Pendekatan Positivistik dalam Studi Hukum Adat
Rikardo Simarmata(1*)
(1) Scopus ID : 57035777500, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstract
Adat Positive Legal Science was initiated to simplify Western People (officer, legal enforcer, scholar) to understand adat or adat law. There are two important process to produce and to formulate substance of Adat Positive Legal Science. First, introduction of positivism legal approach creates perspective seeing adat law as jurisprudence because it has elements supporting adat law as system. This approach differenciates Adat Positive Legal Science from adat law study based on social approach. Adat law social approach does not imagine universal elements which represent reality of adat and adat law diversity because its own uniqueness. This different dissociate Adat Positive Legal Science from social studies as initial references. Second, introduction of positivism approach is action to apply western legal thoughts to explain adat law. The result is bias explanation regarding adat law. It is argued that positivism approach in Adat Positive Legal Science sets apart nature of adat law which following dynamics social relation. This paper doesn not only elaborate the birth of Adat Positive Legal Science history, but also how Adat Positive Legal Science does not able to response dynamic adat law by looking back to the existing concepts and definitions.
Intisari
Ilmu Hukum Adat Positif pada awalnya digagas untuk keperluan memudahkan Orang Barat (pejabat, penegak hukum, ilmuan) untuk memahami adat atau hukum adat. Ada dua hal penting dari proses melahirkan dan merumuskan muatan Ilmu Hukum Adat Positif ini. Pertama, introduksi pendekatan positivisme menghasilkan pandangan yang melihat hukum adat sebagai jurisprudence dan karena itu memiliki unsur-unsur yang menjadi penopang hukum adat sebagai sistem. Pendekatan ini mengakibatkan Ilmu Hukum Adat Positif menjadi berbeda dari studi-studi hukum adat yang menggunakan pendekatan sosial. Kajian sosial hukum adat tidak membayangkan ada unsur-unsur universal yang bisa merepresentasikan adat atau hukum adat, yang dalam kenyataanya beragam karena memiliki keunikan-keunikan. Perbedaan ini sekaligus menjauhkan Ilmu Hukum Adat Positif dari studi-studi sosial, yang dijadikannya sebagai rujukan awal. Kedua, introduksi pendekatan positivisme sekaligus merupakan tindakan menerapkan pemikiran-pemikiran Hukum Barat (western legal thoughts) dalam menggambarkan hukum adat. Hasilnya, sebagian gambaran mengenai hukum adat yang dihasilkan dari pendekatan ini, bersifat bias. Tulisan ini berargumen bahwa pendekatan posivistik dalam Ilmu Hukum Adat Positif telah membuat disiplin ini menjauh dari sifat alamiah hukum adat yaitu yang terus berkembang mengikuti proses dinamik relasi-relasi sosial. Tulisan ini, selain memaparkan sejarah kelahiran Ilmu Hukum Adat Positif, juga memperlihatkan bagaimana Ilmu Hukum Adat Positif tidak mampu merespon dinamika pada hukum adat dengan cara melihat ulang istilah dan konsep-konsep yang digunakan beserta pengertiannya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Buku
Anaya, S. James, 1996, Indigenous Peoples in International Law, Oxford University Press, New York-Oxford.
Adi, Rianto, et al., 1998, Pola Penguasaan tanah masyarakat tradisional dan problema pendaftaran tanah, studi kasus di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat, Laporan Penelitian, Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Atma Jaya dan Badan Pertanahan Nasional, Jakarta.
Aspinall, Edward, et al., 2011, The state and illegality in Indonesia, KITLV Press, Leiden.
Ball, John, 1982, Indonesian Legal History 1602-1848, Oughtershaw Press, Sydney.
Barr, Christopher, et al., 2001, The Impacts of Decentralization on Forests and Forest-Dependent Communities in Malinau District, East Kalimantan, Center for International Forestry Research, Bogor.
Chiba, Masaji, 1986, Asian Indigenous Law in Interaction with Received Law, Kegan Paul International, London dan New York.
Collins, Hugh, 2001, Marxism and Law, Oxford University Press, New York.
Cotterell, Roger, 1984, The sociology of law an introduction, Second edition, Butterworths, London.
Darmodiharjo, Darji, et al., 2004 Pokok-pokok Filsafat Hukum: Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Davidson, Jamie S., et al., 2007 The Revival of Tradition in Indonesian Politics: the deployment of adat from colonialism to indigenism, Routledge, London dan New York.
Dimyati, Khudzaifah, 2004, Teorisasi Hukum: studi tentang perkembangan pemikiran hukum di Indonesia 1945-1990, Muhammadyah University Press, Surakarta.
Djojodigoeno, M.M., 1958, Asas-asas Hukum Adat, Jajasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Jogjakarta.
Holleman, J.F. (ed.), 1981, Van Vollenhoven on Indonesian Adat Law, Martinus Nijhoff, The Hague.
Koesnoe, Mohammad, 1979, Catatan-catatan terhadap Hukum Adat dewasa ini, Airlangga University Press, Surabaya.
Lev, Daniel S, 1990, Hukum dan Politik di Indonesia Kesinambungan dan Perubahan, LP3ES, Jakarta.
Lukito, Ratno, 2008, Hukum Sakral dan Hukum Sekuler, Studi tentang Konflik dan Resolusi dalam Sistem Hukum Indonesia, Pustaka Alvabet, Jakarta.
¬McCarthy, John F., 2006, The Fourth Circle A Political Ecology of Sumatra’s Rainforest Frontier, Stanford University Press, Stanford, California.
Muhammad, Busar, 1981, Asas-asas hukum adat (suatu pengantar), Pradnya Paramita, Jakarta.
Paiement, Phillip, 2017, Transnational sustainability laws, Cambridge University Press, Cambridge.
Ralf, Michaels, “Global Legal Pluralism”, 5 Annual Review of Law & Social Science, 2009
Slaats, Herman, et al., (ed.), 1993, Tiga Model Pendekatan Studi Hukum Adat: Suatu Laporan Penataran, Syahkuala University Press dan Pusat Studi Hukum Adat dan Islam Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Simarmata, Rikardo, 2006, Pengakuan Hukum terhadap Masyarakat Adat di Indonesia, Regional Initiative on Indigenous Peoples-UNDP, Jakarta.
Simarmata, Rikardo, et al., 2017, Masyarakat Hukum Adat sebagai Subyek Hukum, Kecakapan Hukum Masyarakat Hukum Adat dalam Lapangan Hukum Privat dan Publik, the Samdhana Institute, Yogyakarta.
Soedarso, R.H., “Studi hukum adat, dalam M. Syamsudin et al., 1998, Hukum Adat dan Modernisasi Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Sumaryono, E (2002) Etika Hukum Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas Aquinas. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Soepomo, 2000, Bab-bab tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta.
Sonius, H.W.J, “Introduction”, dalam J.F. Holleman, 1981, Van Vollenhoven on Indonesian Adat Law, Martinus Nijhoff, The Hague.
Tamanaha, Brian Z, 2001, A general Jurisprudence on Law and Society, Oxford University Press, Oxford.
T.M.C. Asser Instituut, 1992, Cornelis van Vollenhoven 1874-1933, The Hague.
Ubink, Janine, et al., (eds.), 2011, Customary Justice: Perspective on Legal Empowerment, International Development Law Organization, Italy.
Van Vollenhoven, C, 1987, Penemuan Hukum Adat, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Wignjosoebroto, Soetandyo, 1994, Dari Hukum Kolonila ke Hukum Nasional: suatu kajian tentang dinamika sosial-politik dalam perkembangan hukum selama satu setengah abad di Indonesia, 1840-1990, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
_______________________, 2001, Hukum: Paradigma, Metode, dan Masalah, Elsam dan HUMA, Jakarta.
B. Artikel Jurnal
Bakker, Laurens, “Illegality for The General Good? Vigilantism and Social Responsibility in Contemporary Indonesia”, Critique of Anthropology, Vol. 35, No. 1.
Benda-Beckmann, Franz von, “Who is Afraid of Legal Pluralism”, Journal of Legal Pluralism and Official Law, Vol. 47, 2002.
Cribb, Robert, “Legal Pluralism and Criminal Law in the Dutch Colonial Order”, Indonesia, No. 90, Oktober 2010.
Djalins, Upik, “Re-examining subjek making in the Netherlands East Indies Legal Education: pedagogy, curriculum, and colonial state formation”, Itinerario, Vol. XXXVII, No. 2, 2013.
Griffiths, John, “What is Legal Pluralism?”, Journal of Legal Pluralism&Unofficial Law, Vol. 24, 1986.
Hoekema, Andre J., “European Legal Encounters Between Minority and Majority Culture: Cases of Interlegality”, Journal of Legal Pluralism&Unofficial Law, Vol. 51, 2005.
McCarthy, John F., “Between Adat and State: Institutional Arrangements on Sumatra’s Forest Frontier”, Human Ecology, Vol. 33, No. 1, February 2005.
Merry, Sally Engle, “Legal pluralism”, Law and Society Review, Vol. 22, No. 5, 1988.
Santos, Boaventura DeSausa, “The Heterogeneous State and Legal Pluralism in Mozambique”, Law&Society Review, Vol. 40, No. 1, 2006.
Simarmata, Rikardo, “Menyoal Pendekatan Binar dalam Studi Adat, LSD, Vol. V, No. 2, June-December, 2013.
Snyder, Francis G., “Colonialism and Legal Form: The Creation of ‘Customary Law’ in Senegal”, Journal of Legal Pluralism&Unofficial Law, Vol. 19, 1981.
Woodman, Gordon, “Ideological combat and social observation, recent debate about legal pluralism”, Journal of Legal Pluralism and Official Law, Vol. 42, 1998.
C. Makalah
Simarmata, Rikardo, “Relevansi Menggagas Studi Kontemporer Hukum Adat”, Makalah, Disampaikan pada Lokakarya Reorientasi Pengajaran dan Studi Hukum Adat, kerjasama Epistema Institute dan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 7-8 Maret 2013.
D. Antologi
Bourchier, David, “Positivism and Romantism in Indonesian Legal Thought, dalam Timothy Lindsey (ed.), 1999, Indonesia Law and Society, The Federation Press, Australia.
Fitzpatrick, Daniel, “Land, custom, and the state in the post-Suharto Indonesia: a foreign lawyer’s perspective, dalam Jamie S. Davidso, et al., 2007, The Revival of Tradition in Indonesian Politics: the deployment of adat from colonialism to indigenism. London and Routledge, New York.
Glenn, Patrick H., “Asian thought and legal diversity”, dalam Gary F. Bell, 2017, Pluralism, transnationalism, and cultute in Asian law: a book in honour of M.B. Hooker, ISEAS publishing, Singapore.
Griffiths, John, “Recent Anthropology of Law in The Netherlands and its Historical Background”, dalam Keebet von Benda-Beckmann dan Frons Strijbosch (eds.), 1986, Anthropology on law in the Netherlands: Essays in Legal Pluralism, Dordrecht-Holland/Cinnaminson, USA.
Hoekema, Andre J., “A New Beginning of Law Among Indigenous Peoples. Observation by Legal Anthropologist”, dalam F.J.M., Feldbrugge, 2003, The law’s begginings, Brill Academic Publishers, The Netherlands.
Irianto, Sulistyowati, “Sejarah Pluralisme Hukum dan Konsekuensi Metodologisnya”, dalam Tim HUMA, 2005, Pluralisme Hukum: Sebuah Pendekatan Interdisiplin. Perkumpulan HUMA, Jakarta.
________________, (2012) “Pluralisme hukum dalam perspektif global”, dalam Adrian W. Bedner, Sulistyowati Irianto, Jan Michiel Otto, dan Theresia Dyah Wirastri (eds.) Kajian sosio legal. Denpasar: Pustaka Larasan; Jakarta: Universitas Indonesia, Universitas Leiden, Universitas Groningen
Koesnoe, Mohammad, 1998, “Menuju kepada Penyusunan Teori Hukum Adat, dalam M. Syamsudin, et al., Hukum Adat dan Modernisasi Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Kurniawan, Joeni Arianto, “Gagasan Membangun (kembali) Ilmu Hukum Normatif: Konseptualisasi Mohammad Koesnoe tentang Hukum Adat sebagai Dasar Hukum Nasional Indonesia, dalam Joeni Arianto Kurniawan (ed.), 2013, Mohammad Koesnoe dalam pengembaraan gagasan hukum Indonesia, Epistema Institute&HUMA, Jakarta.
Van den Bergh, G.C.J.J, “The Concept of Folk Law in Historical Context: A Brief Outline”, dalam Alison Dundes Renteln, et al., 1994, Folk Law Essays in the Theory and Practice of Lex Non Scripta, Volume I. The University of Wisconsin Press.
Witteveen, Willem, “Law’s Begginings”, dalam F.J.M. Feldbrugge, 2003, The Law’s Begginings. Brill Academic Publishers, The Netherlands.
DOI: https://doi.org/10.22146/jmh.37512
Article Metrics
Abstract views : 16747 | views : 25957Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Rikardo Simarmata
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.