Allysa Shavira
* Corresponding Author Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Indonesia
Adi Imam Cahyadi Departemen Ilmu Kedokteran Dasar
Divisi Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Indonesia
Sarasati Windria Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Departemen Ilmu Kedokteran Dasar
Divisi Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Indonesia
Allysa Shavira(1*), Adi Imam Cahyadi(2), Sarasati Windria(3)
(1) Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran (2) Departemen Ilmu Kedokteran Dasar
Divisi Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran (3) Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Departemen Ilmu Kedokteran Dasar
Divisi Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran (*) Corresponding Author
Abstract
Resistensi antibiotik merupakan isu yang genting dijadikan topik penelitian beberapa tahun belakangan ini, dimana salah satu penyebab terjadinya resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik secara terus menerus dengan dosis yang tidak tepat. Salah satu alternatif yang memiliki peluang untuk melawan bakteri resisten adalah dengan menggunakan bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa protein yang secara biologis aktif, memiliki berat molekul kecil dan memiliki sifat antibakteri yang umumnya bersifat bakterisidal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kajian pustaka dari literatur yang sesuai dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwabakteriosin banyak dihasilkan oleh bakteri asam laktat, salah satunya dari genus Lactobacillus, seperti L. paracasei, L. plantarum, L. coryniformis, dan L. crustorum, yang memiliki karakteristik menguntungkan seperti stabil terhadap pH dan suhu dan mampu bekerja pada spektrum luas dengan menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif yang resistan terhadap antibiotik, dan pada umumnya memiliki mekanisme antibakteri melalui pembentukan pori-pori yang akan mempengaruhi permeabilitas membran sel dan pada akhirnya menyebabkan kematian sel