Bangsawan Jawa dalam Struktur Birokrasi di Majapahit

https://doi.org/10.22146/jh.2075

Akhmad Nugroho(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Sastra Indonesia moderen padat dengan peagemis,
gelandangan, kere, orang buangan, yang tak bertanah, dan makhluk Tuhan yang papa. Dalam kumpulan Hitam atas Putih yang berisi sandiwara, cerpen, dan  puisi karya Muhammad Ali, H.B. Jassin (1967: 43 - 45) menugusulkan judul
Lapar karena sebagian besar isinya mengenai lapar dan penndertaan, orang-orang itu tinggal di kolong jembatan, membegal karena lapar, jual anak karena lapar, jual diri karena lapar, bunuh diri karena lapar, bunuh orang lain karena lapar, dan jadi gila karena lapar. Puisi atau karya sastra pada umumnya yang mengandung tema yang dekat dengan manusia pada umumnya misalnya cinta kasih, dengki, cemburu, ajal, Tuhan, penderitaan, dan sebagainya, banyak yang cukup bernilai dan cepat menarik perhatian (Hutagalung, 1975: 39).
Dalam khazanah sastra Jawa moderen, gambaran tentang orang-orang yang tersingkir seperti itu tidak jauh berbeda dengan sastra Indonesia moderen. Sastra Jawa bahkan tampak lebih menyolok mengemukakan masalah pedesaan dengan segala keterbelakangan dan kemiskinannya. Bagian berikut dalam tulisan ini akan mengemukakan contoh-contoh karya sastra Jawa, khusus puisi, yang bernada simpati kepada orang-orang yang mengasihankan itu

Keywords


kemiskinan, puisi Jawa, sastra, simpati, tema

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jh.2075

Article Metrics

Abstract views : 1079 | views : 1413

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2013 Akhmad Nugroho

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.