Kompleksitas dari Kekerasan Rutin Antar Pemuda di Ternate, Maluku Utara
Dian Yanuardy(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Sekelompok pemuda dari desa Mangga Dua, Ternate, menyerang kampung di se be lahnya, Ubo-ubo. Dalam perkelahian itu, satu orang warga Mangga Dua tewas. Tak pelak, dendam meradang di antara dua desa. Bagi Kepala Desa Ubo-ubo, serangan itu terasa lebih mencekam dan mengerikan dibanding peristiwa konfl ik tahun 1999-2000 di Ternate. “Sejak 3 tahun terakhir, kurang lebih 69 kali perkelahian antar kampung terjadi di daerah sini”, katanya. Di pinggir-pinggir jalan desa Mangga Dua, kengerian itu dibalut dengan stigma yang lebih kompleks: “waspadai gerakan komunis”. Satu kelompok dari masyarakat desa menuduh desa yang lain “memakai cara-cara dan metode komunis” dalam perkelahian antar kampung. Media massa di Ternate menyatakan bahwa peristiwa itu banyak dimanfaatkan oleh politisi lokal untuk menghitung kekuatan. Sementara, polisi dituduh lamban dan tidak netral menangani kasus ini. Saat menangkap pelaku pembunuhan dari desa Ubo-ubo, polisi menghadapi sekelompok masyarakat yang berupaya melindungi pelaku. Mereka bahkan mengancam akan menyerbu kepolisian. Kini, dendam antar dua kelompok masyarakat masih membara: perkelahian antar kampung di Ternate masih jauh dari usai. Tahun-tahun berikutnya, perkelahian antara pemuda antar kampung antara warga Mangga Dua, Toboko dan Ubo-ubo terus terjadi.
Kata kunci: pemuda, kekerasan, konfl ik antar kampung, dan Ternate
Kata kunci: pemuda, kekerasan, konfl ik antar kampung, dan Ternate
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32043
Article Metrics
Abstract views : 1149 | views : 3331Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Studi Pemuda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Studi Pemuda (Online ISSN 2527-3639; Print ISSN 2252-9020) is published by the Youth Studies Centre in collaboration with Faculty of Social and Political Science, Universitas Gadjah Mada. |