Perbedaan Kadar Calprotectin Sebelum Dan Sesudah Radioterapi Pada Pasien Karsinoma Nasofaring Akibat Infeksi Epstein-Barr Virus
Rurie Ratna Shantiningsih(1*), S. Suryono(2)
(1) Departemen Radiologi Dentomaksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(2) Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Epstein-Barr Virus (EBV) adalah anggota herpes virus berkaitan dengan etiologi karsinoma nasofaring (KNF). Pada pasien KNF jumlah monosit dalam sel darah tepi mengalami penurunan dan kebanyakan masih dalam bentuk immature sehingga menurunkan respon imun pasien serta meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit periodontal. Radioterapi merupakan salah satu metode terapi yang banyak digunakan untuk kasus KNF. Calprotectin diproduksi dalam sitoplasma sel monosit dan levelnya meningkat pada beberapa penyakit inflamasi, termasuk inflamasi jaringan periodontal, ditandai dengan peningkatan kadar calprotectin pada cairan sulkus gingiva (CSG). Tujuan: mengkaji perbedaan kadar calprotectin pada pasien KNF sebelum dan setelah dilakukan radioterapi, pada sel monosit, serum dan CSG. Metode Penelitian: sepuluh pasien KNF akibat infeksi EBV digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini. Lima orang sebagai sampel kelompok sebelum radioterapi dan 5 orang sebagai sampel kelompok sesudah radioterapi. Dari masing-masing pasien diambil sel monosit dan serum darah tepi serta CSG. Kadar calprotectin diukur menggunakan metode ELISA. Hasil: kadar calprotectin pada kelompok sampel sebelum radioterapi lebih rendah dibandingkan kelompok sam pel sesudah radioterapi dilihat melalui sel monosit dan serum darah tepi. Sementara dari CSG, kadar calprotectin kelompok sampel sebelum radioterapi nampak lebih tinggi dibanding kelompok sesudah radioterapi. Hasil analisis statistik Anova menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan: terdapat perbedaan kadar calprotectin pada sel monosit, serum darah tepi dan CSG pasien KNF antara sebelum dan sesudah radioterapi. Pada sel monosit dan serum darah tepi, terjadi penurunan kadar calprotectin, sementara pada CSG terjadi peningkatan kadar calprotectin antara sebelum dan sesudah radioterapi.
Keywords
EBV; KNF; radioterapi; calprotectin
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/majkedgiind.16451
Article Metrics
Abstract views : 1952 | views : 5188Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Kedokteran Gigi Indonesia