Antara Ie dan Dadia: Perbandingan Nilai Budaya dalam Upacara Soushiki pada Masyarakat Jepang dan Upacara Ngaben pada Masyarakat Bali
Abstract
Penelitian ini membahas mengenai perbandingan pada upacara kematian soushiki yang dilakukan oleh masyarakat Jepang dan upacara ngaben yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rangkaian prosesi serta menjabarkan perbedaan dan persamaan dari kedua upacara tersebut, dilihat dari nilai budaya yang terkandung di dalamnya, yakni ie dan dadia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data yang diperoleh dari buku, jurnal, serta data kepustakaan yang menunjang penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upacara soushiki dan upacara ngaben masing-masing memiliki tiga rangkaian prosesi utama, meliputi persiapan upacara, pelaksanaan upacara, dan kegiatan setelah upacara. Selain itu, upacara soushiki dan ngaben memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat dari rangkaian prosesi serta sistem kekerabatan ie dan dadia yang melandasi berlangsungnya upacara soushiki dan ngaben. Pada intinya, peneliti menemukan tiga poin utama dalam perbandingan nilai budaya pada upacara soushiki dan ngaben. Pertama, pelaksanaan upacara soushiki dan ngaben memiliki kaitan yang erat dengan kepercayaan, yaitu Buddha pada upacara soushiki dan Hindu pada upacara ngaben. Kedua, pelaksanaan soushiki dan ngaben sebagai upacara kematian memiliki fungsi yang serupa, yakni mengembalikan arwah ke tempat asalnya. Ketiga, pelaksanaan upacara soushiki dan ngaben dilandasi oleh ie dan dadia sebagai suatu konsep yang menyangkut hubungan kekerabatan pada masyarakat, khususnya masyarakat Jepang dan Bali.
References
Arjawa, I. (2016). Ngaben di Krematorium. Tabanan: Pustaka Ekspresi.
Covarrubias, M. (1956). Island of Bali (7th ed.). New York: Alfred A. Knopf.
Davidson, C. (2006). 36 views of Mount Fuji. Duke University Press.
Geertz, H., & Geertz, C. (1975). Kinship in Bali. University of Chicago Press.
Geriya, I., Astika, K., Swarsi, S., & Abu, R. (1986). Sistem Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Bali. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Kaler, I. G. K. (1993). Ngaben: Mengapa Mayat Dibakar? (1st ed.). Denpasar: Yayasan Dharma Naradha.
Kim, H. (2012). The Purification Process of Death : Mortuary Rites in a Japanese Rural Town. Asian Ethnology, 71, 225-257.
Murakami, K.,. (2000). Changes in Japanese Urban Funeral Customs during the Twentieth Century. Japanese Journal of Religious Studies, 27(3/4), 335–352. http://www.jstor.org/stable/30233669
Pitana, I. (2020). Modernisasi dan Transformasi Kembali ke Tradisi: Fenomena Ngaben di Krematorium bagi Masyarakat Hindu di Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal Of Bali Studies), 10(2), 351–374. doi:10.24843/JKB.2020.v10.i02.p01
Sastrawan, I. K. (2017). Implementasi Dana Punia Menurut Ajaran Agama Hindu. Maha Widya Duta: Jurnal Penerangan Agama, Pariwisata Budaya, dan Ilmu Komunikasi, 1(1), 54-61.
Sosnoski, D. (2001). Introduction to Japanese culture. Rutland, Vt: Tuttle.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, H. (2017). The Transition of Japanese Funeral Ceremony: Cultural and Business Perspective (Doctor). Tohoku University.
Suzuki, H. (2000). The Price of Death: The Funeral Industry in Contemporary Japan. USA: Stanford University Press.
Swastika, I. (2007). Suputra dan Bhakti Kepada Leluhur. Kayumas Agung.
Tsuji, Y. (2006), Mortuary Rituals in Japan: The Hegemony of Tradition and the Motivations of Individuals. Ethos, 34: 391-431. https://doi.org/10.1525/eth.2006.34.3.391
Kouden wa?souba ya tsutsumi kata・Koudenfurono kakikata [gazoude kaisetsu]. Living in JAPAN. (2019). Retrieved 19 September 2022, from https://livinginjapan.net/ja/2019/05/00242-ja/
Copyright (c) 2023 East Asian Review
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors transfer and grant to East Asian Review the rights to the publication of their articles fully and simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License, which allows readers to share the works by acknowledging authorship and publication credits in this Journal.