Outpatient Parenteral Antimicrobial Treatment sebagai Upaya Menurunkan Biaya Pasien Ulkus Diabetik yang Terinfeksi

https://doi.org/10.22146/jmpf.60256

Hemi Sinorita(1), Rizka Humardewayanti Asdie(2), Tri Hartati(3), Pebriati Sumarningsih(4), Titik Rahayu(5), Ika Puspitasari(6*)

(1) Subdivisi Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(2) Panitia Pengendali Resistensi Antimikroba RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
(3) 1) Panitia Pengendali Resistensi Antimikroba RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2) Tim Pencegahan dan Pengendali Infeksi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
(4) Instalasi Farmasi RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
(5) 1) Panitia Pengendali Resistensi Antimikroba RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta 2) Instalasi Farmasi RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
(6) Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Ulkus diabetik  terinfeksi memerlukan terapi antibiotik yang tepat untuk menghindari risiko amputasi. Tujuan utama program Outpatient Parenteral Antimicrobial Treatment (OPAT) adalah memungkinkan pasien memperoleh terapi antibiotik parenteral dengan aman dan efektif tanpa menjalani rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan biaya pemberian antibiotika parenteral dan kualitas hidup pasien antara pasien ulkus diabetik terinfeksi yang memperoleh pelayanan rawat inap dan OPAT. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ini adalah quasi experimental pada pasien ulkus diabetika yang terinfeksi di di RSUP dr. Sardjito Agustus 2019 sampai April 2020 dengan kriteria inklusi pasien umur ≥ 18 tahun; kondisi klinis stabil; sudah didapatkan hasil kultur swab dasar luka, dengan kriteria eksklusi pasien imunocompromised (pasien kanker dan pasien transplantasi organ yang mendapatkan terapi imunosuppresan serta pasien HIV). Pasien mendapat perawatan luka dua kali dalam seminggu di poliklinik endokrin untuk dinilai outcome klinisnya dan pada akhir pengobatan mengisi kuisioner kualitas hidup SF36. Selanjutnya dihitung biayanya dan dianalisa perbedaan kualitas hidup serta biaya antara OPAT dibanding rawat inap. Selama penelitian terdapat 15 pasien kelompok OPAT dan 15 pasien kelompok rawat inap. Dari sisi perbaikan klinis terdapat perbedaan yang bermakna antara skor PEDIS kelompok OPAT terhadap kelompok Rawat Inap  (p = 0,007). Pembiayaan pelayanan OPAT menghemat  biaya medik langsung sebanyak 75,77% dari pembiayaan pelayanan rawat inap dengan total pelayanan OPAT sebesar Rp 2.556.117,- dan pelayanan rawat inap sebesar Rp 10.549.487,-. Terdapat  perbedaan yang bermakna pada beberapa domain kualitas hidup  yaitu domain fungsi peran emosional (p=0,045); domain fungsi sosial (p<0,01) dan score MCS (Mental Component Summary (p=0,005). OPAT meningkatkan 3 domain fungsi ini.


Keywords


ulkus diabet terinfeksi; kultur; antibiotika i.v. rawat inap; opat; biaya; kualitas hidup

Full Text:

PDF


References

  1. Hidayat W. Studi tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan di puskesmas Long Ikis Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. Journal Ilmu Pemerintahan. 2015;3(4): 1637–1651.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan; 2017.
  3. Manzoor F, Wei L, Hussain A, Asif M, Shah S. Patient satisfaction with health care services; an application of physician’s behavior as a moderator. Int. J. Environ. Res. Public Health. 2019; 16(18): 3318-3334.
  4. Pękacz A, Kądalska E, Skoczylas A, Targowski A. Patient satisfaction as an element of healthcare quality – a single-center Polish survey. Reumatol. 2019; 57(3): 135–144.
  5. Spasojevic A, Hrabac B, Huseinagic S. Patient’s satisfaction with health care: a questionnaire study of different aspects of care. Mater Sociomed. 2015; 27(4): 220-224.
  6. Schiffman LG, Kanuk LL, dan Wisenbilt J. Consumer Behavior Global Edition, 10th edition. New Jersey: Prentice Hall; 2010.
  7. Plentara R, Knyszyńska A, Bazydło M, Zabielska P, Kim A, Kotwas A, Rotter I, Kamola J, Karakiewicz B. Patient satisfaction measure of the quality of primary health care. Pomeranian J Life Sci. 2015; 61(3): 335-40.
  8. Yarimoglu EK. A Review on dimensions of service quality models. J Mark Manag. 2014; 2(2): 79-93.
  9. Prihatini N, Yuniar Y, Susyanty AL, dan Rahani. Kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kefarmasian di rumah sakit dan puskesmas di 11 provinsi di Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(1):42-49.
  10. Nur Hidayah MR, Pratiwi H, dan Nuryanti. Evaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan oleh apoteker di ruang farmasi Puskesmas Purwokerto Timur. Acta Pharm Indo. 2019; 7(1): 1-11.
  11. Prous MJGY, Salvanes FR, and Ortells LC. Validation of questionnaires. Reumatol Clin. 2009; 5: 171-177.
  12. Parasuraman A, Zeithml VA, Berry LL. SERVQUAL: A Multiple Item Scale for Meassuring Consumer Perseption of Service Quality, J Retail. 1998; 64: 14-40.
  13. Taherdoost H. Validity and reliability of the research instrument: how to test the validation of a questionnaire/survey in a research. IJARM. 2016; 5(3): 28-36.
  14. Yarimoglu EK. A review on dimensions of service quality models. J. Mark. Manag. 2014; 2(2):79-93.
  15. Zamanzadeh VM, Rassouli A, Abbazadeh HA, Majd AR, Nikanfar, Ghahramanian A, Details of content validity and objectifying it in instrument development. NPT. 2014; 1: 163-171.
  16. Setia MS. Methodology series module 5: sampling strategies. Indian J Dermatol. 2016; 61(5): 505–509.
  17. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Indonesia: Alfabeta; 2013.
  18. Ghozali I. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 17. Semarang, Indonesia: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2011.
  19. Azwar S. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar; 2011.
  20. Hendryadi. Validitas isi: tahap awal pengembangan kuesioner. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis. 2017; 2(2): 169 – 178.
  21. Ihsan H. Validasi isi alat ukur penelitian konsep dan panduan penelitiannya. Pedagogia: Jurnal Ilmu Pendidikan. 2015; 13: 266-273.
  22. Alrasheedi KF, AL-Mohaithef M, Edrees HH, Chandramohan S. The association between wait times and patient satisfaction: findings from primary health centers in the kingdom of Saudi Arabia. Health Serv Res Manag Epidemiol. 2019; 6: 1-7.
  23. Jaya MKA, Apsari DP. Gambaran waktu tunggu dan identifikasi faktor yang mempengaruhi lama waktu tunggu pelayanan obat atas resep dokter di puskesmas Kota Denpasar. Medicamento. 2018; 4(2): 94-99.
  24. Ekadipta, Sadikin M, Yusuf MR. Kualitas pemberian infromasi obat pada pelayanan resep berdasarkan kepuasan pasien BPJS puskesmas Kecamatan Cilandak. Jurnal Farmasi. 2019; 16(2): 244-156.
  25. Priyanto A, Hasanmihardja M, Setiawan D. Pelaksanaan penyimpanan obat dan pelayanan informasi obat kepada pasien di puskesmas di Kota Purwokerto. Pharmacy. 2020; 7(3): 93 – 106.
  26. 26. Adityawati R, Latifah E, Hapsari WS. Evaluasi pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Grabag I. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis. 2016; 1(2): 6 – 10.
  27. Vinker S, Eliyahu V, dan Yaphe J. The Effect of Drug Information Leaflets on Patient Behavior. IMAJ. 2007; 9: 383-386.
  28. Soriano BJN, Duarte SG, Alonso AMF, Perales AB, dan Carreño TP. Validation of a questionnaire developed to evaluate a pediatric e-health website for parents. Int J Environ Res Public Health. 2020; 17: 2671-2681.
  29. Sarwono J. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS, Jakarta, Indonesia: PT Elex Media Komputindo; 2012.
  30. Bolarinwa OA. Principles and methods of validity and reliability testing of questionnaires used in social and health science researches. Niger Postgrad Med J. 2015; 22:195-201.
  31. Yaghoubifard S, Rashidian A, Kebriaeezadeh A, Sheidaei A, Varmaghani M, Hashemi-Meshkini A, Zekri HS. Developing a patient satisfaction questionnaire for services provided in Iranian community pharmacies. J Res Pharm Pract. 2016; 5(2): 106–115.



DOI: https://doi.org/10.22146/jmpf.60256

Article Metrics

Abstract views : 2151 | views : 1736

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

©Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
Faculty of Pharmacy
Universitas Gadjah Mada
Creative Commons License
View My Stats