KONSEP PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN KOTABARU KOTA SERANG (Concept of Slum Handling in Kotabaru Serang City)

https://doi.org/10.22146/jml.24979

Laily Kurniasari(1*), Raldi Hendro Koestoer(2), Emirhadi Suganda(3)

(1) Fakultas Pasca Sarjana, Program Studi Kajian Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Pusat, 16424
(2) Fakultas Pasca Sarjana, Program Studi Kajian Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Pusat, 16424
(3) Fakultas Pasca Sarjana, Program Studi Kajian Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Pusat, 16424
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstrak

Salah satu dampak semakin tingginya jumlah penduduk di perkotaan adalah munculnya permukiman kumuh, termasuk yang terjadi di Kelurahan Kotabaru, kota Serang. Berbagai upaya penanganan permukiman kumuh telah lama dilakukan, namun kenyataannya secara keseluruhan program penanganan permukiman kumuh yang telah dilaksanakan hasilnya belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam membantu penataan dan perbaikan permukiman kumuh. Untuk mengetahui penanganan permukiman kumuh yang sesuai maka perlu dilakukan analisis tingkat kekumuhan berdasarkan karakteristik lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakatnya dan menyusun konsep penanganan permukiman kumuh yang sesuai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode campuran untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa strata kekumuhan di permukiman Kotabaru terdiri dari kumuh sedang (RW 1 dan RW 2) dan kumuh berat (RW 3 dan RW 5). Tingkat kekumuhan yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda pula, untuk wilayah kumuh sedang, penanganan dilakukan melalui peremajaan dengan land sharing. Untuk wilayah kumuh berat penanganan melalui pembangunan rumah susun.

 

Abstract

The increase in the urban population has led to various impacts, and it also occurs in Sub Kotabaru city of Serang. One consequence is the increasing demand for appropriate housing, but this increase is not offset by an increase in the amount of land in the city. Limitations of land in the city resulted in land prices high and not affordable by low-income people. They occupied the land with the designation not to settlements such as riverbanks, railroad tracks and lead to slums in urban areas. Various efforts to address the slum has long been done, but in fact the overall program management of slums that have been implemented the results have not shown significant changes in assisting the structuring and slum upgrading. To determine the proper handling of slums it is necessary to identify the level of squalor by environmental characteristics, economic, and social communities; and draft handling of slums. This study used a qualitative approach with a mix of methods to collect qualitative and quantitative data. The results of the study explained that the strata level of slum in Kotabaru consists of medium slum (RW 1 and RW 2) and heavy slum (RW 3 and RW 5). Squalor different level requires different handling, anyway, to the slums being, handling through rejuvenation with land sharing. To the slums of heavy handling through the construction of flats.


Keywords


permukiman kumuh; permukiman berkelanjutan; tingkat kekumuhan; konsep penanganan; slum; sustainable settlements; level of slum; concept of handling

Full Text:

PDF


References

Anonim, 2008. Cities Without Slums. Cities Alliance. Washington DC: York Graphic Services

As’ari, R., dan Fadjarani, S., 2018. Penataan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan, Jurnal Geografi, 15(1):56-67

Budiharjo, E. dan Sujarto, D., 2013. Kota Berkelanjutan (Sustainable City). Alumni. Bandung.

Fauzi, A., 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

Ijong, J.F., Kumurur, V.A., dan Wuisang, C.E.F., 2017. Penerapan Konsep Kota Berkelanjutan Pada Desain Kawasan Tepian Pantai Perkotaan Tahuna. Jurnal Fraktal, 2(2): 31-40.

Kirmanto, D., 2002. Pembangunan Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan Lingkungan Strategis dalam Pencegahan Banjir di Perkotaan. 1 hlm.http://alramadona.blog.ugm.ac.id/2008/08/27/permasalahanpermukiman-perkotaan,1 Maret 2015, pukul 22.17 WIB.

Kuswartojo, T., 2005. Perumahan dan Pemukiman Di Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Rahayu, T., Sudaryono, dan Baiquni, M., 2003. Evaluasi Program Penataan dan Rehabilitasi Permukiman Kumuh Studi Kasus Kawasan Bantaran Sungai Code Bagian Utara, Yogyakarta. J. Manusia & Lingkungan, 10(2):53-62.

Salim, E., 2009. Penganugerahan Doktor Kehormatan Kepada Prof. DR. Emil Salim. Bandung: ITB.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.24979

Article Metrics

Abstract views : 5959 | views : 5648

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Jurnal Manusia dan Lingkungan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats