Deteksi Perubahan Luasan Mangrove Teluk Youtefa Kota Jayapura Menggunakan Citra Landsat Multitemporal
Baigo Hamuna(1*), Rosye H.R. Tanjung(2)
(1) Program Studi Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan FMIPA - Universitas Cenderawasih
(2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Cenderawasih
(*) Corresponding Author
Abstract
Kondisi mangrove di kawasan Teluk Youtefa, baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan luasan mangrove yang terjadi di kawasan Teluk Youtefa, Kota Jayapura dari tahun 1994 sampai tahun 2017 dengan menggunakan citra satelit Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI. Pengamatan kondisi mangrove di lapangan dilakukan dengan menggunakan GPS dan pengolahan citra menggunakan algoritma NDVI dengan klasifikasi supervised. Tumpang susun peta hasil interpretasi citra satelit untuk mengetahui sebaran dan perubahan luasan kawasan mangrove. Hasil penelitian menunjukan bahwa luasan mangrove pada tahun 1994 sebesar 392,45 ha dan luasan mangrove pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 233,12 ha. Perubahan luasan mangrove dalam kurun waktu 23 tahun sebesar 159,34 ha atau sebesar 40,59%. Perubahan kawasan mangrove pada umumnya disebabkan oleh faktor antropogenik seperti penebangan, perubahan fungsi kawasan mangrove menjadi jalan, jembatan, pemukiman dan perubahan secara alami.
ABSTRACT
The condition of mangrove in Youtefa Bay both qualitatively and quantitatively has decreased from year to year. This research was conducted to determine how much of the change occurring mangrove area in Youtefa Bay, Jayapura City from 1994 to 2017 by using Landsat 5 TM images and Landsat 8 OLI. Monitoring of mangrove condition in the field used GPS, and processing of images used NDVI algorithm with supervised classification. The map was overlaying satellite imagery interpretation to determine the distribution and changes of mangrove area. The result of research showed that the mangrove area in 1994 was about 392.45 hectares, mangrove area in 2017 have decreased becoming was 233.12 hectares. Changing of mangrove area for 23 years was about 159.34 hectares or 40.59%. Changes in mangrove were generally caused by anthropogenic factors such as logging, changes over the function of mangroves into the road, bridge, settlement, and change naturally.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Antoh, A. (2015). Peranan Hutan Mangrove Pada Ekosistem Pesisir yang Terabaikan (Kerusakan Hutan Mangrove di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Prov. Papua). Warta Konservasi Lahan Basah, 23(1), 12-13.
Arizona, M., Sunarto, & Tandjung, D. (2009). Kerusakan Ekosistem Mangrove Akibat Konversi Lahan Di Kampung Tobati dan Kampung Nafri, Jayapura. Majalah Geografi Indonesia, 23(3), 18-39.
Bandeira, S.O., Macamo, C.C.F., Kairo, J.G., Amade, F., Jiddawi, N. & Paula, J. (2009). Evaluation of
mangrove structure and condition in two trans-boundary areas in the western Indian ocean. Aquatic
Conservation: Mar. Freshw. Ecosyst., 19 (SPEC.ISS.), S46-S55.
Bengen, D.G. (2000). Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Institut Pertanian Bogor.
Bosire, J.O., Dahdouh-Guebas, F., Jayatissa, L.P., Koedam, N., Lo Seen, D. & Nitto, D. (2005). How Effective Were Mangroves As A Defense Against the Recent Tsunami? Current Biology, 15, 443-447.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua. (2007). Rencana Strategis Pengelolaan Mangrove Kota Jayapura. Jayapura: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua.
Faizal, A. & Amran, M.A. (2005). Model Transformasi Indeks Vegetasi yang Efektif Untuk Prediksi Kerapatan Mangrove Rhizophora mucronata. Prosiding PIT MAPIN XIV ITS, Surabaya, 14-15 September 2005.
Faturrohmah, S. & Marjuki, B. (2017). Identifikasi Dinamika Spasial Sumberdaya Mangrove di Wilayah Pesisir Kabupaten Demak Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia, 31(1), 56-64.
Ferreira, M.A., Andrade, F., Bandeira, S.O., Cardoso, P., Mendes, R.N. & Paula, J. (2009). Analysis of cover change (1995-2005) of Tanzania/Mozambique trans-boundary mangroves using landsat imagery. Aquatic
Conservation: Mar. Freshw. Ecosys., 19(S1), S38-S45.
Giri, C.P., Ochieng, E., Tieszen, L.L., Zhu, Z., Singh, A., Loveland, T. & Duke, N. (2011). Status and distribution of mangrove forests of the world using earth observation satellite data. Glob. Ecol. Biogeogr., 20(1), 154-159.
Green, E.P., Mumbay, P.J., Edwards, A.J. & Clark, C.D. (2000). Remote Sensing Hand Book for Tropical Coastal Management. UNESCO Publishing.
Hamuna, B., Sari, A.N. & Alianto. (2018). Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Ditinjau Dari Geomorfologi dan Elevasi Pesisir Kota dan Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(1), 1-14.
Handono, N., Tanjung, R.H.R. & Zebua, L.I. (2014). Struktur Vegetasi dan Nilai Ekonomi Hutan Mangrove Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua. Jurnal Biologi Papua, 6(1), 1-11.
Hidayah, Z. & Wiyanto, D.B. (2013). Analisa Temporal Perubahan Luas Hutan Mangrove di Kabupaten Sidoarjo dengan Memanfaatkan Data Citra Satelit. Jurnal Bumi Lestari, 13(2), 318-326.
Imburi, C.S., Danoedoro, P. & Murti, S.H. (2015). Pemetaan Hutan Mangrove Di Estuari Sungai Andai, Manokwari Papua Barat Berdasarkan Metode Density Slicing Berbasis Citra Alos AVNIR-2. Majalah Geografi Indonesia, 29(1), 19-30.
Jaya, I.N.S. (2002). Separabilitas Spektral Beberapa Jenis Pohon Menggunakan Citra Compact Airborne Spectrograph Imager (CASI): Studi Kasus di Kebun Raya Bogor. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 3 (2), 57-73.
Jhonnerie, R., Siregar, V.P., Nababan, B., Prasetyo, L.B. & Wouthuyzen, S. (2014). Deteksi Perubahan Tutupan Mangrove Menggunakan Citra Landsat Berdasarkan Klasifikasi Hibrida di Sungai Kembung, Pulau Bengkalis, Provinsi Riau. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 6(2), 491-506.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004, tentang Kriteria Baku Kerusakan Mangrove.
Mano, I. (2011). Wilayah Pesisir Jayapura Miliki SDA yang Potensial. (Online) http://dkp.papua.go.id/berita-129-9-wilayah-pesisir--jayapura-miliki-sda-yang-potensial.html [diakses 15 September 2017]
Paulangan, Y.P. (2014). Potensi Ekosistem Mangrove di Taman Wisata Teluk Youtefa Kota Jayapura Papua. Jurnal Kelautan, 6(1), 88-98.
Purwanto, A.D., Asriningrum, W., Winarso, G. & Parwati, E. (2014). Analisis Sebaran dan Kerapatan Mangrove Menggunakan Citra Landsat 8 di Segara Anakan, Cilacap. Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014, 232-241. Bogor, April 2014.
Rumada, I.W., Kesumadewi, A.A.I. & Suyarto, R. (2015). Interpretasi Citra Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan Mangrove Di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 4(3), 234-243.
Suwargana, N. (2010). Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi. Jurnal Penginderaan Jauh, 5, 64-74.
Urrego, L.E., Molina, E.C. & Suárez, J.A. (2014). Environmental and anthropogenic influences on the distribution, structure, and floristic composition of mangrove forests of the gulf of urabá (Colombian Caribbean). Aquat. Bot., 114, 42-49.
Valiela, I., Bowen, J.L. & York. J.K. (2001). Mangrove Forests: One of the World's Threatened Major Tropical Environments. BioScience, 51(10), 807-815.
Waas, H.J.D. & Nababan, B. (2010). Pemetaan dan Analisis Index Vegetasi Mangrove di Pulau Saparua, Maluku Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 2(1), 50-58.
Wulandari, D. & Samsu, F. (2013). Identifikasi Sebaran dan Tingkat Kesuburan Mangrove Melalui Pemantauan Indeks Vegetasi Dari Satelit Landsat 7.0 ETM+ Menggunakan Fuzzy Logic (Studi Kasus Pantai Pesisir Timur Surabaya/Pamurbaya). Jurnal Neutrino, 6(1), 60-67.
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.33755
Article Metrics
Abstract views : 7272 | views : 7093Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI