STUDI AKUIFER PADA BENTANGLAHAN KEPESISIRAN KABUPATEN KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Langgeng Wahyu Santosa(1*)
(1) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tipe dan karakteristik akuifer pada bentanglahan kepesisiran di Kabupaten Kulonprogo. Metode yang dipakai untuk mempelajari tipe dan karakteristik akuifer •dalam penelitian ini adalah penyusunan model hidrostratigrafi yang didasarkan pada hasil survei geolistrik dengan metode Schlumberger. Titik pengukuran ditentukan secara purposive sampling pada setiap satuan geomorfologi kepesisiran, meliputi: gumuk pasir, beting gisik, clan dataran fluviomarin. Penampang hidrostratigrafi disusun dengan cara merekonstruksi perlapisan batuan berdasarkan nilai resistivity semu material hasil pendugaan geolistrik. Rekonstruksi dilakukan untuk beberapa titik pendugaan secara memanjang pada setiap satuan geomorfologi yang ada, juga secara cross section yang melintasi variasi satuan geomorfologi kepesisiran yang ada di daerah penelitian. Sistem dan tipe akuifer dianalisis dengan mendasarkan pada model hidrostratigrafi yang telah disusun.
Vasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuifer di daerah penelitian terdiri atas akuifer bebas (unconfined aquifer) berupa lapisan pasir jenuh airtanah tawar, yang dibatasi oleh aquitard berupa lapisan lempung, napal dan pasir halus yang mengandung airtanah payau. Berdasarkan penampang hidrostratigrafinya, ternyata satuan geomorfologi gumuk pasir dan beting gisik merupakan suatu akuifer yang baik den potensial, tetapi bersfat setempat menyerupai kantong airtanah. Akuifer ini merupakan suatu sistem yang terpisah dari sistem akuifer dataran fluviomarin (bekas laguna) di bagian utaranya. Pada sistem akuifer gumuk pasir dan beting gisik, lapisan pasir mengandung airtanah tawar dijumpai hingga kedalaman ±40 meter dari permukaan tanah, dengan tahanan jenis antara 75 hingga 170 ohm-meter. Bagian bawahnya didasari oleh akuitard yang jenuh airtanah payau. Sementara pada satuan dataran fluviomarin bagian barat (di sebelah timur Sungai Serang), sistem akuifer didominasi oleh lapisan lempung, napal dan pasir halus yang jenuh airtanah payau dengan tahanan jenis antara 1.4 hingga 3.3 ohm-meter. Pada satuan dataran fluviomarin bagian timur (di sebelah barat Sungai Progo), lapisan atas tersusun oleh material pasir dengan sedikit lanau dan lempung jenuh airtanah tawar hingga kedalaman ±40 meter, dengan tahanan jenis 22 hingga 50 ohm-meter. Bagian bawahnya tersusun oleh lapisan lempung napal jenuh airtanah payau dengan tahanan jenis antara 2.1 hingga 4.2 ohm-meter.
Vasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuifer di daerah penelitian terdiri atas akuifer bebas (unconfined aquifer) berupa lapisan pasir jenuh airtanah tawar, yang dibatasi oleh aquitard berupa lapisan lempung, napal dan pasir halus yang mengandung airtanah payau. Berdasarkan penampang hidrostratigrafinya, ternyata satuan geomorfologi gumuk pasir dan beting gisik merupakan suatu akuifer yang baik den potensial, tetapi bersfat setempat menyerupai kantong airtanah. Akuifer ini merupakan suatu sistem yang terpisah dari sistem akuifer dataran fluviomarin (bekas laguna) di bagian utaranya. Pada sistem akuifer gumuk pasir dan beting gisik, lapisan pasir mengandung airtanah tawar dijumpai hingga kedalaman ±40 meter dari permukaan tanah, dengan tahanan jenis antara 75 hingga 170 ohm-meter. Bagian bawahnya didasari oleh akuitard yang jenuh airtanah payau. Sementara pada satuan dataran fluviomarin bagian barat (di sebelah timur Sungai Serang), sistem akuifer didominasi oleh lapisan lempung, napal dan pasir halus yang jenuh airtanah payau dengan tahanan jenis antara 1.4 hingga 3.3 ohm-meter. Pada satuan dataran fluviomarin bagian timur (di sebelah barat Sungai Progo), lapisan atas tersusun oleh material pasir dengan sedikit lanau dan lempung jenuh airtanah tawar hingga kedalaman ±40 meter, dengan tahanan jenis 22 hingga 50 ohm-meter. Bagian bawahnya tersusun oleh lapisan lempung napal jenuh airtanah payau dengan tahanan jenis antara 2.1 hingga 4.2 ohm-meter.
Keywords
akuifer; hidrostratigrafi; resistivity
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.13271
Article Metrics
Abstract views : 2673 | views : 4627Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI