Sampyuh: Genealogi Konflik Industri Ekstraktif di Lanskap Masyarakat Agraris
A.B Widyanta(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Berlatar gaduh ekonomi politik makro nasional, seputar renegosiasi kontrak tambang, tulisan ini hendak mengusung wacana tanding dari sudut bidik diametral, yaitu di tataran mikro kehidupan sosio-kultural warga seputar kawasan tambang. Upaya ini penting untuk memberikan kontra hegemoni atas diskursus politik makro yang cenderung bias ekonomi dan abai terhadap kompleksitas kehidupan warga, kekuatan politik riil, dengan segenap kontestasi kuasa multi-aktor di tingkat lokal. Berbasis pada systematisizing of experiences dari riset di kawasan tambang, tulisan terpilah ke dalam empat bagian: pertama, paparan akan mencuplik sekilas gaduh renegosiasi kontrak tambang termutakhir sebagai latar penjelas existing situation regulasi pertambangan di Indonesia. Kedua, tulisan akan membabar lini masa (timeline) berikut kronologi ringkas hadirnya Gold Mining Company (GMC) di “Bumi Timur”. Ketiga, tulisan akan mendedahkan pembalikan gaya hidup dan laten konflik yang senantiasa membayangi kehidupan warga seputar kawasan tambang. Keempat, tulisan akan menyajikan sejumlah refleksi kritis dan peta jalan pembangunan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan ke depan.
Keywords
konflik, industri ekstraktif, sumberdaya alam, dan sektor pertanian
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jps.v2i2.30018
Article Metrics
Abstract views : 1941 | views : 3255Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Pemikiran Sosiologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Indexed by:
ISSN 2252-570X (Print), ISSN 2502-2059 (online).