Cover Image

KONDISI HABITAT DAN EKOSISTEM MANGROVE KECAMATAN SIMPANG PESAK, BELITUNG TIMUR UNTUK PENGEMBANGAN TAMBAK UDANG (Habitat Conditions and Mangrove Ecosystem in Simpang Pesak District, East Belitung for Development of Shrimp Pond)

https://doi.org/10.22146/jml.18725

Endang Juwita(1*), Kadarwan Soewardi(2), Yonvitner Yonvitner(3)

(1) Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.
(2) Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
(3) Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Kondisi habitat dan eksosistem mangrove menjadi aspek penting dalam pengembangan usaha perikanan budidaya di wilayah pesisir. Penelitian bertujuan untuk mengkaji kondisi habitat dan ekosistem mangrove berdasarkan kualitas perairan, tanah, dan vegetasi mangrove serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian dilakukan di empat desa Kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Belitung Timur pada bulan April – November 2013. Hasil penelitian menunjukkan kualitas air seperti salinitas 28–30, suhu 27–36 oC, pH 7–7,5, kecerahan 50–70, TSS 11–85 mg/L dan kekeruhan 0,91–46,00 NTU, yang rata-rata tidak melebihi ambang batas baku mutu untuk tambak udang dan biota laut, sedangkan kualitas tanah yaitu tekstur tanah (liat berpasir), pH tanah 4,8–6,8 dan bahan organik tanah 9–13% juga menunjukkan nilai yang tidak lebih dari ambang batas yang ditentukan. Kajian lainnya yaitu kondisi mangrove dengan kisaran indeks nilai penting 0–300 menunjukkan mangrove yang berperan dalam ekosistem tersebut dan dalam status mutu baik yang didukung dengan kerapatan 460 pohon/hektar. Oleh karena itu, nilai kerapatan yang tinggi dapat mendukung kegiatan pengembangan tambak udang yaitu dengan konsep ramah lingkungan (silvofisheries). Selain secara ekologi, secara sosial masyarakat juga mendukung pengembangan budidaya tambak udang (wawancara) dengan menyediakan (sewa) lahan dan tidak mengabaikan kerusakan lingkungan yaitu tetap mempertahankan mangrove.

ABSTRACT

This research discusses about conditions of habitats and mangrove ecosystems which become an important aspect to develop a good aquaculture in coastal areas. This study aims to analyze the condition of the habitat and mangrove ecosystem based on the quality of water, soil, vegetation of mangroves, and socio-economic conditions of the social community. The study was conducted in four villages in Simpang Pesak, East Belitung Regency from April to November 2013. The results showed the indicator for water quality such as salinity 28-30, temperature 27-36 oC, pH 7-7.5, visibility 50-70, TSS 11-85 mg/L and turbidity 0.91-46.00 NTU, are on average rate so it does not exceed the threshold quality standards for shrimp and marine life. Besides, the quality of the soil, which is indicated by the soil texture (sandy clay), soil pH 4.8-6.8 and soil organic matter 9-13% also showed that it was not exceed a specified threshold too. Advance studies represent mangrove condition with important value index range from 28.30-69.94 showed that mangrove hold an important role in these ecosystem and in good quality supported by the density of 460 trees/ha. Therefore, the value of high density can support the development of shrimp farming that have an environmentally friendly concepts (silvofisheries). Social community can also supports the development of aquaculture shrimp. Interview results showed community provides (lease) of land and try to preserve the mangrove condition to protect it from the environmental damage.


Keywords


habitat; mangrove; kerapatan; indeks nilai penting; important value index; water quality; soil quality; silvofisheries



References

Anonim, 2004. Kepmen LH No.201 Tahun 2004 Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove. Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.

Arif, A., 2003. Hutan Mangrove : Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta.

Bengen, D.G., 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-IPB. Bogor.

Bengen, D.,G., 2001. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL – Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Budihastuti, R., 2013. Pengaruh Penerapan Wanamina Terhadap Kualitas Lingkungan Tambak dan Pertumbuhan Udang di Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Bunyavejchewin, S., dan Nuyim, T., 2001. Litterfall Production in A Primary Mangrove Rhizophora apiculata Forest in Southern Thailand. Silviculture Research Report, 28-38.

Chanratchkool, P., Tumbull, J.S., Smith, S.J.S., Macrae, I.H., dan Limsuwan, C., 1998. Health Management in Shrimp Ponds (Third Edition). Aquatic Animal Health Research Institute. Kasetsart University Campus. Bangkok. 152p.

Effendi, H., 2000. Telaah Kualitas Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fachrul, M.F., 2006. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Giesen, W., Stephan, W., Max, Z., dan Liesbeth, S., 2007. Mangrove Guidebook For Southesth Asia. FAO and Wetlands International, Bangkok.

Kusmana, C., 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Neilan, A.E., Neil, S., Joan, B.V., dan David, J.W., 2001. Shrimp Aququlture : Economic Perspectives For Policy Development. Marine Policy, 25:265-279.

Noor, R., Y., Khazali, M., dan Suryadiputra, N., 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP. Bogor.

Pantjara, B., Aliman, Abdul, M., dan Utojo. 2006a. Kelayakan Lahan Pertambakan di Tanah Sulfat Masam, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur, 1(2):281-289.

Pantjara, B., Aliman, Markus, M., Daud, P., dan Utojo, 2006b. Kesesuaian dan Pengelolaan Lahan Budiaya Tambak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Riset Akuakultur, 1(1):131-141.

Poernomo, A., 1992. Pemilihan Lokasi Tambak Udang Berwawasan Lingkungan. Seri Pengembangan Hasil Penelitian No. PHP/KANPATEK/004/1992.

Rasidi, Brata, P., I Nyoman, R., dan Idil, A., 2013. Kondisi Lingkungan di Kawasan Pertambakan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan Strategi Pengelolaan Lingkungan Budidayanya. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.

Salahuddin, Chafid, P., dan Eko, S., 2012. Kajian Pencemaran Lingkungan di Tambak Udang Delta Mahakam. Teknosains, 2(1):32-47.

Smith, S.J.F., dan Matthew, R.P., 1998. Nutrient Budgets Intensive Shrimp Ponds : Implications For Sustainability. Aquaculture, 164:117-133.

Zamroni, Y. dan Immy, S.R., 2008. Produksi Serasah Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat. Biodiversitas, 9(4):284-287.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18725

Article Metrics

Abstract views : 6462 | views : 10263

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats