(1) RSUD Leuwilang, Bogor (2) RSUD Sekar wangi Sukabumi (3) Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung (*) Corresponding Author
Abstract
Replantasi merupakan perawatan pada gigi avulsi dan gigi yang mengalami kerusakan jaringan periodontal dengan penanaman kembali gigi yang telah dicabut sebelumnya. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menunjukkan proses replantasi yang disengaja pada gigi insisivus kedua yang mempunyai kerusakan jaringan periodontal, abses periodontal disertai kegoyangan gigi derajat 2 yang didahului dengan perawatan endodontik didalam mulut. Gigi yang akan direplantasi sebelumnya dilakukan perawatan endodontik. Gigi dilepas dari soket selanjutnya dilakukan kuretase pada soket dan pengeboran di soket gigi sesuai dengan panjang akar gigi dengan menggunakan bor implant lalu aplikasi bone graft pada soket serta aplikasi tetrasiklin HCl conditioner pada akar gigi selama 2 menit Setelah selesai prosedur persiapan soket gigi dimasukan kembali dan di splinting. Observasi dilakukan selama 3 bulan, hasilnya kegoyangan gigi hilang, jaringan periodontal sehat, tidak terbentuk poket, tidak ada rasa sakit serta terdapat gambaran aposisi tulang yang cukup padat hingga 1/3 akar serta tidak tampak gambaran radiolusen sepanjang permukaan akar. Kesimpulan yang diambil pada studi kasus ini adalah bahwa replantasi gigi yang disengaja dapat menjadi alternatif perawatan pada gigi dengan prognosis buruk akibat kerusakan periodontal.
Elgendy EA, Shoukheba MY, Abo-Shady T, El Fahl BN. Re-implantation of hopeless tooth due to periodontal disease by using implant surgical drilling: case report study. Tanta Dental Journal. 2013; 10(3): 112-115. 2. Hammarstrom L, Blomlof L, Lindskog S. Dynamics of dentoalveolar ankylosis and associated root resorption. Endod Dent Traumatol. 1989; 5: 163-75. 3. Kim S, Kratchman S. Modern endodontic surgery concepts and practice: a review. J Endod. 2006; 32(7): 601-23. 4. Messkaub M. Intentional replantation: a successful alternative for hopeless teeth. Oral Sur Oral Med Pathol. 1991; 71: 743-7.