KUANTITAS DAN KUALITAS HASIL PUCUK ENAM KLON TEH SINENSIS (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze var Sinensis) DI BAGIAN KEBUN KAYULANDAK, PT. PAGILARAN
Aryo Wijayanto(1*), Didik Indradewa(2), Eka Tarwaca Susila Putra(3)
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Penelitian bertujuan untuk (1) membandingkan hasil pucuk beberapa klon teh sinensis dengan teh asamika, (2) mendapatkan klon teh sinensis dengan hasil dan kualitas hasil yang relatif tinggi, dan (3) mempelajari hubungan sifat fisiologis, pertumbuhan dan komponen hasil dengan hasil pucuk. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan klon bertindak sebagai faktornya. Klon teh yang digunakan terdiri dari enam klon teh sinensis Oero 1, Oero 2, Oero 3, Oero 4, Oero 5, dan Oero 6 serta sebuah klon asamika yang diwakili Gambung 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi hasil klon teh sinensis lebih rendah dibandingkan klon asamika, namun beberapa klon sinensis memiliki kualitas pucuk yang lebih baik dibanding klon asamika. Klon Oero 6 memiliki potensi hasil pucuk tinggi diantara klon-klon sinensis yang diteliti, sedangkan klon Oero 1, Oero 2, dan Oero 3 memiliki kualitas pucuk paling baik. Jumlah pucuk dan bobot per pucuk mempengaruhi potensi hasil pucuk secara langsung, sedangkan jumlah pucuk peko, bobot per pucuk peko, dan panjang trikoma berpengaruh langsung pada kualitas teh.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Adisewojo, R. S. 1982. Bercocok Tanam Teh. Sumur Bandung. Bandung.
Anesini, C., G.E. Ferraro, and R. Filip. 2008. Total Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Commercially Available Tea (Camellia sinensis) in Argentina. J. Agric. Food Chem (56): 9225–9229
Eden, T. 1976. Tea. 3th ed. Tea Research Institute of East Africa. Longman Group Limited. London.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plant. The Iowa State University Press. Ames. Terjemahan D.H. Goenadi. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Herd, E.M., and G.R. Squire. 1976. Observation on The Winter Dormancy of Tea (Camellia sinensis L.) in Malawi. J. Hort. Sci. 51: 267-279
Lea, J.P. dan R.C. Leegood. 1993. Nitrogen Metabolism. In Lea, J.P. and R.C. Leegood (eds.) Plant Biochemistry and Molecular Biology. John Wiley and Sons. New York.
Mitrowihardjo S. 2012. Kandungan Katekin dan Hasil Pucuk Beberapa Klon Teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) Unggulan pada Ketinggian yang Berbeda di Kebun Pagilaran. Universitas Gadjah Mada. Disertasi Doktor.
Mwaka, E. 1985.Tea shoot growth in a pruning cycle in the Kenya highlands. Tea. 6 (1): 5-13
Sitompul, S.M dan Guritno, B. l995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta
Sanderson.G.W, dan K. Sivapalan. 1966. Effect of Leaf Age on Photosynthetic Assimilation of Carbon Dioxside in Tea Plant. Tea Quarterly 37 (1): 11-25
Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Tanaman Teh. Kanisius. Yogyakarta.
Sriyadi, B. 2009. Seleksi Hasil Klon-klon Sinensis. Jurnal Penelitian Teh dan Kina 12 (3): 53-58.
Towaha, J. 2013. Kandungan Senyawa Kimia pada Daun Teh (Camellia sinensis). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 19 (3): 12-16
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.10476
Article Metrics
Abstract views : 3791 | views : 7108Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Budidaya Pertanian
VEGETALIKA journal indexed by: