Eksistensi Perempuan dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut
Rahmi Febriani(1), Sony Sukmawan(2*)
(1) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga
(2) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya
(*) Corresponding Author
Abstract
Artikel ini secara khusus menyoroti keterlibatan perempuan dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut dan bagaimana dirinya direpresentasikan dalam sosial media. Fenomena ini ditelisik dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman komprehensif tentang kehadiran perempuan di tengah-tengah dominasi budaya maskulin terutama dalam kesenian. Secara metodologis, penelitian etnografi dilakukan dengan pendekatan interdisipliner. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur dan observasi partisipatoris. Informan ditetapkan sejumlah lima orang perempuan pecinta Domba Garut dan dua orang laki-laki peternak Domba Garut. Informan ini dipilih melalui teknik snowball sampling. Adapun proses analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Seni Laga Ketangkasan Domba Garut ini didominasi oleh laki-laki, dewasa ini perempuan telah lebih berperan. Hal tersebut tertuang dalam sikap dan dedikasi para perempuan terhadap kesenian ini yang diwujudkan melalui partisipasi aktif perempuan, baik dalam hal perawatan maupun saat pamidangan. Selain itu, media sosial juga dimanfaatkan dengan baik untuk merepresentasikan identitas perempuan yang mendedikasikan diri untuk Seni Laga Ketangkasan Domba Garut. Semangat ini terus diperkuat untuk menunjukkan bahwa perempuan berhak dan layak terlibat secara setara dalam ruang berkesenian.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Astuti, F. (2003) Reformasi Perempuan dalam Seni Pertunjukan Minangkabau: Suatu Tinjauan Gender. Padang. Available at: http://repository.unp.ac.id/16945/1/fuji astuti-performansi perempuan.pdf.
Blackman, S. (2005) ‘Youth subcultural theory: A critical engagement with the concept, its origins and politics, from the Chicago school to postmodernism’, Journal of Youth Studies, 8(1), pp. 1–20. doi: 10.1080/13676260500063629.
Carrol, N. (2008) ‘On the Aesthetic Function of Art’, The Philosophical Quarterly, 58(223), pp. 732–740. doi: doi:10.1111/j.1467-9213.2008.526.x.
Choerunisa, K. and Dahliyana, A. (2016) ‘Internalisasi Nilai Kebudayaan Sunda Dalam Program Rebo Nyunda Di Kota Bandung’, Sosietas, 6(2). doi: 10.17509/sosietas.v6i2.4234.
Cullinan, N. (2020) ‘Subculture , Resistance , Violence and the Female Perspective’, IV(Iii), pp. 6–8.
Danandjaja, J. (1984) Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers.
Endraswara, S. (2010) Folklor Jawa: bentuk, macam, dan nilainya. Penaku.
Ernawati, Y. (2021) ‘Perubahan Makna Kata Bahasa Indonesia di Media Sosial’, Silistik, 1(1), pp. 29–39.
Fitriya, S. (2021) ‘Fungsi Penyajian Kesenian Jaran Kencak pada Masyarakat di Kabupaten Probolinggo’, 1(April), pp. 38–45. doi: 10.34007/jipsi.v1i1.35.
Fujimori, A. et al. (2013) ‘Study on influence of internal working models and gender differences on addiction of social network sites in Japanese university students’, Psychology, 6(14). doi: https:// doi.org/10.4236/psych.2015.614179.
Gordon, E. E. (2016) ‘Female Candidates, Sociopolitical Subculture, and State Attorney General Elections’, Justice System Journal, 37(1), pp. 63–71. doi: 10.1080/0098261X.2015.1024580.
Hidayatuloh, R., Darmawan, W. and Dwiatmini, S. (2020) ‘Seni Laga Ketangkasan Domba Garut Dalam Perspektif Struktural Fungsional Di Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut’, Jurnal Budaya Etnika, 3(2), pp. 115–150. Available at: https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/etnika/article/view/1120.
Husnaini, R. and Soraya, D. (2019) ‘Dampak Pernikahan Usia Dini (Analisis Feminis Pada Pernikahan Anak Perempuan Di Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut)’, JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, 4(1), pp. 63–77. Available at: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/view/9347.
Imam, S. (2019) ‘Cara Milenial Lestarikan Seni Adu Domba Garut’, gentrapriangan.com. Available at: https://gentrapriangan.com/cara-milenial-lestarikan-seni-adu-domba-garut/.
Imam, S. (2020) ‘Cindy Nabila, Millenial Pecinta Seni Ketangkasan Domba Garut’, gentrapriangan.com. Available at: https://gentrapriangan.com/cindy-nabila-millenial-pecinta-seni-ketangkasan-domba-garut/.
Iseminger, G. (2018) The Aesthetic Function of Art. Ithaca, NY: Cornell University Press. doi: https://doi.org/10.7591/9781501727306.
Jamaludin, A. N. (2019) ‘Model Kepemimpinan Sunda Jawa Barat’, Jurnal Kelola: Jurnal Ilmu Sosial, 1(1), pp. 34–61.
Kasmahidayat, Y. (2009) ‘Olahraga Domba Di Daerah Padalarang’, Jurnal Ol, 11.
Khotimah, K. (2009) ‘Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan dalam Sektor Pekerjaan’, Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 4(1), pp. 158–180. Available at: http://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/yinyang/article/view/226.
Kotandi, J. and Hananto, B. A. (2020) ‘Representasi Budaya Sunda Dalam Desain Identitas & Kemasan Produk Jaipong’, Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA), 3, pp. 100–105. Available at: https://eprosiding.std-bali.ac.id/index.php/senada/article/view/268.
Kuniawati, P. (2020) ‘Pengaruh Reog Trimudho Rahayu Terhadap Sikap Sosial Penonton Di Desa Gatak Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali’, 9(1). Available at: https://lib.unnes.ac.id/38795/.
Kusmiyati, A. M. H. (2006) ‘Seni dan Keperkasaan Perempuan’, in Seminar memperingati hari Kartini di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Lorber, J. (2017) ‘The social construction of gender’, in In Inequality in the 21st Century. Routledge, pp. 347–352.
Monica, E. et al. (2018) ‘Pembarong Wanita dalam Kelompok Barongan Samin Edan’, Jurnal Seni Tari, 7(2), pp. 43–52.
Muis, M., Artanti and Sudewo, U. (2010) Perluasan Makna Kata dan Istilah dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan nasional.
Nimrah, S. and Sakaria (2015) ‘Perempuan Dan Budaya Patriarki Dalam Politik (Studi Kasus Kegagalan Caleg Perempuan Dalam Pemilu Legislative 2014 )’, The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 1(2), pp. 2407–9138.
Nugraha, A. D. S. (2016) ‘Perluasan Makna Leksem Anak Dalam Bahasa Indonesia’, Sirok Bastra, 4(1). doi: 10.37671/sb.v4i1.70.
Nuraeni, A. S., Rostiani, A. and Mulyana, E. (2021) ‘Peran Gender Dalam Konsep IPS Melalui Permainan Sepak Bola Bagi Perempuan (Studi Kasus Pada Peserta Didik di Kabupaten Garut)’, Jurnal Pendidikan IPS, 11(2), pp. 80–85. doi: https://doi.org/10.37630/jpi.v11i2.509.
Oktaviana, M. et al. (2021) ‘Budaya komunikasi virtual di Twitter dan Tiktok: Perluasan makna kata estetik’, Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 5(2), pp. 173–186. doi: 10.22219/satwika.v5i2.17560.
Santosa, D. H., Haryono, T. and Soedarsono, R. M. (2013) ‘Seni Dolalak Purworejo Jawa Tengah: Peran Perempuan dan Pengaruh Islam dalam Seni Pertunjukan’, Kawistara, 3(22), pp. 227–334.
Shiva, V. (1989) Staying Alive: Women, Ecology and Development. London: Zed Books. doi: 10.1111/j.1527-2001.1991.tb00218.x.
Sholihah, L., Ashiil, N. and Farisi, A. (2019) ‘Fenomena Wakil Perempuan (Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut Periode 2019-2024)’, Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja, 13(2), pp.
DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.72883
Article Metrics
Abstract views : 3174 | views : 3351Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Rahmi Febriani; Sony Sukmawan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.