische Courant, 25 Oktober 1938.
De Indische Courant, 4 November 1938.
Eerste lustrum van het klein landbouwbedrijf "Crisis", Bambangan, Lawang (1933-1938), 1938.
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 2 April 1918.
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 8 Desember 1931.
Soerabaijasch Handelsblad, 15 Desember 1933.
Soerabaijasch Handelsblad, 14 Juni 1935.
Soerabaijasch Handelsblad, 3 Mei 1935.
Soerabaijasch Handelsblad, 17 Mei 1935.
Soerabaijasch Handelsblad, 20 Mei 1935.
Survey Directorate Head Quarters ALFSEA. 1946. Malang. Diakses melalui https://digitalcollections.universiteitleiden.nl
Artikel, Buku, dan Skripsi
Amin, I. R .(2006). “Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Peternak Sapi Perah di Pangalengan (1969 – 1998)”. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Booth, A., O'Malley, W. J., Weidemann, A. (Eds.). (1988). Sejarah Ekonomi Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Bosma, U., Cordero, J. G., Knight, G. R. (eds.). (2007) “Sugarlandia Revisited: Sugar and Colonialism in Asia and the Americas, 1800 to 1940”. International Studies in Social History. Vol. 9.
Kartodirdjo, S. & Suryo, D. (1991). Sejarah Perkebunan di Indonesia: Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media.
Knight, G. R. (2013). Commodities and Colonialism: The Story of Big Sugar in Indonesia, 1800-1942. Leiden: Brill.
Kriswijanto, A. (1998). “Peternakan Sapi di Madura Tahun 1900-1937 Suatu Tinjauan Sosial Ekonomi”. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Padmo, S. (2004). Bunga Rampai Sejarah Sosial Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media.
Purnomo, P. ( 2001). “Perkembangan Peternakan Sapi Perah dan Serangan Wabah Anthrax di Boyolali”. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta.
Subandriyo & Adiarto. (2009). “Sejarah Perkembangan Peternakan Sapi Perah”, dalam Krishna Agung Santosa, Kusuma Diwyanto, Toto Toharmat (Eds.). Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Jakarta: LIPI Press.
Touwen, J. (2002) “Regional Inequalities in Indonesia in the Late Colonial Period”. Lembaran Sejarah. Vol. 3. No. 1, 102-123.
By publishing articles in the Histma, author(s) agree to transmit the publication right to Histma under the Creative Commons. Thus, you are allowed to access, copy, transform and redistribute the articles under any lawful purposes by giving proper credit to the original author(s) and Histma as well.
Histma uphold the rights to store, convert or reformat media, manage within its database, maintain and publish article without the consent of the author with full acknowledgement of author rights as copyright owner.
The article is published in print and electronic form. The electronic form is open access for the purpose of education and research.