ANOMALI SEPUTAR YURISPRUDENSI: SEBUAH TELAAH ARKEOLOGIS FOUCALDIAN

(ANOMALIES SURROUNDING JURISPRUDENCE: A FOUCAULDIAN ARCHAEOLOGICAL STUDY)

  • E. Fernando M. Manullang Universitas Indonesia
Keywords: jurisprudence, constant jurisprudence, formal source of law, factors in law-making, Foucaldian archeological approach

Abstract

Abstract

Jurisprudence is understood theoretically as a judicial decision. Several opinions show a consensus that jurisprudence constitutes one of the formal sources of law, which means that jurisprudence binds like a precedent. Nevertheless, this is not the case in judicial proceedings. As a formal source of law, jurisprudence was originally stated by E. Utrecht. Another consensus about constant jurisprudence was also allegedly explained originally by Utrecht. These two notions were put forward in his books, which became the first reference written in Indonesian. Meanwhile, a Dutch law scholar, L. J. van Apeldoorn, who became a resource person for legal education from the colonial era until the early of Indonesia's independence, stated that jurisprudence is only a factor that shapes the law in lieu of a formal source of law. This article reveals in the Foucauldian archaeological approach how anomaly arises from these notions whose impacts are still being felt at present.

 

Abstrak

Yurisprudensi dipahami sebagai produk peradilan. Beberapa pernyataan menunjukkan pendapat umum yang menyatakan yurisprudensi adalah salah satu sumber hukum formil. Ini artinya yurisprudensi mengikat bagaikan preseden. Sementara faktanya di peradilan tidak demikian. Jika ditelusuri sumber awalnya, ide yurisprudensi sebagai sumber hukum formil pertama-tama disampaikan oleh E. Utrecht. Di samping itu, ada pendapat umum juga tentang yurisprudensi tetap, yang diduga secara orisinal disampaikan juga pertama kali oleh Utrecht. Dua ide ini dituangkan oleh Utrecht dalam bukunya, dan menjadi referensi pertama yang ditulis dalam bahasa Indonesia di paruh kedua abad XX hingga sekarang. Sementara di lain sisi, sarjana hukum Belanda L. J. van Apeldoorn yang menjadi referensi awal pendidikan hukum di masa kolonial hingga Indonesia merdeka, malah mengatakan yurisprudensi hanyalah faktor-faktor yang membentuk hukum, bukan sumber hukum formil. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan secara arkeologis anomali ide yurisprudensi yang dampaknya masih berlangsung hingga kini. 

References

Adji, Oemar Seno. “Kasasi Perkara Pidana”, dalam Guru Pinandita: Sumbangsih untuk Prof. Djokosoetono, ed. Selo Soemardjan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Algra, N. E., K. van Duyvendink, J. C. T. Simorangkir & H. Boerhanoeddin Soetan Batoeah. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Binacipta, 1991.

Amos, Maurice Sheldon & Frederick Parker Walton. Introduction to French Law. Oxford: Clarendon Press, 1935.

Apeldoorn, L. J. van Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita, 1986. Ardhiwisastra, Yudha Bhakti. Penafsiran dan Konstruksi Hukum. Bandung: Alumni, 2000.

Asikin, Zainal. Pengantar Ilmu Hukum. Depok: Rajawali Press, 2018.

Asyadie, Zaeni & Arief Rahman. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016.

Az, Lukman Santoso & Yahyanto. Pengantar Ilmu Hukum: Sejarah, Pengertian, Konsep Hukum, Aliran Hukum dan Penafsiran Hukum. Malang: Setara Press, 2016.

Bakri, M. Pengantar Hukum Indonesia: Sistem Hukum Indonesia pada Era Reformasi. Malang: UB Press, 2013.

Ball, John. Indonesian Legal History. Sydney: Oughtershaw Press, Sydney, 1982. Bedner, Adriaan. “Indonesian Legal Scholarship and Jurisprudence as an Obstacle for Transplanting Legal Institutions.” Hague Journal on the Rule of Law 5 (2013): 253-273.

Duxbury, Neil. The Nature and Authority of Precedent. Cambridge: Cambridge University Press, 2008.

Fon, Vincy & Francesco Parisi, “Judicial Precedents in Civil Law Systems: A Dynamic Analysis”, International Review of Law and Economics 26, No.4 (2006): 519-535.

Gautama, Sudargo & Robert N. Hornick. An Introduction to Indonesian Law: Unity in Diversity. Bandung: Penerbit Alumni, 1983.

González, Rodrigo Camarena. “From jurisprudence constante to stare decisis: the migration of the doctrine of precedent to civil law constitutionalism,” Transnational Legal Theory 7, No. 2 (2016): 257-286.

Han Bing Siong. An Outline of Recent History of Indonesian Criminal Law. Jakarta: Springer-Science+Business Media NV, 1961.

Handoko, Duwi. Kriminalisasi dan Dekriminalisasi di Bidang Hak Cipta. Pekanbaru: Hawa dan Ahwa, 2015.

Hukum Positif mengenai Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia (Jilid II). Pekanbaru: Hawa dan Hawa, 2015.

Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, dan Putusan Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Henry, Robert L. “Jurisprudence Constante and Stare Decisis Contrasted,” American Bar Association Journal 15, No. 1 (January 1929): 11-13.

Is, Muhammad Sadi. Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta: Prenadamedia Group, 2015. Ishaq. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Jastan, Noorsyamsu. Pengantar Ilmu Hukum. Banjarmasin: STIH Sultan Adam, 2011.

Kamil, Ahmad & M. Fauzan. Kaidah-Kaidah Hukum Yurisprudensi. Jakarta: Prenada Media, 2005.

Komisi Yudisial Republik Indonesia. Kualitas Hakim dalam Putusan: Laporan Penelitian Putusan Hakim Tahun 2012. Jakarta: Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia, 2014.

Risalah Komisi Yudisial: Cikal Bakal, Pelembagaan, dan Dinamika Wewenang.

Jakarta: Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia, 2014.

Kuhn, Thomas S. The Structure of Scientific Revolution. Chicago: The University of Chicago Press, 1970.

Kusumaatmadja, Mochtar dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum: Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum. Bandung: Penerbit Alumni, 2000.

Lesafer, Randall. Legal History: A Cultural and Political Perspective. Cambridge: Cambridge University Press, 2009.

Lie Oen Hock. “Yurisprudensi sebagai Sumber Hukum”. Pidato Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat dari Universitas Indonesia, 1959.

Lotulung, Paulus Effendie. Peranan Yurisprudensi sebagai Sumber Hukum. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1997/1998.

Manullang, E. Fernando M. Legisme, Legalitas dan Kepastian Hukum. Jakarta: Prenadamedia, 2019.

Mas, Marwan. Pengantar Ilmu Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004. Mertokusumo, Sudikno & A. Pitlo. Bab-Bab tentang Penemuan Hukum. Jakarta: Citra Aditya Bakti, 1993.

Mertokusumo, Soedikno. Mengenal Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty, 1999.

Mousourakis, George. Roman Law and the Origins of the Civil Law Tradition. Switzerland: Springer, 2015.

Novkov, Julie. “Legal Archeology,” Political Research Quaterly 64, No. 2 (June 2011): 348-361.

Oey Pek Hong. “Peranan Kodifikasi, Jurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan dalam Perkembangan Hukum Perdata”. Pidato Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga, 1959.

Purba, Hasim & Muhammad Hadyan Yunhas Purba. Dasar-Dasar Pengetahuan Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2019.

Purbacaraka, Purnadi & Soerjono Soekanto. Perundang-Undangan dan Yurisprudensi. Bandung: Penerbit Alumni, 1986.

Pusat Penelitian & Pengembangan Hukum & Peradilan Mahkamah Agung. Kedudukan dan Relevansi Yurisprudensi untuk Mengurangi Disparitas Putusan Pengadilan. Jakarta: Puslitbang Mahkamah Agung, 2010.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001/PUU-IV/2006 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-IV/2006 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial dan Pengujian Undang-Undang Nomor Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman terhadap Undang-Undang Dasar 1945

Sanusi, Achmad. Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia. Bandung: Tarsito, 1984.

Scholten, Paul. Mr. C. Asser Penuntun dalam mempelajari Hukum Perdata Belanda: Bagian Umum, terj. Siti Soemarti Hartono. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 1992.

Struktur Ilmu Hukum, terj. B. Arief Sidharta. Bandung: Penerbit Alumni, 2003.

Shidarta, “In Search of Scholten’s Legacy: the meaning of the method of rechtsvinding for the current Indonesian legal discourse”, DPSP Annual I: Research, Volume 1 (2020): 197-237.

Sidharta, B. Arief. Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah Penelitian tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia. Bandung: Mandar Maju, 2009.

Siltala, Raimo. A Theory of Precedent: From Analytical Positivism to a Post- Analytical Philosophy of Law. Oxford: Hart Publishing, 2000.

Syaharani, Riduan. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999.

Tengker, F. Hukum Suatu Pendekatan Elementer. Bandung: Penerbit Nova, 1993. Troper, Michael & Christophe Grzegorczyk. “Precedent in France”, dalam Interpreting Precedents: A Comparative Study, diedit oleh D. Neil

MacCormick & Robert S. Summers. London: Routledge, 1997.

Utrecht, E. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I. tanpa tempat: tanpa penerbit, tahun.

Utrecht, E. & Moh. Saleh Djindang. Pengantar dalam Hukum Indonesia. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1989.

Warjiyati, Sri. Memahami Dasar Ilmu Hukum: Konsep Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Prenadamedia, 2018.

Wignjodipoero, Soerojo. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: CV Haji Masagung, 1989.

Wirdjajati, Erna. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Jalur, 2011.

Published
2024-12-28
How to Cite
Manullang, E. F. M. (2024). ANOMALI SEPUTAR YURISPRUDENSI: SEBUAH TELAAH ARKEOLOGIS FOUCALDIAN. Mimbar Hukum, 36(2). https://doi.org/10.22146/mh.v36i2.11994
Section
Articles