Penanganan Air Limbah Cucian Alat Gelas Laboratorium dengan Metode Spektrofotometri Menggunakan Pereaksi Biru Metilen
Padya Sumarwanto(1*), Yuni Hartati(2)
(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Limbah cucian alat gelas laboratorium merupakan salah satu limbah yang dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi manusia. Komponen limbah cucian alat gelas laboratorium yang paling utama adalah deterjen dengan bahan aktifnya surfaktan. Dampak lingkungan dengan adanya limbah surfaktan yang di atas ambang maksimal akan berakibat rusaknya air tanah yang akan berimbas pada kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar surfaktan dalam air limbah cucian alat gelas laboratorium, dalam jumlah limbah 10 liter perhari. Sampel terdiri dari air limbah bilasan pertama dan air limbah bilasan kedua. Metode penelitian adalah spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan pereaksi biru metilen yang dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan kloroform. Penghitungan kadar didasarkan pada persamaan kurva baku yaitu hubungan absorbansi dari seri konsentrasi larutan standar surfaktan yang berupa dodesil benzene sulfonate (DBS). Hasil pengukuran absorbansi sampel dan perhitungan konsentrasi didapat kadar DBS dari air bilasan pertama adalah 31,3449 + 0,2993 ppm, sedangkan air bilasan kedua adalah 8,98645 + 0,775484 ppm, yang telah melebihi ambang batas maksimal yang diijinkan, yaitu 200 ug/L (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001). Kesimpulannya penggunaan deterjen untuk mencuci alat gelas dalam laboratorium bisa diminimalkan dengan mengganti dengan mengganti larutan pencuci yang lebih ramah lingkungan.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/ijl.v1i1.40964
Article Metrics
Abstract views : 13793 | views : 34626Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Indonesian Journal of Laboratory