BERAPA KEBUTUHAN DIAZEPAM UNTUK MEMENUHI PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA? STUDI KASUS KONSUMSI DIAZEPAM DI INDONESIA

https://doi.org/10.22146/jmpf.359

Nunung Priyatni W(1*)

(1) Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Diazepam adalah obat esensial golongan benzodiazepin yang penggunaannya diawasi secara nasional dan global, oleh karena itu  ketersediaan untuk pelayanan kesehatan harus dapat terpenuhi. Tujuan penelitian untuk mengkaji kebutuhan diazepam dengan menganalisis konsumsi diazepam selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 serta menghitung kebutuhan yang harus tersedia. Penelitian studi kasus dengan pendekatan diskriptif analitik. Menggunakan data sekunder untuk mengkaji  penggunaan diazepam selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Penggunaan  diazepam dihitung berdasarkan data konsumsi, yaitu data produksi, impor dan ekspor. Nilai konsumsi diazepam (dalam kg) per tahun diubah dalam “Define Daily Doses for Statistical purposes” (S-DDD). S-DDD adalah unit teknis pengukuran untuk tujuan analisis statistik dan tidak direkomendasikan untuk dosis peresepan. Menghitung kebutuhan diazepam untuk penderita gangguan jiwa berdasarkan nilai S-DDD. Konsumsi diazepam mengalami penurunan selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Konsumsi tertinggi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2014, rerata konsumsi diazepam selama 5 tahun sebesar 0,36 S-DDD.Ketersediaan diazepam belum mencukupi untuk kebutuhan penderita gangguan jiwa.Sebagai obat esensial konsumsi diazepam di Indonesia masih rendah, belum mencukupi untuk memenuhi pelayanan kesehatan. Kuantifikasi kebutuhan yang tepat diperlukan untuk memenuhi ketersediaan dan akses pasien mendapat pengobatan.


Keywords


diazepam; obat esensial; konsumsi;essential medicine; consumption



References

Casati, A., Sedafov, R., Pfeiffer, T., Gerschel, 2012, Misuse of medicine in The European Union.A Systematic Review of the literature,Euro Addict Res,18:228-245.

Finkel, R., Clark, MA., Cubeddu, LX., Harvey, RA., Champe, PC, 2009,Pharmacology 4th edition,Walters Kluwer, Philadelphia :105-107.

Holm, E., Fosbol, E., Pedersen, H., et al., 2012, Benzodiazepine use in Denmark 1997-2008, European Geriatric Medicine, 3 : 299-303.

International Narcotics Control Board, 2016,INCB Report 2015,Vienna, Austria :101.

International Narcotics Control Board, 2015,Availability of Internationally Controlled Drugs : Ensuring Adequate Access for Medical and Scientific Purposes, Vienna, Austria.

International Narcotics Control Board and United Nations, 2014,Psychotropic Subtances 2013, Statistic for 2013 Assessments of Annual Medical and Scientific Requirements, United Nations, New York.

International Narcotics Control Board and United Nations, 2012a,Psychotropic Subtances 2011, Statistic for 2011 Assessments of Annual Medical and Scientific Requirements, United Nations, New York.

International Narcotics Control Board and United Nations, 2012b,Guide on Estimating Requirements for Subtances under International Control, United Nations, New York.

Jann, M., Kennedy, WK., Lopez, G. , 2014, Benzodiazepines : a major component in unintentional prescription drugs overdosis with analgesics,Journal Pharmacy Practise, 27(1): 5-16.

Katzung, BG., Masters, SB., Trevor, AJ., 2012,Basic & Clinical Pharmacology, edisi 12, Mc Grow-Hill Medical, New York : 373-387.

Kementerian Kesehatan RI, 2016, Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2015a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/Menkes/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2015. Kementerian Kesehatan, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2015b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor HK.0202/Menkes/523/2015 tentang Formularium Nasional, Kementerian Kesehatan, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2013,Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Diakses di www.depkes.go.id pada tanggal 20 Desember 2015.

Kementerian Kesehatan RI, 2007,Pedoman pengobatan dasar di puskesmas,Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Management Sciences for Health, 2012,MDS-3 Managing access to medicine and health technologies, Management Sciences for Health, Arlington.

Pollmann, AS., Murphy, AL., Bergman, JC., Gardner, DM., 2015, Deprescribing benzodiazepines and Z-drugs in community-dwelling adults : s scoping review, BMC Pharmacology & Toxicology 16:19 DOI 10.1 1186/s40360-015-009-8, open access.

Suryawati,S., 2011, Improving access to narcotic analgesics, the international control system and options for quantification method. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 4 (1): 3-10.

Word Health Organization, 2015, Essential List of Medicine. Word Health Organization,Geneva. http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/en/. Diakses tanggal 30 November 2015.

World Health Organization, 2014,WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology,ATC/DDD Index 2014, Norwegian Institute of Public Health, http://www.whocc.no/atc_ddd_index/, diakses tanggal 22 Juli 2016.



DOI: https://doi.org/10.22146/jmpf.359

Article Metrics

Abstract views : 9596 | views : 84670

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

©Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
Faculty of Pharmacy
Universitas Gadjah Mada
Creative Commons License
View My Stats