Danti Sukmawati Ciptaningtyas, Didik Indradewa, dan Tohari(1*)
(1)  (*) Corresponding Author
Abstract
Di Indonesia jagung lebih banyak ditanam di lahan kering. Namun yang sering menjadi masalah adalah cekaman kekeringan. Pengujian kultivar unggul tahan kering dilakukan untuk mengetahui kultivar yang paling tahan kekeringan serta memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang baik pada kondisi air terbatas. Penelitian pengaruh interval penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil empat kultivar jagung dilaksanakan di Banguntapan pada bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Perlakuan disusun dalam rancangan petak belah dengan 3 blok sebagai ulangan, terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama kultivar sebagai petak-utama: Lagaligo, Lamuru, Bima-2 Bantimurung, dan Bima-4 Bantimurung, sedang faktor kedua Interval penyiraman sebagai anak-petak: penyiraman setiap hari, 2 hari sekali, 4 hari sekali dan 8 hari sekali. Kultivar Bima-2 Bantimurung dan Bima-4 Bantimurung mempunyai pertumbuhan lebih baik yang dicirikan oleh bobot segar, bobot kering dan jumlah daun yang lebih besar, serta tanaman lebih tinggi dari kultivar Lamuru dan Lagaligo. Peningkatan interval penyiraman secara nyata menurunkan hasil tanaman jagung.