Luh Ena Ariasmi Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Rendita D Yulfrian Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Cendrawasih A Farmasyanti
* Corresponding Author Departemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Kuswahyuning Kuswahyuning Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Luh Ena Ariasmi(1), Rendita D Yulfrian(2), Cendrawasih A Farmasyanti(3*), Kuswahyuning Kuswahyuning(4)
(1) Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2) Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (3) Departemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (4) Program Studi Ortodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (*) Corresponding Author
Abstract
Perawatan ortodonti pada pasien dengan kasus gigi impaksi sering ditemui. Namun kasus gigi impaksi disertai gigi yang transposisi memerlukan ketepatan rencana perawatan,karena mempengaruhi keberhasilan dalam memperbaiki malposisi yang terjadi. Pasien wanita berusia 29 tahun datang ke RSGM UGM Prof. Soedomo mengeluhkan adanya gigi yang terpendam dan gigi yang belum tumbuh sempurna, disertai rasa sakit. Pemeriksaan pasien menunjukan maloklusi Angle kelas I dengan hubungan skeletal kelas 1, terdapat gigi 13 yang impaksi disertai odontoma di antara gigi 11 dan 12 disertai dengan gigi 12 yang transposisi. Berdasarkan hasil radiografi didapatkan gambaran akar 12 dan 13 yang sejajar (tidak berhimpit), sehingga memungkinkan untuk mesialisasi gigi 12. Perawatan dimulai dengan melakukan pengambilan odontoma sekaligus eksposur gigi 13. Perawatan ortodontik dilakukan dengan teknik straight wire metode Roth slot 0.022”. Button dipasang pada gigi 12 dan 13 kemudian diligasi ke wire menggunakan ligature wire. Hasil perawatan saat ini menunjukan erupsi gigi 12 yang hampir sempurna. Perawatan dilanjutkan dengan mesialisasi gigi 12 dengan menggunakan close coil, setelah itu dilakukan penarikan pada gigi 13 agar menempati lengkung gigi. Kesimpulan studi kasus ini adalah manajemen yang tepat dapat memberikan hasil perawatan yang memuaskan.
1. Agarwal S, Yadav S, Shah NV, Valiathan A, Uribe F, Nanda R. Correction of bilateral impacted mandibular canines with a lip bumper for anchorage reinforcement. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2013;143:393–403.
2. Jacoby H. The etiology of maxillary canine impactions. Am J Orthod. 1983; 84(2): 125-132.
3. Bishara SE, Fehr DE, Jakobsen JR. A comparative study of the debonding strengths of different ceramic brackets, enamel conditioners and adhesive. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2005; 104: 170-9.
4. Gracio A, Maltoni I, Maltoni M, Zoli L. Eruption of a labially impacted canine using a closed-flap technique and orthodontic wire traction. JCO. 2012; 10: 625-627.
5. Mayerna R, Gracco A. Different diagnostic tools for the localization of impacted maxillary canines clinical considerations. Prog Orthod. 2007; 8: 28-44.
6. Manne R, Gandikota C, Juvvadi SR, Rama HRM, Anche S. Impacted canines: etiology, diagnosis, and orthodontic management. Jpharm Bioallied Sci. 2012; 234-8.
7. Shapira Y. Transposition of canines. J Am Dent Assoc. 1980; 100: 710–712.
8. Ngan P, Hornbrook R, Weaver B. Early timely management of ectopically erupting maxillary canines. Semn,Orthod. 2005; 11: 152-163.
9. Batra Puneet, Gupta Shwetha, Rajan Kumar, Duggal Ritu, Hari prakash. odontomes-diagnosis and treatment: a case report. J Pierre Fauchard Acad. 2003; 19: 73–76.