Muslim papua dan muslim pendatang: pertarungan identitas antara ke-indonesia-an dan ke-papua-an

https://doi.org/10.22146/kawistara.22947

Cahyo Pamungkas(1*)

(1) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
(*) Corresponding Author

Abstract


Istilah Muslim Papua merujuk pada orang asli Papua, anggota kelompok etnik Melanesia yang beragama
Islam. Sedangkan Muslim pendatang merujuk pada pendatang di Papua yang beragama Islam. Studi
ini memfokuskan pada bagaimana orang Muslim Papua mengonstruksikan identitasnya. Paper ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana orang Muslim Papua mengontestasikan identitas
mereka dengan orang Muslim pendatang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
didukung dengan wawancara mendalam, pengamatan terlibat, dan studi literatur. Penelitian lapangan
dilaksanakan di Jayapura, karena kota tersebut merupakan pusat kontestasi politik dan keagamaan di
Papua. Untuk menganalisis temuan-temuan penelitian, studi ini menggunakan perspektif kekuasaan
simbolik Bourdieu, yakni suatu bentuk kekuasaan yang tidak dapat dikenali dari sifat dasar kekerasaan
dan koersifnya. Temuan studi ini menunjukkan bahwa Muslim Papua sebagaiman direpresentasikan
oleh Majelis Muslim Papua mengontestasikan identitas dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan
Islam yang didominasi pendatang, dengan mengonstruksi identitas politik ke-Papua-an. Sebaliknya
Ormas-ormas Islam mengonstruksi identitas politik ke-Indonesia-an.


Keywords


Kontestasi identitas politik; Muslim Papua; Muslim pendatang



References

Alua, A. 2001. Dari Pangkuan ke Pangkuan:Suatu ikhtisar kronologis. Jayapura:SKP dan Biro Penelitian STFT Fajar Timur.

Bourdieu, P. 1977. Outline of a Theory of Practice. Diterjemahkan oleh Richard Nice.Cambridge: Cambridge University Press.

Bourdieu, P. 1991. Language and Symbolic Power. Cetakan kelima. Diedit oleh John B. Thompson dan diterjemahkan oleh Gino Raymond dan Matthew Adamson. Cambridge:Harvard University Press.

Bourdieu, P. dan Wacquant, L. J. D. 1992.An Invitation to Reflexive Sociology.Chicago: University of Chichago Press.

Creswell, John W. 2003. Research Design,Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. London: Sage Publication.

Elisabeth, A., Wijoyo, M. S., Cahyadi, R., dan Blegur, S. 2004. Pemetaan Peran dan Kepentingan Para Aktor Dalam Konflik di Papua. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Farhadian, C. E. 2001. “Rising the Morning Star: A Social and Ethnographic History of Urban Dani Christian in New Order Indonesia.” Disertasi.The Graduate School of Art and Science, Boston University.

Giay, B. 2000. Menuju Papua Baru. Jayapura:ELSHAM Papua.

Kivimaki, T. Dan R. Thorning (Juli/Agustus 2002). “Democratization and Regional Power Sharing in Papua/Irian Jaya: Increased Opportunities and Decreased Motivations for Violence.”Asian Survey, 42(4).

Neuman, W. L. 1997. Social Research Methods Quantitative and Qualitative Methods. Boston: Allyn and Bacon.

Smith. A. D. 2003. Nasionalisme: Teori, Ideologi,dan Sejarah. Diterjemahkan oleh Frans Kowa. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Suwiryadi, K. 2004. “Sejarah Singkat Muhamadiyah di Papua: Kajian Pendahuluan.” Dalam DAD IMM,11 September 2004.

Subandrio. 2001. Meluruskan Sejarah Perjuangann Irian Barat. Jakarta:Yayasan Kepada Bangsaku.

Tabloid Suara Perempuan Papua (TSPP) No.28 Tahun III, 5-11 Maret 2008.

Yowman, S. S. 2007. Pemusnahan Etnik Melanesia: Memecah sejarah kebisuan di Papua Barat. Yogyakarta: Galang Press.



DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.22947

Article Metrics

Abstract views : 3251 | views : 3326

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Kawistara

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.