HIBRIDITAS BUDAYA SEBAGAI BENTUK TEGANGAN DAN NEGOSIASI LOKAL- GLOBAL
Abdul Rahim(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Budaya-budaya yang disebut genuine atau bentuk hibriditas yang muncul ketika bersentuhan dengan globalisasi, tidak jarang memunculkan stigma bahwa tradisi sudah terkikis dan karakater masyarakat sudah memudar dan kehilangan jati diri. Ketika tradisi menjadi sesuatu yang amat dipertahankan, konteks pembangunan dengan modernitas menjadi kekuatiran dengan perubahan pola perilaku dalam masyarakat yang masih mempertahankannya sebagai sebuah pakem. Akan tetapi, dekonstruksi atas pakem itu sendiri merupakan upaya membentuk hibriditas budaya. Di sinilah globalisasi dimaknai sebagai ancaman, terkait kemudahan, efektivitas dalam pelaksanaan tradisi yang tidak lagi mengikuti pakem. Padahal tegangan dan negosiasi atas hal itu menjadi hal mutlak yang muncul sebagai efek dari lokal-global yang bersentuhan dalam kehidupan manusia sehari-hari secara tidak disadari.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.50709
Article Metrics
Abstract views : 4943 | views : 3933Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Abdul Rahim
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.