Bergaya di Mall: Studi Etnografi Gaya Anak Muda Pasca Konflik di Ambon
Hatib Abdul Kadir(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Tulisan ini adalah kajian tentang bagaimana pemuda Ambon saling berkomunikasi dalam sebuah ruang publik yakni Ambon Plaza, atau sering disingkat dengan Ampas, yang berdiri sejak 1995. Ini adalah pusat perbelanjaan yang secara signifi kan berubah pasca konflik di Ambon tahun 1999-2003. Di pusat per belanjaan, pengunjung dapat melakukan hubungan yang interaktif, tidak hanya dengan pengunjung lain tetapi juga dengan penjajanya. Amplaz memiliki peran yang penting untuk mempertemukan orang-orang dari agama yang berbeda. Ini adalah tempat di mana kelompok Kristen dan Islam dapat bertemu tanpa rasa takut. Di tempat ini, gaya hidup baru dirayakan, sehingga Amplaz lebih terlihat sebagai arena untuk menunjukkan gaya hidup modern, dibandingkan sebagai karena konflik.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32073
Article Metrics
Abstract views : 2335 | views : 3253Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Studi Pemuda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Studi Pemuda (Online ISSN 2527-3639; Print ISSN 2252-9020) is published by the Youth Studies Centre in collaboration with Faculty of Social and Political Science, Universitas Gadjah Mada. |