KEANEKARAGAMAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN BAWAH PADA SISTEM AGROFORESTRI DI PERBUKITAN MENOREH, KABUPATEN KULON PROGO (Diversity and Untilization of Understorey in Agroforestry System of Menoreh Hill, Kulon Progo Regency)
Etik Erna Wati Hadi(1*), Siti Muslimah Widyastuti(2), Subagus Wahyuono(3)
(1) Balai Penelitian Kehutanan Palembang, Jl. Kol. H. Burlian km 6,5 Puntikayu, Palembang 30153
(2) Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(3) Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Agroforestri yang diadopsi masyarakat dalam bentuk pekarangan dan tegalan menyimpan potensi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang diduga memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada sistem agroforestri dan pemanfaatannya oleh masyarakat di perbukitan Menoreh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan melakukan inventarisasi jenis tumbuhan bawah serta wawancara dengan tokoh masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan bawah yang selama ini dilakukan. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu November 2012 sampai dengan April 2013, berlokasi di perbukitan Menoreh Kabupaten Kulon Progo yang terbagi dalam 3 zona berdasarkan ketinggian tempat. Berdasarkan hasil penelitian, keanekaragaman jenis tumbuhan bawah cenderung semakin tinggi pada lokasi yang lebih tinggi. Jenis tumbuhan bawah di pekarangan lebih banyak dibandingkan di tegalan pada semua zona ketinggian tempat. Tumbuhan bawah yang berhasil teridentifikasi sebanyak 41 jenis, 28 jenis di antaranya dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan obat, antara lain untuk penyakit kulit, demam dan beberapa penyakit degeneratif seperti hipertensi, kanker, asam urat, asma dan sebagainya. Cara pemanfaatannya dengan dimakan langsung (dilalap), direbus, dibuat teh dan diambil sari patinya. Beberapa jenis tumbuhan bawah telah dimanfaatkan masyarakat secara tradisional sebagai bahan obat dan dibudidayakan sebagai sumber penghasilan tambahan.
ABSTRACT
Agroforestry adopted community in the form of homegardens and drylands holds the potential diversity of plants below that allegedly have various benefits for the community. This study aims to determine the diversity of plant species under the agroforestry system and its utilization by the community in the hills Menoreh. The method used is a survey method to conduct an inventory of understorey species and interviews with community leaders on the use of understorey has been done. The study was conducted in the period November 2012 to April 2013, located in the hills Menoreh, Kulon Progo regency is divided into three zones based on altitude. Based on this research, the diversity of understorey species the higher tends to a higher location. Understorey species in the homegardens more than in drylands at all altitude zones. Understorey species which were identified as many as 41 species, 28 species of which society is used as medicine, such as for skin diseases, fever and some degenerative diseases such as hypertension, cancer, gout, asthma and so on. To utilization to be eaten immediately (engulfed), stewed, made tea and juice taken the extract. Understorey species have been used traditionally as a community drug substance and cultivated as a source of additional income.
Keywords
Full Text:
ARTIKEL LENGKAP (PDF) (Bahasa Indonesia)References
Abdiyani, S., 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat di Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5(1):79-92.
Candra, A.A., Ridwan, Y., dan Retnani, E.B., 2008. Potensi Anthelmintik Akar Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica L.) Terhadap Hymenolepis Nana Pada Mencit. Media Peternakan, 31(1):29-35.
Djufri, 2010. Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Tegakan Akasia di Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Jurnal Biologi Edukasi, 2(2):45-68.
Djufri, 2011. Pengaruh Kerapatan Akasia (Acacia nilotica)(L.) Willd. Ex. Del. Terhadap Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah di Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Jurnal Biologi Edukasi 3(1): 43-53.
Hadi, E.E.W., 2013. Tumbuhan Bawah Dominan Penghasil Bahan Obat Herbal Pada Sistem Agroforestri. Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hani, A. dan Suryanto, P., 2014. Dinamika Agroforestry Tegalan di Perbukitan Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(2):119-128.
Hilwan, I., Mulyana, D., dan Pananjung, W. G., 2013. Keanekaraaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Tegakan Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dan Trembesi (Samanea saman Merr.) di Lahan Pasca Tambang Batubara PT Kitadin, Embalut, Kutai Kartanagara, Kalimantan Timur. Jurnal Silvikultur Tropika, 4(1): 6-10.
Kandari, L.S., Phondani, P.C., Payal, K.C., Rao, K.S., and Maikhuri, R.K., 2012. Ethnobotanical Study towards Conservation of Medicinal and Aromatic Plants in Upper Catchments of Dhauli Ganga in the Central Himalaya. Journal of Mountain Science, 9:286-296.
Karina, S., 2014. Jenis Tumbuhan Berguna Pada Pekarangan Masyarakat Percampuran di Kelurahan Layana Indah Kecamatan Palu Timur Sulawesi Tengah. Biocelebes 8(2):1-12.
Kumar, B.M. dan Nair, P.K.R., 2004. The Enigma of Tropical Homegardens. Agroforestry System, 61: 153-152.
Kurniawan, A. dan Parikesit, 2008. Persebaran Jenis Pohon di Sepanjang Faktor Lingkungan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat. Biodiversitas, 9(4):275-279.
Kusumedi, P. dan Jariyah, N.A., 2010. Analisis Finansial Pengelolaan Agroforestri Dengan Pola Sengon Kapulaga di Desa Tirip, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 7(2):93-100.
Lubis, S.R., 2009. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mappa, T., Edy, H.J., dan Kojong, N. 49 Formulasi Gel Ekstrak Daun Sasaladahan (Peperomia pellucida (L.) H.B.K.) dan Uji Efektivitasnya Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Pharmacon, 2(2):49-55.
Nahdi, M.S., Marsono, D., Djohan, T.S., dan Baequni, M., 2014. Struktur Komunitas Tumbuhan dan Faktor Lingkungan di Lahan Kritis, Imogiri Yogyakarta. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(1):67-74.
Rahayu, M. dan Prawiroatmodo, S., 2005. Keanekaragaman Tanaman Pekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi, Pulau Wawoni-Sulawesi Tenggara. Jurnal Teknologi Lingkungan, P3TL-BPPT 6(2):360-364.
Rina, D.N., Chairul, dan Solfiyeni, 2012. Komposisi dan Struktur Tanaman Pekarangan Dataran Tinggi di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok. Jurnal Biologi Universitas Andalas, 1(2):144-149.
Setiawan, H. dan Qiptiyah, M., 2014. Kajian Etnobotani Masyarakat Adat Suku Moronene di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(2):107-117.
Simon, H., 2010. Dinamika Hutan Rakyat di Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Stoen, M.A., Moe, S.R., Camargo, S.L. dan Ricalde, 2009. Homegardens Sustain Crop Diversity and Improve Farm Resilience in Candelaria Loxitha, Oaxaca, Mexico. Human Ecology, 37(1):55-77.
Syahid, S.F., Syukur, C., Kristina, N.N., dan Pitono, J., 2012. Adaptasi Delapan Nomor Harapan Kunyit (C. domestica Vahl.) Toleran Naungan. Buletin Ballittro, 23(2):115-124.
Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, I.H., dan Wiroatmodjo, J., 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. BIOTROP-Gramedia, Jakarta.
Wiryono dan Lipranto, 2013. The Diversity of Locally Useful Plants in Batu Ampar Village Near Bukit Raja Mandara Protected Forest Area in South Bengkulu District. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 20(2):119-128.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18792
Article Metrics
Abstract views : 19539 | views : 21701Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats