PERAN TUMBUHAN BAWAH DALAM KESUBURAN TANAH DI HUTAN PANGKUAN DESA PITU BKPH GETAS (The Role of Undergrowth Species for Soil Fertility in Hutan Pangkuan Desa Pitu BKPH Getas)
Frita Kusuma Wardhani(1*), Ikhwanudin Rofi’i(2), Ambar Kusumandari(3), Sena Adi Subrata(4), Kristiani Fajar Wianti(5)
(1) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no.1 Bulaksumur Yogyakarta 55281.
(2) Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara, Jl. By Pass Ngurah Rai km 21, Suwung Kauh, Pemogan, Kuta, Kota Denpasar, Bali 80361.
(3) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no.1 Bulaksumur Yogyakarta 55281.
(4) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no.1 Bulaksumur Yogyakarta 55281.
(5) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Jl. Agro no.1 Bulaksumur Yogyakarta 55281.
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstrak
Kehadiran tumbuhan bawah pada hutan tanaman jati dapat memberikan dampak positif yaitu, menjadi sumber keragaman hayati, menciptakan iklim mikro di lantai hutan, menjaga tanah dari bahaya erosi, serta dapat memelihara kesuburan tanah. Namun keberadaannya seringkali dianggap sebagai kompetitor bagi tanaman yang dibudidayakan. Hutan Pangkuan Desa (HPD) Pitu telah dikelola secara intensif oleh masyarakat yang dilakukan baik di bawah maupun di luar tegakan sehingga diduga mempengaruhi kondisi ekosistem di kawasan tersebut baik terhadap kelimpahan tumbuhan bawah maupun kualitas kimia tanahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dan kualitas kimia tanah pada berbagai tipe penutupan lahan di HPD Pitu, BKPH Getas. Pengamatan dilakukan dengan menempatkan petak kuadrat berukuran 1 m x 1 m sebanyak 5 petak pada setiap unit lahan secara random. Hasil penelitian menunjukkan pada 4 (empat) penutupan lahan yaitu hutan, semak, ladang, dan pemukiman didominasi oleh jenis yang berbeda tetapi komposisi komunitas pada hutan dan semak memiliki similaritas yang relatif tinggi. Kualitas kimia tanah pada berbagai penutupan lahan tidak berbeda secara signifikan. Aktivitas masyarakat yang tinggi pada berbagai penutupan lahan diduga menjadi penyebab rendahnya hara pada berbagai tipe penutupan. Kondisi keharaan yang miskin hara khususnya pada kawasan hutan tentu akan memengaruhi produktivitas tegakan jati yang merupakan tanaman pokok di kawasan tersebut.
Abstract
The presence of undergrowth on teak plantations can have a positive impact i.e, a source of biodiversity, creating a microclimate on the forest floor, keeping the soil from the erosion, and can maintain soil fertility. On the other hand, its existence is often regarded as a competitor for cultivated plants. Hutan Pangkuan Desa (HPD) Pitu has been intensively managed by communities undertaken either below or outside the stand so that it is suspected to affect the ecosystem condition in the region both to the abundance of plants and quality of soil chemistry. The purpose of this study was to determine the diversity of undergrowth species and soil chemical qualities in various types of land cover in HPD Pitu, BKPH Getas. The observation was done by placing a 1 m x 1 m square plot of 5 plots on each unit of land. The results showed that 4 (four) land closures i.e forests, shrubs, dry farmland, and settlements were dominated by different species but the community composition in forests and shrubs had a relatively high similarity. The soil chemical quality at various land coverings did not differ significantly. High community activity in various land closures is thought to be the cause of low nutrients in various types of closure. The nutrient-poor condition of the forest, especially in the forest area, will affect the productivity of teak stands, which are the staple crops in the area.
Keywords
References
Anggraeni, I., 2012. Penyakit Karat Tumor Pada Sengon dan Hama Cabuk Lilin Pada Pinus. Kementerian Kehutanan Badan Litbang Kehutanan Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan, Bogor.
Anonim, 1983. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah. Lembaga Pusat Penelitian Tanah. Bogor.
Anonim, 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Balai Penelitian Tanah (BPT), Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Anonim, 2016. Pestisida Pertanian dan Kehutanan Tahun 2016. Direktorat Pupuk dan Pestisida, Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Bakar, B., Denny, K., dan Soekisman, T., 2013. The Role of Weed Science in Supporting Food Security by 2020. Proceedings of the 24th Asian-Pacific Weed Science Society Conference. Asian-Pacific Weed Science Society & Weed Science Society of Indonesia, Padjadjaran University, Bandung.
Barna, M., and Michal, B.. 2015. Tree Species Diversity Change in Natural Regeneration of Beech Forest Under Different Management. Forest Ecology and Management 342:93–102.
Caton, B.P., Mortimer, M., Hill, J.E., and Johnson, D.E., 2010. A Practical Field Guide to Weeds of Rice in Asia. Second Edition. International Rice Research Institute, Los Baños.
Dahir, 2012. Struktur dan Komposisi Vegetasi Tumbuhan Bawah (Semak, Herba, dan Rumput) dengan Variasi Ketinggian, Pada Naungan Tectona grandis L.F, di Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Hilwan, I., Dadan, M., dan Weda, G.P., 2013. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Tegakan Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dan Trembesi (Samanea saman Merr.) di Lahan Pasca Tambang Batubara PT Kitadin, Embalut, Kutai Kartanagara, Kalimantan Timur. Jurnal Silvikultur Tropika 4(1):6–10.
Holm, L., Pancho, J., Herberger, J., and Plucknett, D., 1979. A Geographical Atlas of World Weeds. John Wiley & Sons. New York.
Kunarso, A., dan Fatahul, A., 2013. Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah Pada Berbagai Tegakan Hutan Tanaman di Benakat, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(2):85-98.
Le, Q.B., Nkonya, E., and Mirzabaev, A., 2016. Biomass Productivity-Based Mapping of Global Land Degradation Hotspots. in H. Y. Kwon, E. Nkonya, T. Johnson, V. Graw, E. Kato, & E. Kihiu (Eds.), Economics of Land Degradation and Improvement - A Global Assessment for Sustainable Development (pp. 55–84).
Ludwig, J.A., dan Reynolds, J.F., 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. John Wiley and Sons, New York.
Maisyaroh, W., 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari 1(1):1–9.
Marsono, D. 1987. Vegetasi Tumbuhan Bawah Tanaman Jati Di KPH Kendal. Buletin Fakultas Kehutanan Yogyakarta, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Nadlir, 2006. Fungsi Ganda Rumput Minjangan (Chromolaena odorata) dalam Budidaya Tanaman. Temu Teknis Nasional Tenaga Fungstonal Pertanian 2006. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Octavia, D., Azwar, F., Qirom, M.A., dan Andriyani, S., 2004. Potensi Pakan Banteng di Areal Savana Seksi Wilayah Bekol Taman Nasional Baluran. Laporan Kegiatan. Balai Taman Nasional Baluran. Departemen Kehutanan. (Tidak diterbitkan).
Octavia, D., Andriyani, S., Qirom, M.A., dan Azwar, F., 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Sebagai Pestisida Alami di Savana Bekol Taman Nasional Baluran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(4):355-365.
Odum, E.P., 1998. Dasar-dasar Ekologi (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pratikno, H., 2002. Studi Pemanfaatan Biomasa Flora untuk Meningkatkan Ketersediaan P dan Bahan Organik Tanah Berkapur di DAS Brantas Hulu Malang Selatan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Rosmarkan, A., dan Yuwono, N.W., 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Rahmi, H., Ina, R., Awin, F., dan Noer, K., 2009. Pemanfaatan Rumput Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Biosorben Cr(VI) Pada Limbah Industri Sasirangan Dengan Metode Teh Celup. Sains dan Terapan Kimia, 2(1):57–73.
Rauf, A., 2016. Dampak Kebakaran Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut Kabupaten Aceh Barat Daya Terhadap Sifat Tanah Gambut. Jurnal Pertanian Tropik, 3(3):256–266.
Sastroutomo, S., 1990. Ekologi Gulma. Penerbit PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Soerianegara, I., dan Indrawan, A., 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudiana, E., Nuhfil, H.A.R., Yanuwiadi, B., dan Soemarno, 2009. Pengelolaan Hutan Rakyat Berkelanjutan di Kabupaten Ciamis. Agritek, 17(3):543–555.
Suryaningsih, Martin, J., dan Ketut, D., 2011. Inventarisasi Gulma pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Sawah Kelurahan Padang Galak, Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Simbiosis, 1(1):1–8.
Susilo, E., 2013. Tanggap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Bokhasi Gulma Gletang (Tridax procumbens) yang Diperkaya Kapur Pada Tanah Ultisol. Agrovigor, 6(1):13–20.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.49668
Article Metrics
Abstract views : 16214 | views : 3466 | views : 7134Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Manusia dan Lingkungan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JML Indexed by:
View My Stats