(1) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (*) Corresponding Author
Abstract
Permasalahan utama yang sering terjadi pada saat pembibitan teh dengan setek adalah lambatnya pembentukan akar yang dapat menyebabkan kematian bibit. Salah satu cara dalam membantu merangsang pembentukan akar dan kalus serta proses penyerapan hara bagi tanaman adalah dengan pemberian agensia hayati Jamur Mikoriza Arbuskular (JMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui takaran mikoriza yang paling sesuai untuk pembibitan teh klon Gambung 7 pada ketinggian tempat yang berbeda serta mengetahui pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan bibit teh Gambung 7. Penelitian ini menggunakan rancangan Split-Plot dengan ketinggian sebagai plot utama terdiri dari 3 aras yaitu afdeling Pagilaran (P) dengan ketinggian 980 m dpl, afdeling Andongsili (A) dengan ketinggian 1100 m dpl, dan afdeling Kayulandak (K) dengan Ketinggian 1200 m dpl. Kemudian takaran mikoriza menempati anak petak terdiri dari 4 faktor yaitu dosis 0, 3, 6, 9 gram/polibag. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara takaran mikoriza dengan ketinggian pada variabel berat kering akar. Nilai berat kering akar tertinggi terdapat pada Afdeling Pagilaran perlakuan kontrol sebesar 1,16 gram, sedangkan hasil paling rendah terdapat pada Afdeling Andongsili perlakuan 9 gram/polibag sebesar 1,02 gram. Tinggi tempat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit Gambung 7 dengan persentase setek hidup tertinggi pada afdeling Kayulandak sebesar 95 %, selanjutnya pada afdeling Pagilaran sebesar 79,75 %, dan afdeling Andongsili sebesar 70,50 %.
Keywords
ketinggian tempat, klon Gambung 7, setek, jamur mikoriza arbuskular (JMA)