Aktivitas Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa L) pada Mencit Parkinson yang Diinduksi Haloperidol
Sapto Yuliani(1*), Mochammad Saiful Bachri(2), Vivi Sofia(3), Wahyu Widyaningsih(4), Dandy Annas Muttaqien(5), Galuh Rista Putri(6), Nadia Selvia(7), Sofina Rahmadita(8), Intan Dwi Rahmita(9)
(1) Universitas Ahmad Dahlan
(2) 
(3) Universitas Ahmad Dahlan
(4) Universitas Ahmad Dahlan
(5) Universitas Ahmad Dahlan
(6) Universitas Ahmad Dahlan
(7) Universitas Ahmad Dahlan
(8) Universitas Ahmad Dahlan
(9) Universitas Ahmad Dahlan
(*) Corresponding Author
Abstract
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif dengan gangguan motorik seperti bradikinesia, rigiditas, dan tremor yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. Hal ini terjadi karena penurunan kadar dopamin yang dapat dipicu oleh adanya stres oksidatif. Kunyit (Curcuma longa) mengandung kurkumin yang mempunyai aktivitas antioksidatif dan neuroprotektif yang potensial sehingga dapat mencegah gangguan neurodegeneratif karena stres oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak rimpang kunyit pada mencit model Parkinson yang diinduksi haloperidol. Ekstraksi rimpang kunyit dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Sebanyak 60 ekor mencit dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing mendapat perlakukan sebagai berikut : Kelompok normal diberi CMC-Na per oral (p.o) dan NaCl fisiologis intraperitoneal (i.p), kelompok haloperidol diberi CMC -Na (p.o) dan larutan haloperidol i.p (1 mg/kg BB), kelompok levodopa diberi levodopa (p.o) dan larutan haloperidol i.p, Kelompok ekstrak 100 diberi ekstrak kunyit dosis 100 mg/kg BB dan larutan haloperidol i.p , Kelompok ekstrak 200 diberi ekstrak kunyit dosis 200 mg/kg BB dan larutan haloperidol i.p, Kelompok ekstrak 400 diberi ekstrak kunyit dosis 400 mg/kg BB dan larutan haloperidol i.p. Pemberian CMC-Na, levodopa dan ekstrak kunyit diberikan selama 21 hari. Lima belas menit setelah pemberian perlakuan hari terakhir, semua hewan uji kecuali kelompok 1 diinjeksi haloperidol dosis 1 mg/kg BB secara i.p. Kemudian dilakukan uji batang, uji roda berputar, uji refleks geotaksis, uji refleks menghindari jurang dan uji kemampuan penciuman pada menit ke 5, 60, 120 dan 180. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova satu jalur dilanjutkan dengan uji post hoc LSD. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian haloperidol dapat meningkatkan waktu katalepsi, meningkatkan jumlah jatuh dan mempercepat waktu jatuh pertama kali, menurunkan refleks geotaksis, meningkatkan waktu refleks menghindari jurang serta menurunkan kemampuan indera penciuman. Sedangkan pemberian ekstrak kunyit dosis 200 dan 400 mg/kgBB dapat menurunkan waktu katalepsi, menurunkan jumlah jatuh dan memperlama waktu jatuh pertama kali, menurunkan refleks geotaksis, menurunkan lama waktu pada uji refleks menghindari jurang serta meningkatkan kemampuan indera penciuman jika dibandingkan dengan Haloperidol (P<0.05). Pemberian ekstrak 200 dan 400 mg/kg tidak berbeda bermakna (P>0,05) dengan pemberian levodopa. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang kunyit dosis 200 dan 400 mg/kgBB memiliki aktivitas untuk mencegah terjadinya Parkinson pada mencit yang diberi haloperidol.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bhat, A., Mahalakshmi, A. M., Ray, B., Tuladhar, S., Hediyal, T. A., Manthiannem, E., Sakharkar, M. K. (2021). Benefits of Curcumin in Brain Disorders. BioFactors, 1–24.
Brantigan, J. W. (2007). Current Diagnosis & Treatment in Neurology. Oxford University, 61(3), 662–662.
Bruton, L.L., Chabner, B.A., Knollman, B. . (2010). Treatment of central nervous system degenerative disorder. In : Goodman & Gilman’s. The Pharmacological Basis of Therapeutics, Twelfth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Carrera, I., & Cacabelos, R. (2019). Current Drugs and Potential Future Neuroprotective Compounds for Parkinson’s Disease. Current Neuropharmacology, 17, 295–306.
Chokhawala K, S. L. (2021). Antipsychotic Medications. StatPearls Publishing; Treasure Island (FL).
Gao K, Kemp DE, Ganocy SJ, Gajwani P, Xia G, C. J. (2008). Antipsychotic-induced extrapyramidal side effects in bipolar disorder and schizophrenia: a systematic review. J Clin Psychopharmacol, 28(2), 203.
Golbe, L.I., Lazzarini, A.M., Spychala, J.R., Johnson, W.G. Stenroos, E.S., Mark, M.H., Sage, J. I. (2001). The Parkinson’s disease. Movement Disorders, 16(3), 442–447.
Grabow, ST., D. P. (2001). Cervicomedullary Intrathecal Injection of Morphine Produces Antinociception in the Orofacial Formalin Test in the Rat. Anesthesiology, 95.
Gunawan, G., Dalhar, M., & Kurniawan, S. N. (2017). Parkinson Dan Terapi Stem Sel. Malang Neurology Journal, 3(1), 39–46.
Guttman, M., Kish, S. J., & Furukawa, Y. (2003). Current concepts in the diagnosis and management of Parkinson’s disease. Cmaj, 168(3), 293–301.
Hamidah, S. N. (2016). Studi Penggunaan Antiparkinsonian Pada Pasien Parkinsonism.
Harvey, R. & C. (2013). Farmakologi Ulasan Bergambar (4th ed.). Kedokteran EGC.
Hwang, O. (2013). Role of Oxidative Stress in Parkinson’s Disease. Experimental Neurobiology, 22(1), 11–17.
Mariapia Vairetti, Fausto Feletti, Angelo Battaglia, Franco Pamparana, Pier Luigi Canonico, Plinio Richelmi, Francantonio Bertè. (1999). Haloperidol-induced changes in glutathione and energy metabolism: effect of nicergoline. Elsevier Science B.V., 367(1), 67–72.
Maslim, R. (2013). Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya.
Mohajjel Nayebi, A., & Sheidaei, H. (2010). Buspirone improves haloperidol-induced Parkinson disease in mice through 5-HT1A receptors. Daru, 18(1), 42–45.
Pratiwi, I. N., Aligita, W., & Kaniawati, M. (2021). A study of antioxidant potential from herbal plants and the effects on Parkinson ’ s disease Kajian potensi antioksidan dari tanaman herbal dan pengaruhnya terhadap penyakit Parkinson. 17(1).
Purnomo, A. (2011). Konsep Penyakit Parkinson. Manajemen Modern Dan Kesehatan Masyarakat, 1–3.
Reinke, A., Márcio Rodrigo Martins, Mauricio S. Lima, Jose Cláudio Moreira, Felipe Dal-Pizzol, João Quevedo. (2004). Haloperidol and clozapine, but not olanzapine, induces oxidative stress in rat brain. Elsevier Ireland Ltd., 372(1–2), 157–160.
Schuckit, M. A. (2014). Recognition and Management of Withdrawal Delirium (Delirium Tremens). New England Journal of Medicine, 371(22), 2109–2113.
Setyowati, Astuti., Suryani, C. L. (2014). Peningkatan Kadar Kurkuminoid dan Aktivitas Antioksidan Minuman Instan Temulawak dan Kunyit. AgriTECH, 33(4), 363–370.
Srivastav, S., Fatima, M., & Mondal, A. C. (2017). Important Medicinal Herbs in Parkinson’s Disease Pharmacotherapy. Biomedicine Pharmacotherapy, 92, 856–863.
Susilowati, S. (2005). Populasi Efek ( + ). 9, 4–9.
Umasangadji, H. (2018). Perbandingan Efektivitas Terapi Antara Haloperidol dan Olanzapin Terhadap Perbaikan Gejala Klinis Delirium.
Weintraub, Daniel MD; Cynthia L. Comella, MD, FAAN; and Stacy Horn, D., & Abstract. (2008). Parkinson’s Disease Part 1: Burden, Diagnosis, and Assessment. March, 40–48.
Yang, yang., B. T. and J. G. (2016). Parkinson’s disease and cognitive impairment. Hindawi Publishing Corporation. Parkinson’s Disease, 2016.
DOI: https://doi.org/10.22146/jsv.71871
Article Metrics
Abstract views : 3798 | views : 4973Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Sain Veteriner
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Sain Veteriner Indexed by
Copyright of JSV (Jurnal Sain Veteriner) ISSN 0126-0421 (print), ISSN 2407-3733 (online).
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada
Jl. Fauna No.2, Karangmalang, Yogyakarta
Phone: 0274-560862
Fax: 0274-560861
Email: jsv_fkh@ugm.ac.id
HP. 0895363078367
Jurnal Sain Veteriner is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats