Pemanfaatan Waduk Gadjah Mungkur di Wonogiri Tahun 1976-1992

  • Reynata Diva Vanessa Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada
Keywords: Kata Kunci: Wonogiri, Waduk, Pemanfaatan, Keywords: Wonogiri, Reservoir, Utilization

Abstract

Abstrak
Kabupaten Wonogiri adalah sebuah wilayah di Jawa Tengah yang memiliki jenis tanah kering dan pegunungan kapur yang sulit ditanami. Saat musim kemarau, wilayah ini sering mengalami kekeringan sedangkan saat musim hujan, air hujan meluap sehingga menyebabkan banjir tahunan di wilayah hulu sungai Bengawan Solo yaitu Surakarta dan Sragen. Dalam rangka Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), pemerintah mencanangkan pembangunan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri untuk membendung luapan Sungai Bengawan Solo. Pembangunan ini dimulai pada tahun 1976 dan mulai beroperasi pada 1981. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan memanfaatkan sumber sumber dari surat kabar, laporan pembangunan dan foto-foto bangunan waduk. Penelitian ini akan membahas pemanfaatan Waduk Gajah Mungkur sebagai sarana pengendalian banjir, sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) serta manfaatnya bagi perekonomian masyarakat Wonogiri dan sekitarnya. Sebagai sarana pengendalian banjir, Waduk Gajah Mungkur mengatasi permasalah banjir tahunan akibat luapan sungai Bengawan Solo. Sebagai sarana irigasi, waduk mampu mengairi persawahan meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan sebagai PLTA, waduk mampu menghasilkan listrik yang bisa mencukupi kebutuhan listrik masyarakat Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan memanfaatkan sumber sumber dari surat kabar, laporan pembangunan dan foto-foto bangunan waduk.

Abstract
Wonogiri district is a region in Central Java that has a type of dry land and limestone mountains that are difficult to cultivate. During the rainy season, the region often experiences droughts while during the rainy season, rainfall is overwhelming, causing annual flooding in the Bengawan Solo river region of Surakarta and Sragen. In the framework of the Five-Year Development Plan (Repelita), the government planned the construction of the Gajah Mungkur Dam in Wonogiri to cover the Bengawan Solo River. This construction began in 1976 and began operating in 1981. The research uses historical methods using sources from newspapers, construction reports and photos of reservoir buildings. The study will discuss the use of the Gajah Mungkur Reservoir as a means of flood control, irrigation and water power generation (PLTA) as well as its benefits to the economy of the Wonogiri community and its surroundings. As a means of flood control, Gajah Mungkur Reservoir addressed the annual flood problems caused by the flooding of the Bengawan Solo River. As an irrigation means, the reservoir was able to irrigate and increase agricultural yields. The research uses historical methods using sources from newspapers, construction reports and photos of reservoir buildings.

References

Surat Kabar
Harian Umum Suara Karya, 7 Oktober 1981.
Harian Umum Suara Karya,16 November 1981.
Harian Umum Suara Karya, 18 November 1981.
Laporan Pembangunan
Japan International Cooperation Agency (1975). Feasibility Report On The Wonogiri Multipurpose DAM Project. Ministry Of Public
Works and Electric Power.
JICA (2001). Basic Design Study Report On The Project For Urgent Countermeasures For Sedimentation In Wonogiri Multipurpose Dam Reservoir In The Republic Of Indonesia. December 2001.
Japan International Cooperation Agency Nippon Koei Co., Ltd. Tokyo.

Buku
Kasiro dkk (1995). Bendungan Besar di Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan. Jakarta: Yayasan
Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Kuntowijoyo (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Pemerintah Kabupaten Wonogiri (2002). Wonogiri dalam Angka. Wonogiri: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri.
Robert J. Kodoatie dkk (2002). Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta: Andi.
Rukiyati (2002). ‘Pengaruh Perbaikan Alur Sungai Bengawan Solo Hulu Terhadapa Genangan Banjir di Daerah Surakarta’, dalam Robert J. Kodoatie dkk. Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta : Andi, hlm 131-141.
Suprodjo Pusposutardjo (2001). Pengembangan Irigasi, Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Artikel Jurnal
Saputra, Candra Dedy (2016). “Migrasi (Bedol Desa) Masyarakat Wonogiri: Dampak Pembangunan Waduk Gajah Mungkur Tahun
1976-1990”. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta.
Febriani, Jeni Mega (2021). “Perkembangan Ekonomi di Kabupaten Wonogiri Tahun 1967-1985”. Jurnal Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Surabaya 11: 2.
Pradita, Dennys. (2023). Waduk Gajah Mungkur dalam Surat Kabar: Propaganda dan Wacana Keberhasilan Pemerintah Orde Baru. Al
Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities 4, 2:1-16.
Utami, Trilaksana (2015). “Pembangunan Waduk Gajah Mungkur Tahun 1976-1986”. Jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Negeri
Surabaya 3,1.

Skripsi dan Tesis
Ardiko, W. S. (2019) “Socio-Hydrology of Keduang Sub-basin in Central Java, Indonesia using case study approach”. Master Thesis. Delft: Delft
University Of Technology.
Ridha Taqobalallah (2009). “Banjir Bengawan Solo tahun 1966: Dampak dan Respons Masyarakat Kota Solo”. Skripsi. (Surakarta:
Universitas Sebelas Maret).
Wahyu, I.P. (2018). “Dinamika Kelompok Nelayan Waduk Gajah Mungkur: Kajian Sosial Ekonomi Kelompok Nelayan Mina Tirta dan Mina Rini Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri 1986-2015”. Skripsi. (Surakarta: Universitas Sebelas Maret).
Published
2024-06-14