Analisis temporal efek cuaca terhadap leptospirosis di kabupaten Bantul, Yogyakarta tahun 2010-2018
Nur Lathifah Syakbanah(1*), Anis Fuad(2), Hari Kusnanto(3)
(1) Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Tujuan: Menganalisis efek suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan terhadap kejadian leptospirosis secara temporal di Kabupaten Bantul tahun 2010-2018. Metode: Desain penelitian menggunakan studi ekologi berbasis time-series, antara faktor cuaca (suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan) dari stasiun cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY dan kejadian bulanan leptospirosis di Kabupaten Bantul selama periode 9 tahun, 2010-2018. Pearson’s correlation dan time-lag correlation dilakukan dengan STATA 13 guna mengamati asosiasi secara temporal, selanjutnya disajikan dalam grafik time-series dengan Microsoft Excel. Hasil: Karakteristik cuaca di Kabupaten Bantul untuk suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan masing-masing sebesar 27.2°C, 84%, dan 171 mm. Kejadian leptospirosis selama 2010-2018 sejumlah 779 kasus, tertinggi 120 kasus di bulan Mei dan 154 kasus pada tahun 2011. Suhu udara 3 bulan sebelumya (lag 3) berhubungan positif dan lemah terhadap kejadian leptospirosis (r=0.2493). Pola fluktuasi grafik time-series suhu udara tidak diikuti kejadian leptospirosis pada 2 tahun awal dan akhir periode. Kelembapan udara 1 bulan sebelumya (lag 1) berhubungan positif dan lemah terhadap kejadian leptospirosis (r=0.2921). Pola fluktuasi grafik time-series kelembapan udara tidak diikuti kejadian leptospirosis pada 2 tahun awal periode. Curah hujan 3 bulan sebelumya (lag 3) berhubungan positif dan sedang terhadap kejadian leptospirosis (r=0.5297). Pola fluktuasi grafik time-series curah hujan diikuti kejadian leptospirosis selama periode. Simpulan: Kejadian leptospirosis berhubungan dengan efek time-lag suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya. Diperlukan sistem kewaspadaan dini pemerintah dan masyarakat di daerah endemis menghadapi ancaman leptospirosis selama musim hujan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.45186
Article Metrics
Abstract views : 1573 | views : 1692Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).