Pengembangan Sistem Informasi Bahaya Erupsi untuk Pengelolaan Kebencanaan di Lereng Selatan Gunungapi Merapi
Sriadi Setyowati(1*), Bambang Saeful Hadi(2), Arif Ashari(3)
(1) 
(2) Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta
(3) Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Penelitian ini bertujuan: (1) menyusun peta tingkat bahaya dan sebaran bahaya pasca erupsi 2010 berdasarkan basis data baru kondisi morfologi Lereng Selatan Gunungapi Merapi. (2) menyusun informasi spasial untuk pengurangan risiko bencana sesuai dengan informasi tingkat bahaya yang telah diperbaharui. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif survei. Pengambilan sampel secara purposif sampling pada setiap satuan medan. Analisis yang digunakan adalah analisis SIG, pengharkatan, dan analisis keruangan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat tiga kelas bahaya erupsi di lereng selatan Gunungapi Merapi yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat bahaya erupsi sedang meliputi 73% wilayah, sedangkan tingkat bahaya rendah dan tinggi meliputi 27% wilayah. Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya adalah jarak dari kepundan, jarak dari alur sungai utama, kemiringan lereng, dan relief. (2) terdapat empat jalur yang disarankan untuk digunakan dalam pengelolaan bencana dengan memperhatikan tingkat bahaya, penduduk, aksesibilitas, serta keberadaan fasilitas pendukung.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Bronto, S. 1994. Erupsi Gunungapi Bahaya dan Penanggulangannya. Makalah utama. Simposium Nasional Mitigasi Bencana Alam. Universitas Gadjah Mada 16-17 September 1994. Bronto, S. 2006. Fasies Gunungapi dan Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia 1 (2): 59-71. Dwi, S. 2010. Erupsi Merapi Semburkan 150 Juta Meter Kubik Material. Dalam www.suaramerdeka.com. Mulyaningsih, S., Sampurno, Zaim, Y. Puradimaja, D.J., dan Bronto, S. 2006. Dinamika Pengendapan Lahar Permukaan pada Alur-alur Lembah di Bagian Selatan Gunungapi Merapi, Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia 1 (3): 129-143. Pratomo, I. 2006. Klasifikasi Gunungapi Aktif Indonesia, Studi Kasus dari Beberapa Letusan Gunungapi dalam Sejarah. Jurnal Geologi Indonesia 1 (4): 209-227. Putra, T.Y.D., Aditya, T. dan de Vries, W. 2011. A Local Spatial Data Infrastructure to Support the Merapi Volcanic Risk Management: A Case Study at Sleman Regency, Indonesia. The Indonesian Journal of Geography 43 (1): 25-48. Santosa, L.W. dan Sutikno. 2006. Geomorphological Approach for Regional Zoning in the Merapi Volcanic Area. The Indonesian Journal of Geography 38 (1): 53-68. Sudibyakto. 1997. Manajemen Bencana Alam dengan Pendekatan Multidisiplin: Studi Kasus Bencana Gunung Merapi. Majalah Geografi Indonesia 12 (22): 31-41. Sudibyakto, 2000. SIPBI: A Geographic Information System for Disaster Management in Indonesia. The Indonesian Journal of Geography 30 (77-78): 59-66. Sunarto. 2011. Standard Operating Procedure (SOP) Mitigasi Bencana. Prosiding Semiloka Nasional Urgensi Pendidikan Mitigasi Bencana. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 11 dan 12 Mei 2011. Sunarto dan Rahayu, L. 2006. Fenomena Bencana Alam di Indonesia. Jurnal Kebencanaan Indonesia 1 (1): 1-5 Sutikno., Santosa, L.W., Kurniawan, A. dan Purwanto, T.H. 2007. “Kerajaan Merapi” Sumberdaya Alam dan Daya Dukungnya. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, LNRI Tahun 2007 Nomor 66, TLNRI Nomor 4723.
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.15922
Article Metrics
Abstract views : 3709 | views : 2859Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI