Dari Radja Toek sampai Goesti Dertik
Kees Groeneboer(1*)
(1) Eramus Taalcentrum, Jakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Fragmen Het land van herkomst (1935) mencirikan mite sekitar sosok ahli bahasa Herman Neubronner van der Tuuk (1824-1894). Sudah sejak masa hidupnya dia menjadi sosok legendaris - ilmuwan besar, tetapi juga pribadi yang mengesankan, berbuat sekehendak hatinya, kurang sopan-santun dan eksentrik -, seseorang yang dalam publikasi dan suratnya, dengan cara yang jelas, ironis, langsung, dan terkadang kasar menentang segala sesuatu yang dianggapnya memuakkan pada masanya. Misalnya dia tidak pernah merahasiakan bahwa dia tidak suka kepada agama Kristen, bahwa dia tidak suka kepada zending, dan tidak suka kepada masyarakat dan pemerintahan Belanda dan Hindia-Belanda. Dia juga tidak merahasiakan rasa jengkelnya terhadap kemajuan agama Islam, terhadap apa yang disebutnya ‘keserakahan’ pedagang Cina, ‘kebodohan’ penduduk pribumi, dan sebagainya.
Dalam artikel ini diberikan sketsa kehidupan dan karya Van der Tuuk saat dia bekerja untuk Nederlandsch Bijbelgenootschap (Persekutuan Alkitab Belanda), (1847-1873). Artikel ini dimulai dengan persiapan keberangkatannya ke Hindia-Belanda (1847-1849), kepergian dan masa keberadaannya di daerah Batak (1849-1857), periode saat dia di Belanda menyelesaikan karyanya mengenai bahasa Batak (1857-1868), tahun-tahun ketika dia bekerja untuk Persekutuan Alkitab di Bali (1870-1873). Tahun-tahun waktu dia selanjutnya meneruskan pekerjaannya di Bali untuk pemerintah Hindia-Belanda (1873-1894), tidak akan dibahas secara mendalam dan akan dibicarakan pada kesempatan lain (Groeneboer, dalam persiapan).
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jh.3303
Article Metrics
Abstract views : 623 | views : 1126Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2014 Kees Groeneboer
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.