GREGET BARU DESAIN PEMAHAMAN KORUPSI
Hendar Putranto(1*)
(1) Universitas Multimedia Nusantara
(*) Corresponding Author
Abstract
Penangkapan pucuk pimpinan sejumlah lembaga tinggi negara seperti Ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua DPR, Ketua DPD, ketua BPK, juga beberapa ketua partai politik, puluhan hakim dan aparat pengadilan (non-hakim), ratusan anggota DPR dan kepala daerah, puluhan menteri dan pejabat eksekutif di bawah menteri, ratusan anggota DPRD kota/kabupaten, juga ratusan orang dari pihak swasta selama periode 2004-2018 menegaskan situasi darurat korupsi di Indonesia pasca-reformasi. Menguatnya kelembagaan KPK, membaiknya Indeks Persepsi Korupsi Indonesia selama 20 tahun terakhir ini (Transparency International, 2018), berkembangnya inisiatif masyarakat sipil seperti Gerakan “Saya Perempuan Anti Korupsi” (SPAK) untuk mencegah korupsi (Gabrillin, 2019), serta meningkatnya kesadaran anti-korupsi di tingkat sekolah menengah dan pendidikan tinggi (ACCH, 2011; Bernie, 2019; Zain, 2019), ternyata tidak serta-merta mendorong terbentuknya ‘perilaku anti-korupsi’ yang konsisten dari para pejabat publik negeri ini. Pertanyaannya, mengapa korupsi masih saja terus terjadi juga meskipun KPK sudah melakukan tindak pencegahan dan pemberantasan korupsi secara terstruktur, sistematis dan massif sejak berdirinya?
Keywords
Full Text:
PDFReferences
ACCH (2011). Pendidikan Antikorupsi Untuk Perguruan Tinggi. Diakses dari https://acch.kpk.go.id/id/berkas/buku-antikorupsi/perguruan-tinggi/pendidikan-antikorupsi-untuk-perguruan-tinggi. Diakses pada tanggal 7 Mei 2019.
Bernie, M. (2019). "KPK Latih 139 Guru PPKN SMA di Jakarta Soal Pendidikan Antikorupsi." Diakses dari https://tirto.id/dEsE. Diakses pada tanggal 15 Mei 2019.
Gabrillin, A. (2019). "Pimpinan KPK Sebut Agen SPAK Paling Sukses Cegah Korupsi di Indonesia." Kompas.com, 26/04/2019, 18:04 WIB. Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2019/04/26/18045961/pimpinan-kpk-sebut-agen-spak-paling-sukses-cegah-korupsi-di-indonesia. Diakses pada tanggal 7 Mei 2019.
Herry-Priyono, B. (2018). Korupsi: Melacak Arti, Menyimak Implikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Juwono, V. (2018). Melawan Korupsi: Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia 1945-2014. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Transparency International. (2018). Cek Data: Tren Membaik Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 1995-2018. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/03/30/cek-data-tren-membaik-indeks-persepsi-korupsi-di-indonesia. Diakses pada tanggal 7 Mei 2019.
Uslaner, E. M. (2017). The Historical Roots of Corruption: Mass Education, Economic Inequality, and State Capacity, Cambridge (UK): Cambridge University Press.
Zain, F. M. (2019). "Untuk Pertama Kalinya, Pendidikan Antikorupsi di Sekolah di Terapkan di Jateng." Kompas.com, 08/04/2019, 10:48 WIB. Diakses dari https://regional.kompas.com/read/2019/04/08/10480651/untuk-pertama-kalinya-pendidikan-antikorupsi-di-sekolah-di-terapkan-di. Diakses pada tanggal 7 Mei 2019.
DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.45913
Article Metrics
Abstract views : 35757 | views : 2791Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Hendar Putranto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.