TARI BEDHAYA ELA-ELA: EKSPLORASI KECERDASAN TUBUH WANITA DAN EKSPRESI BUDAYA JAWA
Katarina Indah Sulastuti(1*)
(1) Institut Seni Indonesia Surakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Tulisan ini bertujuan mengungkap eksistensi wanita kaitannya dengan ekspresi budaya Jawa yang terefleksikan melalui kecerdasan tubuhnya di dalam membawakan tari Bedhaya Ela-ela. Tubuh wanita Jawa diidentikan dengan kelemahlembutan, dan dituntut untuk lekat dengan nilai-nilai budayanya. Dalam hal ini wanita Jawa memiliki kedudukan sebagai penyangga pilar budaya Jawa. Bukan hanya tubuh wanita secara fisik tapi juga tubuh psikisnya yang meliputi persepsi, imajinasi, interpretasi, dan pemahaman tentang nilai-nilai budaya Jawa juga dieksplorasi agar tubuhnya mampu mengekspresikan tari Bedhaya Ela-ela sebagai hasil budaya Jawa.
Tari Bedhaya Ela-ela merupakan wujud presentasi nilai budaya Jawa, sebagai bentuk ekspresi dari perasaaan atau gejolak batin, ide-gagasan, pemahaman-keyakinan dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, sebagai cerminan nilai etika, religi, dan estetika rasa. Melalui tari Bedhaya Ela-ela, wanita Jawa mampu menunjukkan potensi dan kecerdasan tubuhnya dalam mengekspresikan nilai-nilai budaya.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
REFERENSI
Clifford Geertz. 1969. The Religion Of Java ( Chicago &London: The University of Chicago.
Geertz, Clifford. The Interpretation of Culture. New York: Basic Books Inc, 1973.
Hughes-Freeland, Felicia.2008. Komunitas yang Mewujud, Tradisi Tari dan Perubahan di Jawa. Terj. Nin Bakdi Sumanto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
Musbikin, Imam. Serat Dewa Ruci (Misteri Air Kehidupan. Yogyakarta: Diva Press, 2011.
Pradjapangrawit, R.Ng.. 1990. Serat Sujarah Utawi Riwayating Gmelan Wedhapradangga (Serat saking Gotek). Surakarta Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta bekerjasama dengan The Ford Foundation Jakarta.
Saksana, Ignas G. dan Djoko Dwijanto. 2011. Terbelahnya Kepribadian Orang Jawa, Yogyakarta: Keluarga Besar Marhaenisme DIY,
Siti Kusujiarti. 2003. “Antara Ideologi dan Transkrip Tersembunyi : Dinamika Hubungan Gender dalam Masarakat Jawa”, dalam Irwan Abdulah. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Uniersitas Gadjah Mada.
Suseno, Franz Magnis, Etika Jawa .Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1988.
Suseno, Frans Magnis. Wayang dan Panggilan Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Soedarsono, Jawa dan Bali, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1972)
Yosodipura’ KRMH. 2009. “Bedhaya”. Museum Radyapustaka Surakarta.
NARASUMBER
Agus Tasman, 74 tahun, penyusun tari dan pengajar di Jurusan Tari STSI Surakarta.
Hadawiyah Endah Sri Utami, 52 tahun, pengajar di Jurusan Tari ISI Surakarta, koreograer, penari dan pengamat tari.
Ninik Sutrangi Mulyani, 58 tahun, penari dan instruktur di Jurusan Tari STSI Surakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.22576
Article Metrics
Abstract views : 21919 | views : 7296Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Kawistara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.