Pembuatan Desinfektan Menggunakan Metode Elektrolisis Larutan Garam

https://doi.org/10.22146/ijl.v1i2.85976

Deny Puspasari(1*), Evi Wijayanti(2), Norani Setyo Fitri(3)

(1) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(3) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(*) Corresponding Author

Abstract


Bakteri atau virus dapat dibasmi menggunakan cairan yang disebut desinfektan. Secara umum, ada dua jenis desinfektan, berbasis alkohol dan berbasis air (hipoklorit). Dari segi ketersedian bahan baku dan biaya produksinya hipoklorit lebih murah dan bahan bakunya tersedia secara luas. Salah satu cara sintesis hipoklorit adalah menggunakan elektrolisis larutan garam (NaCl). Elektrolisis merupakan suatu proses reaksi oksidasi-reduksi dengan perantara elektroda yang tercelup dalam larutan elektrolit yang diberi tengangan tertentu pada tiap tiap elektroda.  Larutan garam yang digunakan dalam penelitian ini divariasi dari 5%, 10% dan 20%. Sedangkan pada proses elektrolisisnya, digunakan variasi tegangan dari 6V, 12V, dan 20V. Dari hasil penelitian diperoleh, produk Natrium hipoklorit maksimal diperoleh dari proses elektrolisis menggunakan larutan garam dengan konsentrasi 5% pada tegangan 12V dengan laju alir 11ml/s pada detik ke-55 sudah terbentuk NaOCl dengan konsentrasi Chlorine 200ppm. Sedangkan pada konsentrasi larutan garam 20% tidak terbentuk Chlorine sama sekali walau dengan variasi tegangan manapun. Larutan NaOCl yang dihasilkan kemudian diuji ketahanan bakteri dan jumlah bakteri untuk mengetahui kemampuan NaoCl sebagai desinfektan dalam membunuh bakteri. Dari hasil uji terhadap bakteri Gram positif dan negatif dapat menghambat proses pertumbuhan bakteri.

Dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat desinfektan dari bahan yang murah dengan proses produksi yang sederhana dan efisien dengan menggunakan larutan garam sebagai larutan elektrolitnya.


Keywords


Desinfektan; Elektrolisis; Larutan garam; bakteri Gram positif; bakteri Gram negatif.

Full Text:

PDF


References

Harahap, M. R. (2016). Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1).

Hendarto, Y. M. (2020). Di Balik Melambungnya Harga” Hand Sanitizer” dan Masker Saat Wabah Covid-19. Kompas. Id.

Indriana, D., Syakari, I., Amalia, A. N., & Wulandari, R. (2021). Potensi Komoditi Hasil Perkebunan sebagai Bahan Baku Produk Disinfektan Alami (Ulasan). Jurnal Industri Hasil Perkebunan, 16(1), 18-31.

Madigan, M.T., Martinko, J.M. dan Parker, J, 2009.Biology of Microorganisms 12th.Prentice Hall International. New York.

Larasati, A. L., & Haribowo, C. (2020). Penggunaan desinfektan dan antiseptik pada pencegahan penularan COVID-19 di masyarakat. Majalah Farmasetika, 5(3), 137-145.

Marhtyni, Natsir N, Intan N. 2019. Faktor yang Berhubungan Dengan POPM Filariasis Terhadap Penurunan Prevalensi Mikrofilaria Pasca Pengobatan Massal Tahun ke-5 di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enkerang. J Komunitas Kesehat Masy 1(1): 7-16.

Marlina, E., Wahyudi, S., & Yuliati, L. (2013). ProduksiI Brown’ s Gas Hasil Elektrolisis H2O Dengan Katalis NaHCO3. Jurnal Rekayasa Mesin, 4(1), 53-58.

Putra, E. D. L. (2003). Keracunan Bahan Organik Dan Gas Di Lingkungan Kerja Dan Upaya Pencegahannya. USU Digital Library.

[WHO] World Health Organisation (2020). sanitation, hygiene, and waste management for the COVID-19 virus Interim guidance 23 April 2020. World Health Organisation.

Zellner & Eyer. (2020). Choking agents and chlorine gas – history, pathophysiology, clinical effects and treatment. Toxicology Letters.



DOI: https://doi.org/10.22146/ijl.v1i2.85976

Article Metrics

Abstract views : 6586 | views : 13360

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Indonesian Journal of Laboratory

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


 

View My Stats